Trip Ke Jogja Part 1

2K 505 371
                                    




Ada yang berasal dari kota Jogja?

Ada yang jatuh cinta sama kota Jogja?

Atau, ada yang punya kenangan tidak terlupakan dengan kota Jogja?

Barista lagi ikutan Mas Arya sama Adinda pulang kampung, gimana hebohnya kira-kira?  wkwkwk yuk sini absen dulu, voter keberapa kalian?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Barista lagi ikutan Mas Arya sama Adinda pulang kampung, gimana hebohnya kira-kira? wkwkwk yuk sini absen dulu, voter keberapa kalian?











Nah, sesuai sama judulnya, sepertinya akan lebih enak jika langsung menjurus pada permasalahan yang ada. Coba sini, Barista mau tahu kira-kira apa yang kalian pikirkan tentang liburan? Liburan itu menyenangkan, pasti. Jimmy gak akan membantah. Liburan itu menyegarkan pikirkan, Vincent juga bakal jadi anggota nomor satu yang menjunjung tinggi prinsip ini. Liburan itu bersahabat dan mengeksplore pengalaman baru. Geska yang anak pecinta alam, kalau bisa ngetrip tiap hari sudah pasti bakal berangkat setiap hari.

         Tapi ya tidak setiap hari juga, sih. Takut diomeli kak Verly, kalau uang bulanan dipotong karena kebanyakan liburan, kan ya bikin pusing. Prinsip-prinsip yang hanya menitik beratkan pada senangnya dari pada susahnya memang selalu digembar-gemborkan oleh yang paling muda. Sedangkan barisan yang tua-tua, eh salah. Maksudnya barisan yang senior-senior sudah pusing bagaimana membuat trip ini terasa senang, menenangkan dan tidak membuat stress di tengah-tengah perjalanan.

         Uang sakunya, uang makan, bensin, persewaan kendaraan, persewaan hotel, belum nanti ibu kosan dan bapak kosan seakan membangun sebuah unity untuk bergandengan tangan meminta oleh-oleh dengan segenap hati. Haduh, baru dipikirkan belum dilaksanakan sudah pening berlarian ke mana-mana...dompetnya.

         Arya sepertinya sudah menghubungi beberapa persewaan mobil vans, sebab ya tahu sendiri. Ini kalau tujuh orang naik mobil keluarga biasa cukup-cukup aja. Barang bawaannya ini lho, yang pasti bersesakkan di dalam mobil. Terlebih Levi juga setuju kalau mobilnya lebih besar, bisa tidur. Sementara Juna dan Aditya nurut-nurut aja sama dua kakaknya. Di suruh pergi ke sana ayok, ngecek rekomendasi tempat yang bisa dikunjungi juga oke. Menyewa kamera juga tidak masalah. Nah, kalau tempat tinggal semua orang setuju bakal menetap di rumah mas Arya saja dari pada menginap. Lebih hemat, efisien, meskipun merepotkan setengah mati.

         Arya juga tidak masalah, asalkan beberapa peraturan tetep dipatuhi. Jam sepuluh malam sudah harus di rumah, tidak boleh bertingkah yang aneh-aneh. Hidup di desa sudah pasti berbeda dengan suasana bebas lingkungan mahasiswa. Ini fakta. Jadi selama mereka bisa menjaga sikap, keluarga Arya malah senang kok kalau rumahnya jadi ramai.

         "Cecil jadi ikut pergi, Ges?" tanya Arya

         Geska mengangguk, wajahnya menahan senyuman malu. "Jadi, mas."

         "Sudah dikasih tahu kita mau berangkat jam berapa?"

         "Sudah, tadi baru saja Geska telpon, katanya sudah perjalanan ke sini diantar teman kosnya."

Katanya Mahasiswa(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang