Karena Adnan ada manggung di event fakultas dia, jadinya gue disuruhnya nonton, bareng Gema aja katanya. So, yaudah gue ajak nih anak buat nemenin gue, sekalian hunting makanan di stand-stand makanannya gitu kan.
Trus band-nya Adnan, 'Guns trigger' tampil bawain lagu still into you punyanya Paramore. Dannnn tebak apa yang paling jadi surprise? Ternyata Adnan yang jadi vokalisnya! Asik banget gak tuh. Penontonnya pada teriak, gatau karena suaranya atau karena visualnya Adnan.
Tapi entah kenapa, bukannya gue geer atau gimana, tapi beneran deh matanya si bassist yang hari ini jadi vokalis ngeliatin kearah gue terus, terlebih pas bagian 'I'm still into you'.
"Ge!"
"Apa?" Gema yang lagi asik ikut nyanyi jadi berhenti bentar pas gue panggil.
"Liat matanya si Adnan ngeliatin apa sih daritadi?"
Gema mencoba mengikuti arah pandang matanya Adnan. Kemudian dia noleh ke gue. "Gak keliatan." katanya.
"Liatin lagi, Ge! Itu dia natapnya ke gue mulu nggak sih?"
Gema kembali mencari tujuan kemana arah pandang mata Adnan.
"Bener lo, dia ngeliatin lo."
"Sumpah demi apa?!"
"Samperin dah ke panggung, ajakin duet."
"Udah gila!"
Mata gue kemudian gak bisa lepas dari sosok yang lagi nyanyi di depan sampai lagunya selesai.
—
"Beli martabak manis dulu, Nav." pas jam isoma, gue kembali nemenin Gema keliling nyobain makanan. Untung gue ditraktirnya corndog tiga tusuk. Kalo enggak mana mau gue nemenin.
Pas lagi asik-asik keliling, tiba-tiba ada yang muter bahu gue dengan kasar dari arah belakang.
"Lo yang namanya Navia?!" tanya mbak-mbak yang sekarang ada dihadapan gue.
"Iya. Kenapa ya?"
"Jauhin Adnan!" bahu gue kembali dianiaya.
Sesaat kemudian gue sadar, oh ini dia si medusa. So, here we go.
"Maaf mbak, jangan kasar-kasar mainnya." kata Gema mencoba menengahi.
Tapi gue ngerasa tertantang dong. Hm, mari kita ajak main si medusa ini.
"Lah, lo siapa ya bisa seenaknya nyuruh gue jauhin Adnan? Gue pacarnya, kenapa gue harus jauhin dia?" bales gue.
"Gue tunangannya!" suaranya makin tinggi.
"Jangan halu mbak, pacar gue gak pernah tunangan sama siapa-siapa."
"Lo tuh—"
"NAVIA!" rambut gue dijambak dong anjrit!!!
"Aaakkk—anjing lepasin!"
Gema disamping gue mencoba ngelepasin jambakan si medusa ini, tapi malah kalah kuat woi.
"Ge-Gema tolongin gue!!" gue masih nahanin sakit, rambut gue serasa mau kecabut dari akarnya. Gue bales dia kok, tapi asli deh tenaganya lebih gede ngalah-ngalahin atlet tarik tambang. Gak heran deh Adnan sampe manggil dia nenek lampir.
"AKk—bangsat!" jambakannya terlepas. Sekarang dia malah megang pergelangan tangannya yang pas gue liat, ada bekas gigitan yang cukup dalam disana.
Gue menatap Gema, dan bilang 'Lo apain?' tanpa suara.
"Anjing liar mesti dibales sama macan, ya nggak mbak?" kata si Gema. Medusa menatapnya kesal, kayak mau nelen orang.
"Rawr!" Gema parodi jadi maung di depan medusa ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
For My First Love [Haechan Ryujin Hyunjin]
FanfictionSatu kampus dengan 'jodoh masa kecil' dan gitaris band terkenal semasa SMA, kira-kira Navia berakhir dengan siapa? © 2021 by aleivera