"Gimana acara lo kemarin? Lancar?"
"Lumayan. Ada satu dua keluarganya yang gak percaya dan ngirain gue nih cuma temen deketnya si Adnan aja. Tapi banyakkan yang percaya kok." jelas gue ke Gema yang sama-sama lagi makan di kantin.
"Bagus deh. CLBK gak tuh?"
"Enggak! Gue udah move on, jangan mancing-mancing lo!"
Gema ketawa. "CLBK emang singkatannya apa?" tanya dia.
Gue cuma ngangkat bahu.
"Cinta Lama Bagusnya Kelar."
Gue noleh ke dia. Ikut-ikutan ketawa. Emang sakit nih anak.
"Bisa bisaa."
"Btw gue ada tiket nonton gratis, caw gak?" tawar Gema sambil mencomot wortel yang gue pinggirkan di nampan nasi.
Gue bingung, ini dia jadi calo tiket apa gimana. Kok kayaknya semua tiket pada gratis di dia?
"Sama siapa aja?"
"Tiketnya cuma dua, yakali gue ajak sekampung."
Gue mengangkat alis sebelah. Gema emang sering ngajak gue nonton konser bareng, shopping bareng, atau masuk rumah hantu bareng. Tapi ga pernah tuh dia ngajak gue nonton. Kayak.. ini ajakkan dia yang pertama. Pantaskah gue curiga?
"Ada maksud terselubung apa lo?"
"Yaelah, kagak ada maksud apa-apa suer dah. Ini sebagai bentuk balas budi,"
"Balas budi emang gue pernah nyelamatin lo jatuh dari gedung?"
"Balas budi karena lo udah mau nolongin gue bantuin Adnan."
"Lah kalo gitu kenapa gak Adnan aja yang ngajak? Kenapa lo banget?"
"Oh, yaudah kalo gitu ntar gue telp-"
"Eh, jangan!" gue narik hape Gema. Mau macem-macem nih anak.
"Ini tiketnya dari Adnan, dia nyuruh gue nonton bareng lo sebagai bayaran."
Udah kayak cewek sewaan gue, kesel deh.
"Y-yaudah boleh dah, kapan?"
"Lo maunya kapan?"
"Lah kok nanya gue? Bukannya tiketnya udah di lo?"
"Ini tiketnya belom dibeli, astaga. Baru dikasih uangnya. Duh, gue tampol lu!"
"Rabu aja rabu, kita gak ada kelas kan?"
Gema mikir bentar. "Oke, rabu ya. Kosongin jadwal lo."
"Iyee."
-
"Assalamualaikum, Navia. Mau ganggu bentar nih," kalimat pertama yang gue denger saat gue ngangkat panggilan telepon dari nomor Adnan.
"Waalaikumsalam, kenapa Nan?"
"Hari ini nyokap ngajakin lunch bareng sekalian gathering dirumah, lo boleh bantuin gue lagi nggak?"
Ini maksudnya.. jadi pacar pura-puranya Adnan lagi?
"Kapan acaranya?"
"Nanti kalo bisa gue jemput lo jam 10."
Astaga, hari ini kan gue ada janji mau nonton bareng si Gema.
"Halo, Navia? You still there?"
"Hari ini gue m-"
"Anan, sini mana pacarnya, mama mau ngomong."
Terdengar suara mamanya Adnan yang kini memenuhi indra pendengaran gue.
"Halo sayang, Navia ya?"
"H-halo tante. Tante apa kabar?"
Baguslah, karena sebelumnya pas ketemu gue udah lumayan ngerasa nyaman pas diajak ngobrol sama mamanya Adnan, jadinya gak terlalu awkward.
"Alhamdulillah, baik sayang. Kamu datang kan ya siang ini? Tante masak banyak, sekalian mau arisan keluarga."
Mau nolak tapi sumpah gue gak enak.
"Ehm.. iya tante, nanti Navia datang bareng Anan."
"Oke, bagus kalo gitu. Biar si Anan kenalin pacarnya ke tante-tantenya yang kemarin gak datang waktu kondangan."
Gue cuma ketawa pelan.
"Yaudah, tante lanjut masak dulu ya. Nan, ambil ini hapenya masih idup!"
Kemudian balik lagi suara Adnan.
"Mau, Nav?"
"Iya, Nan. Nanti jemput ya?"
Kedengeran helaan napas lega diujung telepon sana. "Makasih ya, Nav. Makasiiih banget." jawabnya.
-
09.45 a.m.
Udah dari jam 8 pagi gue telponin si Gema, tapi anaknya gak ngangkat-ngangkat. Udah gue chat juga, tapi malah centang satu. Nih orang kemana sih, giliran genting malah gak muncul.
"Duh, Gema angkat dong!"
Sampailah panggilan kesepuluh, telepon gue baru diterima.
"Ha-"
"Lo dimana?!" serobot gue pas kedengeran suara Gema.
"Ngegas banget kayak motor baru. Napa? Gue di books and beyond, lagi nyari buku menggambar. Lo dimana?"
"Aduh, Ge mending lo pulang deh sekarang." suruh gue.
"Lah ngapain?"
"Gue gak bisa nyusulin kesana. Tadi mamanya Adnan ngajakin gue lunch dirumahnya, gue gak bisa nolak."
Satu detik, dua detik, lima detik, gak kedengeran apa-apa disana.
"Yaudah, lo ngapain masih nelpon gue? Sana gih, siap-siap." jawab Gema kemudian.
"Lo-nya gimana?"
"Santai, gue nonton sendiri aja, dah biasa."
"Serius lo?"
"Iyaaaa, udah sana siap-siap ntar ditatar mertua kalo telat."
"Sialan!"
Gue matiin teleponnya. Malesin banget emang.
-
KAMU SEDANG MEMBACA
For My First Love [Haechan Ryujin Hyunjin]
Hayran KurguSatu kampus dengan 'jodoh masa kecil' dan gitaris band terkenal semasa SMA, kira-kira Navia berakhir dengan siapa? © 2021 by aleivera