Trip Ke Jogja part 2

2.3K 448 366
                                    


Kerecehan mereka di Jogja masih panjaang wkwkwkw
Jadi voter ke berapa nih?

Oh iya, visual Adinda sama Cecil belum pernah up di wp. Aku yakin udah banyak yang nebak visual Adinda, sih wkwkwkw tapi buat yang belum hapal, boleh nih kenalan dulu sama dua-duanya

 Aku yakin udah banyak yang nebak visual Adinda, sih wkwkwkw tapi buat yang belum hapal, boleh nih kenalan dulu sama dua-duanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


        Tidak jauh berbeda dengan permulaan hari dalam novel-novel romansa klasik yang menggambarkan suasana matahari cerah, semilir angin segar yang berasal dari daratan tinggi pinus, lalu ditambah dengan cuitan burung yang berlalu lalang sebelum...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










        Tidak jauh berbeda dengan permulaan hari dalam novel-novel romansa klasik yang menggambarkan suasana matahari cerah, semilir angin segar yang berasal dari daratan tinggi pinus, lalu ditambah dengan cuitan burung yang berlalu lalang sebelum akhirnya bertengger pada ranting pohon di depan jendela persegi.

            Sayangnya, di rumah Arya tidak ada burung pipit atau pemandangan kota dengan tembok batu bata merah yang ditata ketika membuka jendela kamar di pagi hari. Bukan juga suara cuitan burung merdu yang menyongsong sinar matahari. Yang ada malah suara ayam jago berkokok sejak jam empat pagi, sampai rasanya Aditya berhasil menjelma jadi panda jadi-jadian sambil rebahan dan menggeser timeline media sosial.

            "Pagi-pagi sudah main hape, bukannya cuci muka dulu," kata Arya yang melihat ruangan kamarnya sudah menjelma seperti pos pantau keamanan dengan kasur tambahan dan juga koper dan tas yang disebar ala kadarnya.

            Aditya melirik Arya dengan ekspresi datar—bahkan lebih ke horror seperti gagal casting jadi figuran sirkus rumah hantu. "Ya gimana mau bangun dengan semangat, tidur saja tidak nyenyak," kritik Adit, lalu menggulirkan tatapan pada ponselnya lagi. "Mas Arya punya himpunan perkumpulan ayam jago, ya?" Sekarang nada bicara Adit terlihat kesalnya sementara Arya tertawa saja. "Sumpah, berisik banget kayak trio ucup lagi rebutan cireng."

            Kalau Arya yang memang terbiasa bangun pagi, terlebih kalau di rumah begini. Rasanya sudah terprogram otomatis jam lima membuka mata. Apalagi sudah lama tidak pulang, Arya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk makan cakue dan kopi panas di teras belakang sambil lihatin Bapak memberi makan ayam-ayamnya.

            "Siapa juga yang berisik." Jimmy ikutan menimpali dengan suara serak sebab masih mengumpulkan pasokan nyawa.

            Namun di sana, sudah mengalungkan handuk hendak mandi dan merasa cukup gerah sebab baru saja membantu Bapak di halaman belakang mindahin pot bunga, Arya malah terhibur dengan ini. "Ya sekali-sekali biar bangun pagi, memperbaiki jam tidur," jedanya lalu melihat kea rah Juna yang masih tidur lelap menggunakan beanie yang ditutup sampai pangkal hidung, dengan suara dengkur yang cukup menggetarkan. "Lihat, Juna saja tidur dengan nyenyak sampai mendengkur. Tidak ada masalah sama ayam jago berkokok."

Katanya Mahasiswa(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang