Vote vote vote!
Tiap bacain kolom komentar tuh rasanya seneng banget loh, eheheHappy reading yah ❤
•••
Prilly
Entah kali ini sudah berapa kali aku memastikan penampilanku didepan cermin. Sungguh, aku merasa was was apakah dengan penampilanku seperti ini tidak akan membuat Ali malu karena sudah membawaku nantinya. Kebaya modern, dengan tatanan rambut yang sengaja ku atur sederhana dilengkapi riasan tipis. Sudah hanya itu saja.
"Belum beres juga rapi rapinya, sayang?" Aku seketika menoleh dan menemukan Bunda sudah berdiri pada ambang pintu kamar, kemudian beliau menatap kearahku seperti meneliti penampilanku. Hal itu membuat aku merasa menjadi kurang percaya diri. "Sudah rapi plus cantik begini, masih perlu ditambahin apa lagi?"
Astaga, Bunda ini memang pandai sekali mengembalikan mood anak anaknya. Aku yang tadinya merasa gugup dan sempat down, kini tak lagi kurasakan hal itu.
"Yang bener bund? Prilly masih merasa kurang percaya diri aja makanya belum turun."
Aku mengeluh pada Bunda, ya bagaimana pun nantinya baik aku dan Ali tentu banyak bertemu dengan orang banyak. Apalagi mengingat bahwa nanti Ali juga pasti bertemu teman dekatnya dulu. Aku hanya tak mau mempermalukan Ali.
Kemudian tanpa ku duga, Bunda melangkah ke arah meja rias seperti tengah mencari sesuatu. Kemudian tangan beliau terulur mengambil sebuah jepit rambut dan melihat ke arah ku guna memakaikannya pada sisi rambut ku.
"Nah, gini jadi lebih baik," puji Bunda setelah menyematkan jepit rambut tersebut. Kemudian aku pun melihat hasilnya pada kaca yang tersedia. Dan sepertinya pilihan Bunda tak pernah salah dalam hal apapun. "Cantiknya kelihatan. Ayo, Nak Ali sudah nunggu hampir 30 menit lho." Beliau mengatakannya sambil menarik lenganku untuk segera keluar dan turun kebawah.
Menuruni anak tangga, aku dan Bunda sampai dimana tempat Ali duduk menunggu. Dan disaat dia menatap ke arahku, entah hanya perasaanku saja atau memang nyata, sepertinya Ali terlalu intens saat menatapku. Sehingga tentu saja aku merasa malu sudah diperhatikan sedemikian hingga.
"Pulangnya jangan larut larut ya, Nak."
Mama selalu berpesan kepada siapapun orang yang mengajakku keluar dimalam hari. Sekalipun orang yang keluar denganku adalah Arsyad, beliau tetap menyuarakan kalimat itu.
Ngomong ngomong saat ini aku berada dirumah Ayah dan Bunda. Tadi kebetulan ada beberapa hal yang harus aku urus dengan Bunda terkait catering makanan yang akan kami gunakan saat acara pertunangan nanti. Sehingga tentu saja, aku sekalian berencana menginap dirumah Orang tuaku malam ini. Lagian, mengingat jika Ali harus mengantarku kembali ke rumahku, maka ia butuh menghabiskan waktu cukup lama diperjalanan.
Setelah rampung berpamitan, kami segera berangkat meluncur ke tempat dimana resepsi teman Ali digelar. Disebuah alamat, yang pastinya aku tak bergitu tahu. Sebenarnya Ali sudah pernah mengatakannya, namun ya jangan salahkan memoriku yang tak pandai mengingat ucapannya beberapa hari yang lalu.
"Penampilanku gak aneh kan Li buat dilihat? Aku gak mau bikin kamu jadi malu karena udah bawa aku." Aku mengatakannya hanya ingin mengkonfirmasi Ali tak keberatan bahwa penampilanku seperti ini adanya.
"Apanya yang bikin malu, kamu cantik."
Rasanya ada kebahagiaan sendiri yang aku rasakan saat mendengar Ali mengatakannya. Mendapat pujian, disaat aku tengah merasa hilang kepercayaan diri. Ya kuharap Ali jujur akan pernyataannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/268106878-288-k858923.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
We're Engaged [COMPLETED]
Romansa(Follow dulu sebelum membaca, adalah salah satu sikap dari pembaca yang cerdas 👌) Pertemuan pertama antara dua orang asing, namun keduanya sudah diharuskan menentukan tanggal pertunangan hingga memikirkan konsep rancangan pernikahan. Nyatanya kala...