Selamat membaca(❍ᴥ❍ʋ)
❀❀❀
Setelah kejadian yang tak terduga itu terjadi Stella segera membawa Violla menuju Adams Hopital rumah sakit milik keluarga Adams, dan langsung masuk ruang UGD untuk di tangani.
Stella yang masih menangis mencoba menghubungi sang suami Adrian.
"Adrian?!, V-vio dia... dia...di rumah sakit Dri cepat kemari hiks... hiks d-dia tadi sempat ingin di culik Dri hiks... hiks" Stella dengan sesegukan menjelaskan yang terjadi dan menyuruh sang suami datang.
Stella pun menutup pnggilan dan duduk sambil menangis lalu berdoa agar sang putri dapat selamat dan baik baik saja.
❀❀❀
Adrian yang menyetir sendiri membuat kalang kabut para pengguna jalan, karena menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi dan salip menyalip kendaraan, bahkan Arga sang tangan kanan pun sampai kehilangan jejak Adrian. para bodyguard yang mengikuti dari belakang pun sama halnya.
Adrian pun sampai di Adams hospital dengan parkir sembarangan, langsung berlari ke UGD dan menemukan para bodyguard berjaga lalu sang istri yang menunduk tengah menangis sambil duduk.
Stella yang mendengar langkah seseorang mendekat, mendongakan kepalanya dan saat melihat sang suami Stella pun menghambur ke dalam dekapan suami nya, Adrian pun menenangkan sang istri sambil membisikan bahwa Violla anak yang kuat.
"ini salahku yang telat datang menjemput Vio, jadinya seperti ini" Stella terus menyalahkan dirinya yang telat menjemput sang putri.
"ssshht, tidak itu bukan salah mu, seharusnya aku tetap menetapkan bodyguard di sisi Vio saat di sekolah, maafkan aku tidak bisa menjaga putri kita" ujar Adrian dengan penuh penyesalan.
keduanya terdiam dengan pikiran masing masing sampai satu jam berlalu, akhirnya tanda lampu merah di atas pintu menjadi hijau yang awalnya merah, menandakan penanganan terhadap pasien sudah selesai. dokter dan para perawatpun keluar, membuat sepasang suami itu mendekati sang dokter.
"gimana keadaan putri saya dok?" Adrian bertanya sambil mendekap sang istri.
"putri anda mengalami gegar otak ringan, tetapi putri anda harus tetap di pantau takutnya ada pandarahan dalam di otaknya, lalu luka pada pelipisnya hanya luka ringan dan saat ini putri anda akan di pindahkan ke ruang rawat" saat sang dokter selesai menjelaskan pintu ruang UGD terbuka, dan tampak Violla yang belum sadar dengan perban di kepala dengan wajah pucat.
Stella yang melihat keadaan putrinya menangis kembali dalam pelukan Adrian.
"pindahkan ke ruangan VVIP" ujar Adrian sambil terus menguatkan sang istri, dokter yang mendengarnya pun mengangguk dan pamit untuk pergi ke ruangannya.
mereka pun mengikuti brankar yang membawa Violla ke ruangan VVIP.
"sayang, aku ada urusan sebentar, kamu nggak apa apa aku tinggal?" Adrian berujar.
"Iya, ga apa apa, oh iya Nathan sama Brian?"
"mereka sudah di jemput, mungkin sebentar lagi datang" Adrian pun mendekat ke arah brankar Violla dan mencium kening nya dan pamit pergi.
❀❀❀
Violla POV
Aku membuka mata perlahan, yang kulihat adalah ruangan bercat putih dan bau obat obatan.
"sayang, Vio kamu udah bangun?" Suara mommy terdengar khawatir, ahh aku pun ingat kejadian dimana aku hampir di culik dan berakhir terjatuh dengan kepala terbentur dan semuanya gelap.
aku pun mencoba bangun namun, kepalaku tiba tiba pusing
"mommy kepala Vio sakit""Vio nggak boleh bangun dulu, nanti tambah sakit" ujar mommy sambil membantu ku tidur dengan posisi nyaman.
Tapi entah kenapa mengingat aku hampir di culik dan kepala ku terbentur, membuat ku takut dan tanpa sadar aku menangis.
"ssstt, sayang nggak apa apa, jangan takut sekarang kamu aman" mommy mendekapku dengan hati hati.
"takut mom" hanya itu yang ku katakan, yang ku takut kan bukan lah kejadian penculikan itu, tapi aku yang tidak bisa lagi bersama keluarga lengkap yang baru kurasakan, kasih sayang orang tua lengkap dengan kakak kakak yang menyayangiku, aku takut tidak bisa melihat mereka lagi. dan aku bersyukur itu bukan lah akhir dari kehidupan ku yang kedua dan masih selamat.
tiba tiba pintu terbuka dan muncul kak Nathan dan kak Brian dengan masih memakai seragam sekolah mereka.
Violla POV end
"Vio!" Ujar Nathan dan Brian berbarengan saat memasuki ruangan dimana Violla dirawat, dan mendekati kasur yang tengah ditempati Violla, dengan sang mommy yang sedang duduk di samping Violla.
"huhuhu princess nya Brian nggak apa apa?" Brian sambil menangis.
"ada yang sakit nggak?" Nathan bertanya dengan mata berkaca kaca melihat keadaan sang adik yang di perban di kepala serta berwajah pucat.
Violla yang melihat kakak kakak nya hanya menjawab "pusing" dengan berkaca kaca.
Stella yang melihat nya pun menyuruh Nathan dan Brian mengganti pakaian yang sudah di bawakan oleh anak buah Adrian, mereka pun menurutinya sementara Stella menidurkan Violla untuk beristirahat kembali.
❀❀❀
setelah berpamitan dengan Violla dan sang istri Adrian sekarang sedang berada di markas untuk memberikan tugas pada anak buahnya.
sesampainya di markas anak buah Adrian sudah berjejer menyambut Adrian yang sudah keluar dari mobil diikuti Arga di belakangnya, dan langsung menuju ruangan dengan meja yang besar dan senjata senjata yang berada di dinding.
Adrian pun duduk di meja paling ujung dengan wajah dingin, dengan sisi kanan dan kiri sudah di isi oleh orang orang kepercayannya, sekitar 6 orang termasuk Arga.
"selidiki orang yang ingin menculik putriku dan selidiki juga cctv di sekitar sekolahan putri ku"
"ah satu lagi, selidiki juga Wiliam"
"tapi bukannya orang itu tidak akan berani seperti dulu?" ujar salah satu orang kepercayaan Adrian yang bernama Stefan.
"itu dulu, tapi sekarang mungkin beda lagi" ujar orang yang bernama Tomy sambil membetulkan kaca matanya.
"Hhmm ada betulnya juga, mungkin dulu karena perusahaan nya di hancurkan jadi dia tidak punya kekuatan, tapi siapa tau sekarang mungkin dia mulai bergerak" ujar orang yang bernama Liam.
"jadi gimana bos?, di pantau atau tidak?" Ujar pria dengan rambut hitam yang bernama Deon.
Adrian pun tampak berfikir lalu berkata "pantau saja, aku tidak ingin kecolongan lagi, lalu siapkan orang yang paling tangguh untuk mengawal putri ku"
"tapi bukannya nona Violla tidak mau pakai bodyguard?" Ujar Aaron kembaran Deon.
Adrian yang mendengarnya pun hanya menghela nafas, putrinya Vio tidak mau terus di kawal di sekolah.
"kalau begitu biar aku pikirkan nanti, aku akan kembali ke rumah sakit. Kalian selidiki wanita itu dan pantau Wiliam"
setelah itu Adrian pun kembali ke rumah sakit di mana Violla di rawat.
sedangkan di belahan dunia lain
Gideon yang saat itu ada di Amerika dan sedang mengerjakan berkas di kejutkan oleh laporan anak buahnya, yang mengatakan Violla hampir jadi korban penculikan pun langsung pergi meninggalkan pekerjaan nya dan terbang dari Amerika ke Indonesia menggunakan pesawat pribadi.❀❀❀
terima kasih bagi yang sudah membaca cerita saya yang masih banyak kekurangan ini♡´・ᴗ・'♡.
Bagi yang sudah vote juga terima kasih banyak ( ˘ ³˘)♥︎
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth : Story of Violla
Teen FictionViolla Gabriella atau bisa dipanggil Vio adalah seorang gadis yang tinggal di panti asuhan karena kedua orang tuanya meninggal saat Vio masih umur 2 tahun. kini Vio berumur 15 tahun dan masih tinggal di panti asuhan serta bersekolah dari beasiswa ya...