Emergence Obelia's First Daughter [WMMAP X OC]

3. Tempat Tinggal Baru

📍Typo Bertebaran!📍

Seperti yang diceritakan di chapter sebelumnya. Saat ini Lenda tengah berhadapan langsung dengan sang ayah, Claude De Alger Obelia untuk pertama kalinya dalam hidupnya.

Mereka bertemu di sebuah ruangan yang mana masih terdapat Athanasia dan Felix di dalamnya.

Athanasia yang melihat kejadian tadi dibuat semakin tidak mengerti dengan situasinya yang sekarang.

Siapa gadis yang bernama 'Lenda' itu? Mengapa ayahnya bisa mengetahui nama gadis itu? Apa mereka sudah saling kenal? Jika benar begitu, mengapa gadis yang bernama 'Lenda' itu tidak pernah diceritakan sekalipun di Novel 'Lovely Princess'?

Berbagai macam pertanyaan keluar dari benak Athanasia. Ah sudahlah. Dia tidak mengerti sama sekali. Begitu ungkapnya dalam hati.

Claude menoleh dan menatap Athanasia yang juga berbalik menatap Claude.

Athanasia dibuat bertanya-tanya menatap sang Ayah.

"Felix." -panggil Claude.

"Ya, Yang Mulia." -Respon Felix seraya membungkuk.

"Bawa Putri Athanasia kembali ke Istana Ruby. Aku sudah berurusan dengannya." -pinta Claude kepada Felix.

"Baik, Yang Mulia." -respon Felix sekali lagi.

Dengan cepat Felix bangkit dari posisinya kemudian berjalan melewati Claude dan mendekati Athanasia yang masih terduduk di sofanya.

"Ayo tuan putri. Biar saya antarkan." -Felix.

"I-Iya." -respon Athanasia yang masih sedikit ketakutan.

Kemudian Athanasia di gendong oleh Felix dan dibawalah ia pergi berjalan melewati Claude dan Lenda menuju pintu keluar ruangan itu.

Tanpa sengaja manik mata Sapphire Athanasia bertemu dengan Lenda. Athanasia seketika dibuat tercengang melihat manik mata dan wajah Lenda yang hampir serupa dengan ayahnya. Claude.

Sebenarnya siapa gadis ini? Apa ia adik sepupu Claude? Tapi apa Claude punya adik sepupu dalam cerita ini? Benar-benar membingungkan. Pikir Athanasia pada saat itu.

Tap..

Tap..

Tap..

Tap..

Tap..

Krieet.. Tak!

Pintu ruangan kini telah ditutup rapat Oleh Felix selepas ia keluar dari dalam ruangan bersama dengan Athanasia yang masih berada dalam gendongannya.

Menyisakan Claude dan Lenda berdua di dalam ruangan itu.

Tak ada diantara mereka yang mau mencoba membuka pembicaraan.

Sedangkan Lenda yang sudah muak di diamkan saja oleh Claude pun hanya mendengus kesal dan menyenderkan tubuhnya pada dinding.

"Mau sampai kapan kau akan diam saja?" -tanya Claude membuka pembicaraan tanpa menatap lawan bicaranya.

"Cih. Seharusnya aku yang berkata demikian." -jawab Lenda. Dingin.

Claude dibuat menoleh dan menatapi Lenda yang masih setia menyandarkan diri pada tembok ruangan dengan kedua mata yang telah tertutup.

Lenda yang merasa diperhatikan pun membuka kedua matanya dan benar saja. Claude sekarang tengah menatapinya dengan ekspresi datarnya.

Lenda menghela napas beratnya seraya kembali menutup kedua matanya. Kemudian ia berkata.