Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
__________________
# Infinit emotionless __________________
Menjadi makhluk infinit tanpa emosi walaupun diciptakan memiliki hati, merupakan kutukan paling membahagiakan bagi iblis dengan kehidupan tanpa batas. Sebastian telah lama hidup bersama kutukan emotionless, dan segalanya tak berubah.
Membuat kontrak Faustian tatkala pemanggilan iblis melalui media pengorbanan jiwa, mengabulkan setiap keinginan rendah bagi manusia yang bertabiat mengukir kerusakan. Lagi dan lagi hingga Sebastian mengerti inilah keserakahan mahluk yang disebut manusia.
Manusia berjuang dengan bodohnya demi ikatan yang mereka sebut sebagai perasaan, tanpa mereka sadari perasaan tersebut hanya kata ganti dari senjata mematikan untuk membunuh diri mereka sendiri.
Mereka bodoh dan serakah. Mereka tidak akan bergerak tanpa impian, tidak akan bertahan tanpa keinginan. Sebuah tali kendali yang menjadikan tubuh manusia hidup dan bergerak demi sesuatu yang mereka sebut perasaan.
Mereka tidak sudi dipanggil budak rendahan, tetapi fakta menjabar kebenaran bahwa manusia jelmaan budak bagi nafsu mereka sendiri. Tubuh adalah wadah bagi jiwa, wadah mereka tidak berharga ... tapi jiwa mereka bisa membeli segalanya.
Begitu merepotkan dan menjijikkan, namun dilain sisi一Sebastian akan mengakui ... manusia lumayan menarik untuk dipelajari.
Ketertarikan Sebastian dalam menelisik sifat manusia, bisa kapanpun membuat sang iblis terjebak dalam permainannya sendiri. Sebastian tahu resikonya, namun tetap menerobos setiap konsekuensi demi rasa penasaran berbasis keingintahuan.
Kutukan tanpa emosi seiring waktu bisa memudar jika ia membuat satu kesalahan fatal karena hal yang ia kira menarik untuk dipelajari. Sekali lagi ... Sebastian tak memperdulikan peringatan karena kesombongan. Termakan rasa penasaran hingga tanpa sadar mengikis kutukan sebagai mahluk infinit.
Dan inilah buah dari perbuatan sang iblis beridentitas Sebastian Michaelis. Emosional yang tak seharusnya dirasakan iblis, kini menggebu dalam mahluk seperti Sebastian. Permainan yang ia mulai membawa buntut panjang yang perlahan merubah rantai malapetaka mencorakkan benang merah pengikat jari kelingking iblis dan manusia.
Sebastian telah terjatuh karena kesombongannya sendiri. Ia tahu tetapi berpura-pura tidak tahu, ia mengerti tetapi berpura-pura tidak mengerti. Begitulah Sebastian menyelamatkan dirinya sendiri dengan menyangkal seluruh bukti tak tertulis.
Hingga suatu keadaan buruk ... mulai menampar Sebastian melalui manusia yang ia pungut sebagai tuan muda. Hari dimana Sebastian hampir berantakan karena sebuah penolakan, mencoba berbagai cara agar semua kembali seperti semula.
