7. Istana Emerald

1K 176 8
                                    

Hai. Sebelum baca ceritanya aku mau ngasih tau ke kalian semua untuk satu minggu kedepan ini dakuh gak bisa sering-sering update gegara dakuh ada PAT. (。ŏ_ŏ)

But aku bakalan tetep update kok di satu minggu itu. So itu ajah si yang mao dakuh sampein. So see you next time..

📍Typo Bertebaran!📍

Singkat cerita. Pada malam hari sebelum keberangkatan Lenda ke Istana Amerald. Ia telah mengemasi barang-barang yang akan ia bawa ke Istana Amerald dan dibantu oleh kedua pelayan setianya itu.

Dan tak lama selepas berkemas barang ia lekas tidur. Tidur malamnya pun bisa dikatakan terlalu awal pada saat itu. Yaitu pada pukul tujuh malam.

Dan alhasil ini lah yang terjadi. Lenda terbangun dari tidurnya terlalu cepat. Sekarang saja matahari masih belum menampakan cahayanya. Jelas sekali ini masih menunjukan pukul subuh hari.

Lenda memdudukan tubuhnya di atas ranjangnya itu. Sedetik kemudian ia menatap ke arah jendela kamarnya. Kaca jendelanya berembun. Sepertinya malam tadi turun hujan pada saat ia tertidur.

Lenda kemudian beralih menatap ke arah lain dan menutup kedua matanya itu. Ia mencoba mensambungkan waktu tidurnya kembali.

Namun tidak berhasil karena selepas menutup lama kedua matanya itu. Ia sama sekali tidak merasakan kantuk sama sekali.

Lenda mendecih kesal seraya menyibak rambutnya.

Apa yang mesti ia lalukan pada subuh-subuh begini? Sungguh. Lenda menyesal. Mengapa malam tadi ia tidur terlalu awal?

Tak lama kemudian Lenda beranjak turun dari ranjangnya. Ia memutuskan untuk pergi keluar dari ruangannya untuk sekedar berjalan-jalan dan mengisi waktu kebosanannya sekarang.

Selepas ia keluar dari dalam ruangannya ia cukup dibuat terkesan dengan apa yang ia lihat setelahnya.

Banyak pelayan berlalu-lalang di sekitaran lorong kamarnya. Terlihat jelas jika para pelayan tersebut tengah sibuk dengan tugas-tugasnya sekarang.

Lenda sontak dibuat terheran menatapi keadaan sekitar. Sesubuh itukah para pelayan bekerja? Ternyata jauh lebih memberatkan dibanding yang Lenda kira.

Sedetik kemudian dirinya mulai melangkah menusuri lorong-lorong istana sang ayah.

Lenda menghirup udara sekitarnya.

Seperti biasanya. Udara pada subuh hari memanglah yang terbaik. Sangat sejuk dan bersih.

Lenda seketika memberhentikan langkahnya di sebuah lorong terbuka. Di samping lorong itu terdapat taman istana sang ayah. Namun taman itu tampak basah terguyur air. Sepertinya apa yang ia duga benar. Semalam memang benar hujan.

Ia mengurungkan kembali niatnya untuk pergi ke taman istana. Taman itu basah. Dan pastinya jika ia pergi ke taman itu tubuhnya juga akan terkena air sisaan hujan semalam.

Dirinya masih terlalu malas untuk merasakan sensasi dingin air pada subuh ini. Dan tak lama kemudian ia kembali melanjutkan langkahnya.
.
.
.
Waktu mungkin telah menunjukan pukul enam dini hari. Dapat dilihat dari kemunculan sinar matahari yang perlahan menyinari bumi ini.

Lenda menatapi langit-langit tersebut dari tempat ia berdiri sekarang. Yaitu teras luar istana sang ayah.

Dirinya tidak sendirian. Dia tengah ditemani oleh seorang pria berkepala tiga yang katanya seorang petugas bersih-bersih sekaligus perawat tumbuhan di istana sang ayah ini.

Dirinya bertemu dengan pria itu pada saat pria itu tengah sibuk menata ulang tumbuhan yang ada pada pinggiran luar teras istana.

Lenda sontak dibuat tertarik menatapi tumbuhan yang tengah pria itu tanam ulang. Dan mendekati sang pria dan langsung bertanya pasal tumbuhan yang ia lihat tadi.

Emergence Obelia's First Daughter [WMMAP X OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang