__________________Before June 4, 1889
__________________Seminggu sebelum 4 Juni. Weston akan mengadakan acara tradisi yang dimulai setahun sekali. Dimana 4 Juni memberi kesempatan untuk orang luar memasuki sekolah Weston entah itu wanita maupun orang tua selama dua hari dalam pertandingan kriket.
Murid 4 asrama yang berpartisipasi dalam pertandingan kriket mendapat keringanan berlatih jika itu pemula yang didaftarkan. Tradisi memang segalanya, tapi melanggar tradisi kecil demi yang besar tidak menjadi masalah.
Itu luar biasa bukan? Untuk meraih peringkat terbaik mengorbankan harga dirinya sendiri sebagai sekolah terpandang seantero Britania Raya.
“Ahh ... aku ingin mati!” Ciel mengeluh melempar tubuhnya di atas ranjang pribadi Sebastian di ruangan khusus sipir asrama yang tersedia.
Ini pukul 09.30 malam dan Ciel baru selesai mandi setelah menyelesaikan latihan ketat untuk kriket. Ia yang tak sengaja mengotori outfit terpaksa memakai kemeja putih milik Sebastian, ukuran yang terlalu besar malah terlihat lucu ketika tubuh mungil Ciel tenggelam oleh kemeja Sebastian.
“Tidak sekarang, Bocchan.” Sebastian datang membawa tumpukan buku menghampiri meja dengan satu penerang. Laki-laki iblis duduk jauh sengaja agar tak mengganggu tuan mudanya.
Ciel tidak menghiraukan Sebastian. Pemuda Phantomhive ini lebih nyaman berada di atas ranjang pribadi Sebastian yang tampaknya jarang digunakan.
Aromanya ... ini nyaman.
Ciel mengusap-usapkan hidung mencari aroma familiar dari aroma khas tubuh Sebastian. Mata bonekanya mulai terasa berat merasakan bagaimana nyamannya aroma Sebastian yang menempel di seprai putih polos. Tubuhnya merespon rileks.
“Ah, Anda terlihat menikmati apa yang Anda cium, Bocchan.”
Sebastian tetap duduk di kursi tunggal seberang, menatapi kelakuan manis tuan mudanya di atas ranjang dingin. Sudah lama Sebastian ingin melihat tuan mudanya di atas ranjang begitu, tertidur memakai kemeja oversize miliki Sebastian. Sementara ia sendiri duduk memperhatikan.
“Karena aku suka sekali aromanya, mirip aroma tubuhmu.” Ciel tersenyum memamerkan wajah sayu terkesan menggoda.
Sebastian terkekeh. “Jangan memprovokasi. Ini hampir jam sepuluh malam, apa Anda tidak ingin pergi sebelum terjadi sesuatu? Saya tidak menjamin keselamatan Anda kali ini,” ujarnya namun tak berniat mengusir.
“Oh, apa aku tidak diterima di sini, Profesor?”
“Bukan begitu.” Sebastian berdiri meninggalkan kesibukannya, memilih menghampiri si tuan muda di atas ranjang. Kemudian berbisik pelan. “Saya hanya takut tak bisa mengontrol diri melihat Anda begini di atas ranjang saya.”
Ciel menyunggingkan alis. “Bukankah kau pernah bilang iblis tidak memiliki hasrat seksual?”
“Memang. Tapi coba pikir baik-baik, bagaimana perasaan saya melihat Tuan Muda saya tengah berwajah manis memakai kemeja selingkuhannya? Apalagi di atas ranjang?”
“Itu bukan alasan.”
“Sepenuhnya bukan alasan.” Jemari Sebastian menyisir poni rambut tuan mudanya ke belakang. “Iblis tidak memiliki hasrat seksual seperti manusia, tapi karena satu manusia pembohong di depan saya ... malah membuat iblis ini ingin sekali coba-coba atas keinginannya sendiri.” Sebastian memberi ciuman untuk sudut bibir Ciel.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐏𝐀𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍
Fanfiction原作者 : ©𝐘𝐚𝐧𝐚 𝐓𝐨𝐛𝐨𝐬𝐨 𝐒𝐭𝐚𝐭𝐮𝐬 : !! 𝐃𝐑𝐎𝐏 !! 𝐏𝐚𝐢𝐫𝐢𝐧𝐠 : 𝐒𝐞𝐛𝐚𝐬𝐭𝐢𝐚𝐧 𝐗 𝐂𝐢𝐞𝐥 𝐌𝐚𝐧𝐠𝐚 : 黒執事 𝐊𝐮𝐫𝐨𝐬𝐡𝐢𝐭𝐬𝐮𝐣𝐢 𝐆𝐞𝐧𝐫𝐞 : 𝐅𝐚𝐧𝐟𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 [ 𝐁𝐋 ] 𝐅𝐚𝐧𝐟𝐢𝐜𝐞𝐫 : 𝐏𝐞𝐚𝐜𝐡-𝐬𝐬𝐢 ...