3. MAWAR HITAM

1.4K 248 15
                                    

Sepulang sekolah, mengenakan mobil yang dihadiahkan sang ayah--Kay untuknya, Elgar dan Zora terlebih dahulu mengantarkan Leona pulang ke rumahnya. Akhir-akhir ini, gadis berhijab itu sering kali berangkat dan pulang sekolah bersama dengan Elgar dan Zora. Elgar tentu tidak keberatan, malah dirinya senang jika melihat Zora bahagia.

Sekedar informasi saja, Leona itu merupakan anak dari Moa. Kalian tentu masih mengingat Moa bukan? Jadi, tidak heran Zora dan Leona bersahabat layaknya kedua mama mereka sejak masa sekolah. Elgar sendiri pun sudah menganggap Leona sebagai adiknya, sama seperti Zora.

"Mampir dulu Bang, Ra, bunda ada di dalem tuh," ujar Leona.

"Lain kali aja Le, btw ntar sore jadi kan?" tanya Zora, mengurungkan niat Leo yang hendak membuka pintu mobil.

"Jadi dong, masa nggak," jawab gadis cantik berhijab itu.

"Mau kemana ntar sore?" tanya Elgar menyelidik.

"Ke toko buku," jawab kedua gadis itu serempak.

Elgar memutar bola mata malas. Alamat diri harus merelakan waktu sorenya untuk menemani kedua adiknya ini ke toko buku.

"Yaudah, gue duluan ya, makasih loh, tumpangannya," pamit Leo.

"Masama Le, masamaa," jawab Elgar. Leona terkekeh.

"Salam sama Bunda, lain kali kita mampir," ujar Zora yang langsung saja diangguki oleh Leona.

Setelah gadis cantik berhijab itu turun, Elgar dengan segera melajukan mobilnya meninggalkan kediaman Moa.

"Mau makan dulu sebelum pulang?" tanya Elgar pada sang adik.

"Mauuu, tapi makannya di toko Mama aja gimana?"

Elgar mengangguk, mengikuti kemauan adik kesayangannya itu.

Beberapa menit keduanya di landa keheningan. Zora sibuk dengan ponselnya, sedangkan Elgar fokus pada jalanan.

Elgar teringat sesuatu, ia menoleh ke arah Zora.

"Dek," panggilnya.

"Apa Bang, apa?" tanya Zora tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya.

"Mile itu, di kelas kek gimana?" tanya Elgar. Jujur, dirinya sangat penasaran dengan gadis itu.

Zora menatap Elgar mengerutkan kening. "Kenapa nanya? Suka lo ya, sama Mile?" tuduh Zora.

Elgar berdecak. "Penasaran aja gue," jawabnya.

Zora terlihat berpikir. "Keknya nggak cuma lo deh Bang, yang penasaran sama dia. Sekelas juga penasaran sama dia," ujarnya.

Elgar memelankan laju mobilnya. "Emang dia di kelas gimana? Masa nggak pernah berikteraksi sama kalian?"

"Nggak pernah Bang, kalaupun berinteraksi palingan dia ngomongnya sepatah kata doang, trus auranya dingin banget, pokoknya misterius deh," ujar Zora panjang lebar.

Elgar terdiam, memikirkan kemungkinan-kemungkinan tentang gadis misterius itu.

Pikiran Elgar membuyar kala mendengar Zora berdecak kesal.

"Kenapa?"

"Ck, ini mantan lo, neror gue mulu tau nggak. Minta dibantuin biar bisa balikan lagi sama lo," jawab Zora dengan raut kesal. Benar memang, akhir-akhir ini mantan-mantan kakaknya itu selalu saja menerornya untuk meminta bantuannya agar mereka bisa balikan dengan Elgar. Bahkan Zora sampai kualahan meladeni mereka.

Jika kalian berpikir Elgar sama seperti Kay, yaitu tidak pernah berpacaran sebelum mengenal Fay, maka kalian salah. Elgar itu berbeda, bahkan ia sudah berpacaran sejak SMP. Dan SMA ini, pria itu sudah mempunyai banyak mantan, mulai dari kakak kelas sampai adik kelasnya. Jelas saja, memang siapa yang sanggup menolak pesona putra sulung SkyFay ini?

KILLER SMILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang