Volume XI

1.1K 111 21
                                    

___________

# Heartfelt   
___________

              Orb merah menyimpan bara api menari-nari dalam gelap, pelan ditampakkan sang pemilik rupawan pada kereta kuda yang mengangkut Middford telah menjadi titik redup jauh kelap-kelip melewati pepohonan. Tautan bibir masih menyatu dengan suara decakan satisfying pelan berirama santai.

               Sebastian kembali terpejam melumat setiap sudut dari bibir tuan mudanya. Namun jika dijeli lebih teliti, bibir krachap si iblis menyeringai dengan maksud tersembunyi.

           Ciuman berbeda tidak sama layaknya hari-hari berlalu, tak ada gairah berlebih yang disalurkan. Lidah berdansa mengikuti irama waltz, saling mengecup mempersilahkan perasaan mendominasi ungkapan. French kiss bersama soft kiss berada dalam permainan satu, begitulah cara nyaman mengakui kepedulian masing-masing.

            Begitu memabukkan, perasaan menggebu ditahan lebih lamban一sanggup menghasut kelopak mata tertidur mengikuti irama yang dibuat. Pelan tapi membakar.

“Ouuhh!” Sebastian tiba-tiba mengaduh menyentuh dadanya, tidak sakit hanya membuat Sebastian tak menduga. Ia baru saja digedor bagian dada oleh tuan muda Phantomhive.

             Raut wajah Ciel dingin dan mengeras menombak orb crimson Sebastian. Tak membebaskan sebait katapun, ia melompat turun dari pangkuan si iblis, mencampakkan Sebastian dengan wajah kebingungan.

Apa, aku membuatnya kehilangan mood?

               Earl Phantomhive mendekati pintu berbahan mahoni, lantas menggeser gerendel memastikan pintu ruangan terkunci sepenuhnya. Berlalu melangkah ke lain sisi, Ciel menggeret kursi kayu tunggal lalu meletakkan di tengah-tengah ruangan.

“Duduk di sini, Sebastian.”

Sebastian makin mengerutkan alis. “Apa yang sebenarnya ingin Anda lakukan?” tanya Sebastian tetap diam tak beranjak dari jendela.

“Kubilang duduk!”

                Menarik napas palsu, ia berpikir bahwa tampaknya ia telah membuat tuan muda merajuk, atau apalah itu一Sebastian sendiri tidak mengerti bahkan yakin tidak membuat kesalahan lain.

“Saya bertanya-tanya apa saya membuat perasaan Anda terluka, Bocchan?”  tanya Sebastian ketika ia telah duduk pada kursi tunggal. Menumpu kaki kanan di atas kaki kiri, memperhatikan earl muda merogoh laci.

            Ekspresi anak laki-laki di seberang tak terbaca, poni rambut menutupi seperempat wajah sang Phantomhive bungsu. Putra golongan ras manusia tersebut membungkuk di area meja kerja, menggeser laci hingga terdengar suara berderit.

“Oh?” Sebastian berkedip beberapa kali. Kemudian menghela napas. “Ahh ... begitu rupanya.” Ia menggelengkan kepala melihat sebuah harness dikeluarkan dari laci bersama kain hitam. Sebastian bersumpah melihat wajah licik sang tuan Phantomhive mengarah padanya.

Wah ... aku pasti akan disiksa secara kejam.

“Apa ini? Sebuah fetish baru, Tuan Muda?” Sebastian menumpu dagu seraya ber-smirk tajam dalam posisi membungkuk diantara duduk. Mengamati baik-baik ; rencana apa yang dia inginkan?

Ciel menyeringai. “Kau tahu Sebastian, aku memang suka kesemutan ketika kau menghajarku tanpa ampun. Kau membuatku kehilangan harga diri saat memaksa tuan mudamu ini mengakui betapa jalangnya aku yang merasa candu akan hentakan tubuhmu.

𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐏𝐀𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang