Volume VI

2.8K 185 29
                                    

_______________

Body and soul
_______________

“Lihat ini, Anda seperti pelacur kecil meminta iblis menyentubuhi Anda.”

               Tak menggubris perkataan Sebastian secara terang-terangan merendahkan Ciel. Pikirannya saat ini hanya ingin mendapat apa yang tertunda, Sebastian lah yang memulai ini terjadi, logikanya一Sebastian juga yang harus bertanggung jawab.

“Ma-master, aku mohon. Setubuhi aku, sekarang. Aku membutuhkan bantuanmu,” lirih Phantomhive bungsu berusaha merayu dengan bersikap manis.

Hasrat dan gairah menari-nari dalam mata delima api Sebastian. “Begitulah cara manis bersikap, anjing kecil. Karena kau telah berusaha keras, kau akan mengambil hadiahmu.”

          Tangan Sebastian berukir pentagram menarik paksa resleting celana formalnya sebatas lutut. Saat ini Ciel akan mendapat apa yang diinginkan, Sebastian pun merasa menang atas dua hal ; merendahkan tuan mudanya, lalu dapat menahan hasrat cukup lama.

          Wajah sayu Ciel berangsur-angsur tegang, mata blueberry itu menatap kejantanan sang pelayan iblis agak shock.

Sial, aku tidak menduga dia akan sebesar itu. Maksudku, benda itu mungkin tak akan muat.

Bibir Sebastian membentuk kurva. “Oh, apa kau berubah pikiran dan berencana kabur seperti seorang pengecut? Tapi sayang sekali, saya tidak memberi dua keputusan setelah satu kesempatan.”

              Ciel meneguk ludah. Wajah tegang dipaksa memudar, tak mungkin Ciel kembali. Persis seperti yang dikatakan Sebastian ; Ciel mundur ... ia kalah. Ciel kabur ... ia pengecut. Siapa juga yang mau kabur, toh Ciel tahu Sebastian. Sekasar apapun nantinya, Sebastian tetap bisa menjaga akal sehat.

Ciel mencemooh. “Kau bercanda, iblis? Kau tahu aku dan aku tahu kau. Menurutmu, apa yang kau pelajari setelah memiliki tuan sepertiku? Apa kau pernah melihatku menyerah?”

“Itulah yang saya harapkan dari Anda.” Sebastian puas dengan jawaban itu. Kepalanya menunduk serta menghadiahkan kecupan untuk pangkal hidung tuan mudanya.

               Ciel tiba-tiba diam. Jarak mereka selisih beberapa inci, seakan tak takut ditatap mata iblis mengerikan milik Sebastian. Lalu tanpa dikira, Ciel balas mengecup jakun Sebastian.

“Apa itu tadi?” Sebastian menelisik.

“Balasan, kau mencuri kebiasaanku yang suka mencium hidungmu.”

              Sebastian terkekeh lagi, melempar tawa berat merasa tertangkap basah. Benar juga, kebiasaan tuan mudanya akhir-akhir ini ialah mencium Sebastian di pangkal hidung一setiap ada kesempatan. Ia tak dapat membela diri atas tudingan tersebut, karena memang benar.

“Aku tahu akan kalah jika berurusan dengan akal picik Phantomhive, mari percepat saja sebelum kau kedinginan.”

             Ciel kembali mendapat peluang siksaan dari pihak Sebastian. Tangan si iblis meremas kejantanan Ciel, menekan ujungnya dengan ibu jari.

“Sial! Se-sebastian ... tolong lepaskan!” Ciel mengerutkan hidung. Giginya menekan bibir bawah diiringi tubuh gemetar.

“Sekarang, keluarkan. Saya membutuhkan pelumas dari Anda.” Sebelum tangan yang menahan orgasme tuan mudanya dilepas, Sebastian terlebih dahulu menautkan kejantanan mereka一membungkus dua benda berbeda ukuran tersebut dengan tangan.

Pinggul Sebastian bergerak menyalur gesekan.

               Ciel mengerang, tubuhnya secara tak sadar merespon akses jalan keluar dari gesekan libido Sebastian. Cairan putih lengket menyembur membasahi tangan, sebagian mengetes mengotori perut rata Ciel.

𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐏𝐀𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang