____________________# Weston Public School
____________________
Setelah menerima ungkapan tak terduga dari tuan mudanya, Sebastian tak berhenti berpikir dan berpikir ; tentang apa yang telah terjadi barusan. Saat ini pukul 00.00 dini hari, buku catatan tidak terisi dengan alfabet yang biasanya Sebastian tuang.Pikirannya terlalu buntu tak memahami dirinya sendiri. Beberapa kali mengeluh kemudian menghela napas panjang memandang langit-langit kamar, sedangkan punggung disanggah sandaran kursi tunggal.
Ini kali pertamanya manusia dapat mengacau pikiran iblis ... hanya dengan ciuman hidung.
Sebastian turut tak menduga tuan mudanya dapat berkata begitu, yang mau memikirkan harga diri Sebastian setelah semua yang terjadi. Agak lucu melihat tuan muda Phantomhive yang berkepribadian acuh tak acuh dan kadang tidak peduli, mengatakan hal luar biasa. Jika ditanya, ia tersentuh atau tidak ....
Jelas sedikit tersentuh. Belum pernah ada manusia yang mau memikirkan iblis, apalagi iblis yang akan membunuhnya suatu hari nanti.
Namun kalau dipikir-pikir lagi ... manusia satu ini begitu berbeda dari manusia kebanyakan. Banyak yang terjadi dan banyak pula yang berubah.
Sebastian coba mengingat bagaimana sikapnya sebelum bertemu anak yang mengaku sebagai Ciel Phantomhive, begitu berbeda dengan sikapnya saat ini. Seolah dua kepribadian iblis berada dalam satu wadah.
Hidup bersama tuan mudanya sangat menyenangkan, sangat. Sayang sekali karena Sebastian tidak akan mengakui itu. Puluhan abad tinggal di alam manusia dan bertemu banyak orang berbeda-beda, memahami manusia dan kadang membaur. Tidak satupun meninggalkan bekas, tak meninggalkan memory. Terkesan sebutir debu tak berharga.
Mereka lewat menepuk bahu, lalu pergi tanpa kata. Atau Sebastian yang datang menepuk bahu, lalu pergi tanpa ingatan. Intinya, debu tetaplah debu. Tidak berharga sekadar singgah lalu diusap pergi.
Kali ini, semuanya berjalan tak semestinya.
"Bagaimana menjelaskan ini? Terlalu asing tapi terlalu dekat. Tidak seperti dulu dengan hari membosankan. Ini sangat ... membekas, sangat merepotkan dan sangat mengganggu," gumam Sebastian.
Jemari terpoles warna hitam di setiap ujung meraba pangkal hidung bersuhu non manusiawi. Beberapa jam lalu hidungnya terasa hangat bekas sentuhan bibir tuan mudanya, tapi kini ... terasa lebih dingin.
Ekspresi hangat tuan mudanya tak dapat tersingkir, itu kali kedua tuan mudanya berwajah hangat setelah kejadian kapal Campania. Melihat Sebastian babak belur dan hampir sekarat, wajah Phantomhive bungsu penuh ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐏𝐀𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍
Fanfiction原作者 : ©𝐘𝐚𝐧𝐚 𝐓𝐨𝐛𝐨𝐬𝐨 𝐒𝐭𝐚𝐭𝐮𝐬 : !! 𝐃𝐑𝐎𝐏 !! 𝐏𝐚𝐢𝐫𝐢𝐧𝐠 : 𝐒𝐞𝐛𝐚𝐬𝐭𝐢𝐚𝐧 𝐗 𝐂𝐢𝐞𝐥 𝐌𝐚𝐧𝐠𝐚 : 黒執事 𝐊𝐮𝐫𝐨𝐬𝐡𝐢𝐭𝐬𝐮𝐣𝐢 𝐆𝐞𝐧𝐫𝐞 : 𝐅𝐚𝐧𝐟𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 [ 𝐁𝐋 ] 𝐅𝐚𝐧𝐟𝐢𝐜𝐞𝐫 : 𝐏𝐞𝐚𝐜𝐡-𝐬𝐬𝐢 ...