6. Hari Sebelum Keberangkatan ke Istana Emerald

1K 178 3
                                    

"Huah!"

"Uhuk!" -Athanasia.

Athanasia dengan sekuat tenaga mencoba beranjak naik ke permukaan air dan tak lama kemudian ia berhasil.

Athanasia sudah benar-benar panik dan ketakutan sekarang. Tubuhnya sekuat tenaga ia gerakan agar tubuhnya tetap berada pada permukaan air.

Nafasnya terdengar sekali sangat tidak beraturan. Dan tanpa sengaja kedua manik matanya bertemu dengan Claude.

"To-Tolong.."

"To.." ucap Athanasia bermaksud meminta pertolongan kepada sang ayah.

Namun betapa dibuat terkejutnya Athanasia saat melihat bagaimana raut wajah ekspresi ayahnya menatapnya sekarang. Claude hanya menatapi Athanasia dengan tatapan penuh ketidak perdulian sama sekali.

Athanasia seketika langsung dibuat pupus harapan.

Dia ngak akan menolongku. Laki-laki itu ngak akan menolongku. Aku akan jatuh ke dasar air. Tanpa adanya suara. -Pikir Athanasia dalam hati.

Tubuh Athanasia secara perlahan tertarik ke bawah.

Pasalnya di dalam dasar danau tersebut terdapat tanaman pemakan manusia dalam bentuk panjang serta tipis yang biasanya jika seseorang tercebur ke danau tersebut, selalunya kaki dari orang itu akan terlilit oleh tanaman tadi dan tertarik ke dasar danau.

Athanasia benar-benar dibuat pasrah. Mengapa takdirnya harus dibuat sesial ini? Setidaknya berikan ia-

"-HOI! APA YANG KAU LIHAT?! CEPAT PEGANG TANGANKU JIKA KAU TAK INGIN TENGGELAM!" -Pekik Lenda yang sontak membuat Athanasia tersadar dan melotot kaget ke arahnya.

"CEPAT ULURKAN TANGAMU! APA KAU TIDAK DENGAR?!" pekik Lenda sekali lagi. Kali ini jauh lebih keras dan membuat Athanasia sedetik kemudian tersadar sepenuhnya.

Tanpa ia sadari sedari tadi kakaknya itu telah mengulurkan sebelah tangannya padanya dengan maksud menolongnya. Dengan sigap Athanasia meraih uluran tangan kakak tirinya itu. Dan ..
.
.
.
-Greb!

Dapat! Lentas dengan sekuat tenaga Lenda menarik lengan adik tirinya itu.  Sungguh. Karena gaun adiknya itu yang basah. Sekarang berat tubuh Athanasia dibuat semakin berat dan sulit untuk ditarik olehnya.

Lengan Kadita dibuat bergetar sanking ia tak kuat menahan pegangannya. Genggamannya pada tangan Athanasia perlahan semaking mengendur.

Sedangkan Athanasia yang melihat kakaknya itu berjuang mati-matian deminya seketika dibuat tak kuasa menahan sedih. Air mata kian menumpuk di matanya. Ia harus bagaimana sekarang?

"K-Kakak.." -Athanasia.

Lenda benar-benar sudak tak sanggup lagi. Dan sedetik kemudian secara tidak ia sengajai genggaman keduanya terlepas dan sontak membuat Lenda terkaget menatapi adiknya yang kini telah benar-benar tenggelam ke dasar danau.

"Sial! Terlepas!" teriak Lenda dengan penuh emosi yang bercampuraduk.

Sedetik kemudian Lenda menyadari akan satu hal. Ia tahu jelas jika dirinya sekarang tidaklah sendiri. Namun mengapa yang dibuat panik hanya dia seorang?

Orang yang ia maksud tak lain adalah sang ayah. Claude.

Lenda dengan cepat beralih menatap Claude dengan tatapan dingin sekaligus marahnya itu.

"Mengapa kau hanya diam saja? Kau itu buta atau bagaimana? Apa kau tidak lihat jika putrimu itu tadi tenggelam?" tanya Lenda bertubi-tubi sanking kesalnya ia sekarang.

Claude hanya berbalik menatap dingin Lenda.

"Bukankah kau sendiri yang bilang untuk tidak perlu khawatir ketika terjadi masalah padanya? Namun kau sendiri tenyata juga dibuat panik." ucap Claude dengan santainya seraya menompang dagu.

Emergence Obelia's First Daughter [WMMAP X OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang