5. MILE

1.2K 235 27
                                    

Duduk sembari merasakan dinginnya lantai yang menusuk, gadis itu merebahkan kepalanya di atas meja seraya memandang sebuah mawar hitam yang berada dalam sebuah kaca bening tepat di depan wajahnya.

Senyum manis yang senantiasa mengembang indah, mata yang terus saja menyorot lekat objek di depannya, tanpa sedikitpun berpaling ke arah lain. Sudah dua jam dirinya dalam posisi tersebut tanpa bergerak sedikit pun. Lengkungan bibirnya pun tidak pernah luntur barang sedikitpun. Ia sama sekali tidak menyentuh bunga tersebut, ia hanya memandangnya lekat. Pikirannya kosong, ditambah lagi kesunyian menyelimutinya.

"MILE!!"

Mendengar teriakan dari bawah sana, gadis bernama Mile itu mengangkat cepat kepalanya. Senyum di bibirnya lenyap sejenak, sebelum akhirnya ia bangkit dari duduknya, meninggalkan mawar hitam tersebut dengan senyum yang kembali mengembang.

Menyeret langkah menuruni tangga, senyum manisnya yang tidak pernah luntur, apalagi ketika mendapati kedua orang tuanya yang sudah duduk di sofa yang berada di sana.

Mile berjalan mendekat. Berdiri tepat di depan mereka dengan garis bibir yang sama sekali tidak pernah lurus.

Pria paruh baya itu berdecih, memalingkan wajahnya agar tidak menatap wajah putri semata wayangnya itu. Alex bangkit dari duduknya, berjalan menghampiri Mile seraya tersenyum miring.

Plakk

Sebuah tamparan keras mendarat mulus di pipi gadis berambut pendek itu. Akan tetapi, ia sama sekali tidak meringis, bahkan setelah mendapat tamparan hebat dari sang ayah, Mile kembali meluruskan kepalanya dengan senyum yang sama sekali tidak pernah luntur.

"ANAK TIDAK BERGUNA!!"

Bugh

Alex melayangkan bogeman tepat di sudut bibir Mile tanpa belas kasih. Gadis itu bahkan sampai tersungkur ke belakang dengan sudut bibir yang robek serta darah yang mengalir. Lagi, tidak ada ringisan ataupun tangisan. Yang ada hanya senyum yang mengembang indah, seolah dirinya baru saja mendapatkan sebuah hadiah.

Alex kembali ke tempat duduknya dengan nafas yang memburu. Ia menatap sang istri--Victory dengan senyum miring seraya berbisik.

"Giliranmu, Vic."

Wanita paruh baya itu terkekeh. Bangkit dari duduknya mendekati Mile yang masih terduduk di lantai.

Victory tersenyum manis, tanpa aba-aba ia menarik kuat rambut pendek Mile sehingga membuat kepala gadis itu mendongak.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Victory kepada sang anak seolah mengejek.

Senyum Mile semakin mengembang, seolah memperlihatkan jika dirinya tengah baik-baik saja.

Bukannya senang melihat sang putri tersenyum, Victory menatapnya tajam dengan nafas yang memburu hebat.

"ANAK SIALAN! ASAL KAMU TAU SAJA, KAMI TIDAK MENGINGINKAN KEHADIRANMU!!"

Plak

Bugh

Prang

Brakk

Tubuh Mile terjatuh lunglai dengan darah segar yang mengalir di sudut bibir serta pelipis. Lagi, dirinya tersenyum, merasakan kebas pada pipinya, kepala pening akibat terbentur sudut meja, pecahan vas kaca yang menancap tepat di punggung tangannya, serta pelipis yang terasa robek akibat pukulan hebat dari tas mewah milik Victory.

Victory tersenyum puas, bak malaikat maut yang sama sekali tidak mempunyai hati.

"Puas, honey?" tanya Alex seraya tersenyum miring.

KILLER SMILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang