📍Typo bertebaran.📍
.
.
.
DRAP! DRAP! DRAP! DRAP!Lenda dan kedua pelayan setianya kini tengah menunggangi kudanya masing-masing dalam diam. Ketiganya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
Padahal belum lama tadi. Ketiganya masih berbincang-bincang pasal mereka bertiga yang berhasil lolos dari kejaran para perampok itu.
Kemungkinan besar para perampok itu sekarang sudah mengambil sepenuhnya barang serta harta kekayaan Istana Aelivory.
Tak lama kemudian Caroline menghela nafas berat. Sontak Rosella menoleh menatap Caroline.
"Ada apa, Caroline?" -Rosella.
Lenda hanya diam dan tetap fokus menatap ke arah depan seraya mendengarkan percakapan kedua pelayan setianya itu.
Caroline memasang wajah sedih menatap Rosella. Kemudian Caroline beralih menatap Lenda yang tidak menatapnya. Kemudian ia berkata.
"Nona. Rosella. Sekarang kita harus tinggal di mana? Kondisi Istana Aelivory tentunya masih belum aman untuk sekarang. Lalu Bagaimana dengan nasib kita?" -Caroline.
Rosella tampak tak terkejut mendengarnya. Ia sebelumnya juga ingin mempertanyakan hal yang sama. Di mana mereka harus tinggal sekarang?
Rosella beralih menatap pohon sekitar. Mencoba menyembunyikan raut wajah sedihnya dari Caroline.
Lenda hanya berekspresi dingin mendengarnya. Namun kali ini berbeda. Dalam ekspresinya yang sekarang terlihat raut wajah kesedihan karena Istana Aelivory. Tempat sedari kecil ia tinggal bersama dengan para pelayan yang begitu menyayanginya harus ia tinggalkan begitu saja demi menghindari para perampok bajingan sialan itu.
Jika begini kondisinya. Hanya 'itu' satu-satunya tempat agar mereka bisa tinggal sekarang. Pikir Lenda.
Lenda mendecih kesal karena memikirkan bagaimana kehidupannya nanti jika ia tinggal di tempat 'itu'. Memikirkannya saja ia sudah dibuat teramat muak. Bisa saja ia muntah darah jika benar-benar tinggal di tempat 'itu'.
Lenda menutup kedua matanya. Dan sedetik kemudian ia berkata kepada kedua pelayan setianya itu tampa menatap keduanya.
"Kita pergi ke istana Yang Mulia Raja." -Lenda.
Caroline dan Rosella sontak dibuat kaget mendakak. Keduanya bertanya serempak.
"APA?!" -Caroline & Rosella.
"-TAPI KENAPA NONA?!" -Caroline & Rosella.
Lenda seketika dibuat marah mendengarnya. Seakan-akan kedua pelayannya itu menduga jika perkataannya tadi itu merupakan keinginannya sendiri. Asal mereka tahu saja, ia berkata demikian karena kondisinya yang sekarang tengah benar-benar membutuhkan tempat tinggal. Pikir Lenda.
Lenda menoleh cepat menatap dingin kedua pelayan setianya itu. Jauh lebih dingin dari biasanya. Karena ia sekarang sudah benar-benar dibuat emosi.
Caroline dan Rosella yang ditatap demikian seketika dibuat merinding dan menunduk karena takut menatap wajah dari sang nona mudanya yang begitu mengintimidasi.
Sedetik kemudian Lenda berkata kepada kedua pelayannya itu.
"Tutup mulut kalian berdua. Memangnya kalian pikir aku melakukan ini karena keinginanku? Ku potong lidah kalian jika masih terus berbicara." -Lenda.
"Ba-Baik nona." ucap kedua pelayangnya terbata-bata sanking takutnya mereka.
Ah. Caroline dan Rosella baru tersadar. Jika nonanya yang satu ini akan selalu terbawa emosi jika tengah membahas hal yang berkaitan dengan sang ayah. Benar-benar memyeramkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Emergence Obelia's First Daughter [WMMAP X OC]
FanficJan lupa Follow dulu. Ye ngak? //PLAK// [PROLOGUE] Lenda. Yang berarti berani bagaikan singa itu merupakan putri pertama dari Raja Claude De Alger Obelia. Ia sudah bersifat dingin, cuek, dan tegas sejak ia kecil. Di tambah ia hidup tanpa kasih saya...