"Bisa gak Zahra minta ibu disini terus?"----Zahra.
***
Sejak kecil Zahra sangat suka melihat orang yang keluar negri. Menggemari beberapa kampus internasional, bahkan beberapa negara menjadi list impian Zahra nanti.
Selain Mekkah untuknya beribadah, Zahra ingin menuntut ilmu lebih dalam ke tempat yang belum ia kunjungi.
Salah satunya negara Jepang.
Untuk itu saat empat bulan yang lalu ada pendaftaran Olimpiade Internasional ke Tokyo Jepang. Tidak butuh waktu lama untuk ia memutuskan menjadi salah satu dari ribuan orang yang mendaftarnya.
Dan akhirnya, setelah tes wawancara kemarin. Dia dinyatakan lolos untuk mengikuti Olimpiade di Jepang langsung. Kelolosannya sudah didengar oleh satu sekolah.
Bahkan Zahra lagi-lagi menjadi perbincangan hangat di setiap koridor. Dari turun angkot, sampai benar-benar berada dikelas seperti sekarang.
Dorr!
"CONGRATULATIONS ZAHRA!!!"
Dengan perasaan terkejut, Zahra membekap mulut tak percaya melihat semua temannya bersorak heboh dengan kejutan tak terduga.
Zahra mulai menurunkan tangan yang menutupi mulut, senyumnya terlihat haru dan akhirnya mengucapkan terimakasih pada teman-temannya.
"Pasti kerjaan Fani kan?"
Fani yang tengah memegang dua buah balon di tangan langsung terbahak. Tanpa memberitahu, nyatanya Zahra sudah hafal dengan kelakuan Fani. Pernah satu kali Zahra menjuarai lomba sains nasional, dan saat itu Fani dan Shafa membuat rumah sepinya menjadi acara pesta mendadak, tanpa sepengetahuannya Fani juga mengundang teman sekelasnya saat itu. Dan akhirnya dia menghabiskan waktunya untuk berpesta pertama kali dalam hidupnya.
Dan kini akhirnya terjadi lagi, tanpa sepengetahuan Zahra, Fani me removenya di grup kelasnya sendiri. Dan dia tak sadar belum menjadi peserta dalam grup kelasnya lagi.
Akhirnya setelah acara kecil-kecilan yang diketuai Fani berjalan dengan lancar, perlahan selesai, Zahra sempat ikut piket kelas karena kelasnya lebih kotor dengan barang-barang kejutan tadi.
"Ra, lo kapan ke Jepangnya?" Zahra yang baru duduk langsung berbalik menatap Shafa. "Masih lama, sekitar dua bulan lagi."
"Mau ngapain lagi emang? Kan lo udah tes semua," timpal Fani.
"Tes TOEFL, itu wajib ada."
Mereka ber'oh ria. "Berarti lo kursus sambil sekolah?" Zahra mengangguk.
"Otak lo aman?" Angel ikut menimpali.
"Aman sih kayaknya."
Angel, Shafa dan Fani hanya tersenyum lalu mengangguk bersamaan. "Pinter banget temen gue."
***
"Segitu saja materi hari ini, ibu akhiri wassalamu'alaikum, wr. wb."
Mereka menjawab dengan lantang, banyak yang langsung pergi ke kantin ada juga yang membawa bekal. Namun berbeda dengan Zahra dan kawan-kawannya, sebelum ke kantin mereka kembali berkumpul di satu meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Princess.
Non-FictionSeperti mimpi, Zahra diterima menjadi salah satu siswa yang akan pergi untuk melakukan olimpiade di Tokyo Jepang. Gadis itu semakin terkenal disekolah. Pasalnya, selain otaknya yang pintar, wajah Zahra juga terpahat dengan sempurna. Sangat cantik. ...