Hmm... Sepertinya author agak kurang niat waktu memberikan judul cerita ini. Haha.
DISCLAIMER : MPREG
-----------------------------------
Hari ini benar-benar hari yang melelahkan bagi Singto. Bosnya yang menyebalkan itu tak berhenti mengoceh menyuruh ini dan itu. Belum lagi ditambah dengan mulut bawel koleganya yang justru malah memperkeruh suasana.
Kopi pagi tadi rasanya juga tak enak, mungkin kurang gula atau krimer. Kemudian ditutup pula dengan Singto yang terburu-buru hingga bekal buatan suaminya, Krist, tertinggal di rumah. Pasti dia akan memarahinya tepat sesaat Singto memijakkan kaki di rumah. Ditambah ocehan itu pasti akan merembet ke segala aspek, usaha memiliki anak salah satunya.
Jika saja Krist tahu kalau hari ini sudah cukup melelahkan baginya.
Singto menghela nafas, mengetuk pintu apartemennya. "Aku pulang!"
Jantungnya harus siap karena ia pasti akan disambut dengan teriakan. Kesal juga ia lupa membawa helmet kasti, jaga-jaga jika ada panci yang terlempar. Tapi Singto paham juga. Membuat bekal pasti rumit, apalagi melihat ia harus bangun pagi-pagi demi sekotak bekal yang katanya penuh cinta itu.
Singto memicingkan mata kala Krist membuka pintu. Sudah siap akan pengangnya telinga dan rasa malu pada tetangga karena teriakan suaminya. Tubuhnya reflek terdorong ke belakang. Telinganya nyaris ditutup seperti akan mendengar suara bom jatuh. Tidak ada jalan keluar selain menghadapi hal ini.
"Selamat datang! Wah, ini dia tamu yang sudah kutunggu-tunggu!"
Perlahan Singto membuka matanya. Ditemukan Krist dengan setelan maid berwarna hitam putih dengan detail rempel di dada dan bagian bawah dres. Tak lupa juga ada bordiran hati dan kaki kucing yang membuat Krist nampak lebih manis.
Singto sontak menganga. Ini sesuatu yang gila jika dilihat dari kebiasaan Krist yang terbiasa memakai kaus longgar dan celana pendek selama di rumah. Namun kini ia tampil rapi lengkap dengan make up tipis-tipis.
Dan keduanya juga sama sekali tak keberatan. Bagi mereka, pakaian dan make up merupakan sesuatu yang universal. Tak ada aturan akan siapa yang harus memakanya.
"H-halo?" tanya Singto kebingungan, "Ini ada apa ya?"
Krist hanya tertawa kecil. "Ayo silahkan gantung jas Anda di sana. Mari masuk!"
Digenggamnya lengan Singto. Krist membawa suaminya ke ruang makan yang sudah ia hias sedemikian rupa. Ada taplak meja berwarna biru dengan motif kotak-kotak, gelas berbentuk kucing yang entah Krist beli dari mana, hingga seperangkan peralatan makan lainnya yang berwarna warni.
"Krist, ini apa?" Singto betul-betul masih linglung.
"Duduk saja," ujar Krist dengan suara yang menggemaskan, "selamat datang di kafe Krist! Anda mau pesan apa? Berikut adalah daftar menu kami."
Krist menyerahkan daftar menu berbentuk hati yang nampaknya ia buat sendiri. Daftar menu bernuansa merah muda dengan gambar-gambar lucu membuat Singto makin kagum. Apa benar ia melakukan semuanya sendiri? Namun tak dipungkiri, Krist pasti punya selera desain yang bagus mengingat itu bagaimana cara ia mendapat pundi.
"Silahkan dilihat-lihat." Krist membantu Singto membuka daftar menu. "Kami punya banyak pilihan makanan, namun menu spesial hari ini adalah nasi kari seafood dengan omelet! Anda juga bisa memesan gambar lucu di atasnya."
Singto menelaah kudapan yang lain. Ada omurice, spaghetti napolitan, kentang goreng, panekuk dengan es krim dan berbagai macam makanan khas Jepang lainnya. Sukses membuat perut Singto keroncongan mengingat makan siang yang ia beli di minimarket tadi sama sekali tak memuaskan nafsu makannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Singto x Krist (Singkit) One Shots
FanfictionKumpulan cerita pendek (one shots) dari Singto dan Krist. Membawa kalian ke petualangan di banyak dunia! Hope you guys enjoy ♡