Sebelas : Love this Trip

1K 149 21
                                    

Tap Vote jangan sampai lupaaa!!!
Happy reading ❤

•••

Prilly

Mood yang sedang tidak baik benar benar menganggu kegiatan bekerjaku dikantor. Hari ini aku menerima surat tugas yang harus membuatku pergi mengikuti sebuah seminar diluar kota. Harusnya aku senang, bahkan lembur yang harusnya aku lakukan malam ini tak perlu ku lakukan atas titah dari atasan. Namun, lagi lagi aku harus mengingat kata seharusnya. Karena faktanya aku malah sangat tidak ingin berangkat. Hanya karena seseorang yang juga akan ikut berangkat denganku dan yang lain adalah sosok manusia yang bagiku sudah tak perlu lagi berurusan dengannya.

Mobil yang ku kendarai akhirnya tiba memasuki halaman rumah Ayah dan Bunda. Sebab jika aku pulang kerumah dan berakhir sendirian disana, maka itu tak akan mampu memperbaiki moodku. Takutnya yang ada malah memperparah saja. Alasan lainnya, bagiku setiap ada tugas yang mengharuskanku keluar kota, aku membiasakan diri untuk menginap disini. Ya, anggap saja seperti kebiasaan anehku.

Mataku tak sengaja menjumpai sebuah kendaraan lain yang tak asing terparkir juga disana. Sedikit tak menyangka bahwa Ali ternyata datang kesini. Untuk apanya, tentu saja aku belum tahu. Seingatku tadi pagi ia hanya sempat mengirimkan pesan menawarkan untuk menjemputku namun kutolak karena aku sudah pergi berkendara sendiri, lagian aku juga masih sangat ingat akan agenda lembur yang harusnya aku lakukan tetapi tak jadi. Namun seingatku juga ia tak mengatakan apapun terkait rencananya kalau ia berniat kemari, mengunjungi kedua orang tuaku. Mungkinkah ini salah satu jalan baginya untuk melakukan pendekatan terhadap keluargaku?

Aku tertawa lebar mengingatnya, sebab jika dia sudah menjadi manusia peka harusnya ia tahu bahwa hal kecil seperti tak perlu ia lakukan hanya demi memperoleh perhatian keluargaku. Karena fakta yang ada, meskipun Ali hanya diam ditempat pun kedua orang tuaku sudah memberinya kepercayaan penuh.

"Assalamualaikum," seruku pelan saat berhasil memasuki rumah. Dan sepertinya kedatanganku kemari cukup mengagetkan Ali yang tadinya tengah berbincang dengan Ayah, lihat saja ekspresinya yang sekarang ini tersenyum tak menyangka aku akan tiba sekarang ini.

"Waalaikumsallam nak, wah kebetulan kamu kesini mumpung ada Ali nih." Ayah menjawabnya sambil berdiri, sehingga aku berjalan menghampirinya untuk menyalaminya. "Tumbenan kamu kesini, ini masih hari rabu lho."

Aku tersenyum, "aku keatas bersih bersih dulu ya Yah, nanti Prilly kasih tahu setelahnya."

"Yaudah iya, nanti biar sekalian Ayah kasih tahu Bunda buat bikinin minum dan siapin makan untuk kalian berdua."

Aku mengangguk, dan sebelum berlalu aku sempat pamit terhadapnya. "Aku keatas bersih bersih dulu ya Mas."

"Ah ya, silahkan."

Aku cukup mampu menahan tertawaku saat tadi Ali sepertinya tengah melamun, namun suaraku mengagetkannya. Aku pun berlalu ke atas menuju kamarku. Meninggalkannya yang saat ini berhasil digoda oleh Ayah karena tertangkap basah melamunkanku dihadapan beliau. Lucu, bukan.

Memasuki kamar aku segera mencari baju ganti dan segera menuju kamar mandi. Tadinya aku ingin berendam mengingat kepalaku yang sebelumnya perlu di dinginkan. Tetapi mengingat Ali ada dibawah, aku tentu merasa kasihan jika harus membuatnya menungguku lama.

Selesai bebenah akupun turun, dengan pakaian piyama yang memang menjadi pakaianku sehari hari jika disini. Lagian, akupun yakin Ali tak akan memintaku pergi keluar, jadi ya sekalian saja kan. Begitu sampai, ternyata semuanya berkumpul diruang tamu termasuk Bunda namun pengecualian bagi Arshad. Ya itu aku sudah faham, pasti anak itu masih sibuk diluar apalagi weekedays begini. Biasa, aku mengerti karena dulu pun ketika seusia dirinya jiwa anak muda ingin melakukan ini dan itu tentu mendominasi. Ya bedanya kedua orang tua kami tak memberikan izin sebebas Arshad kali ini untukku dulu, apalagi alasannya jika bukan karena aku adalah perempuan.

We're Engaged [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang