________________
# This boy is mine
________________
“Do you love me?”
Ungkapan tidak terduga terucap oleh bibir Sebastian kala ia bersama Ciel berada dalam redanya perdebatan. Hening mengisi suhu dingin dalam beberapa moment. Orb shappier yang muda berkedip beberapa kali berusaha mencerna kalimat apa yang mengalun mengisi pendengaran.
“Huh?” Ciel memiringkan kepala menatap Sebastian.
“Anda tidak mendengarnya, ya?” Sebastian menahan senyum melihat bagaimana tatapan polos tersirat di wajah majikan kecil.
“Bisa, katakan sekali lagi ...?”
Sang iblis terkekeh. Punggungnya membungkuk mendekatkan diri lebih lekat. Perlahan bibir pucat Sebastian menyentuh daun telinga Ciel, lalu berbisik dengan suara dalam.
“I said ... do you love me?”
Sebastian memperjelas kata untuk anak laki-laki yang tengah dipangku. Telapak tangannya menahan pinggul mungil sang tuan muda, berjaga-jaga manakala si langit biru berniat kabur dari enigma barusan.
Pelan-pelan waktu berjalan memperjelas pertanyaan Sebastian. Putra tersisa Phantomhive merasa desiran angin sejuk memainkan anak rambutnya. Setahap demi setahap goresan merah pekat menghiasi wajah hingga ke telinga.
“Bagaimana?” Sebastian masih setia menunggu.
“Waaa一Apa yang kau bicarakan?!” Ciel segera menjaga jarak lebih jauh.
“Haruskah saya mengatakannya berkali-kali, Tuan Muda?” Sebastian memasang wajah masam yang dibuat-buat.
“Tidak, tidak perlu!”
“Nah, jika begitu. Tolong jawablah pertanyaan saya!”
Jenis apel pacific rose yang tumbuh di daerah New Zealand memiliki warna merah, tetapi jika disandingkan dengan rona merah pada wajah Ciel ... hampir sebelas-duabelas samanya. Apel itu sangat manis, namun ekspresi Ciel jauh lebih manis.
“Tidak!” Pemilik cincin diamond hope terpejam erat menjawab lantang masih ditutupi blushing pekat.
“Anda menjawab tidak?”
“Yes, I don't!”
Ia membuang wajah mengindari kontak mata. Debaran jantung menggebu-gebu ingin meledak karena kebohongan, dalam suhu memanas menahan malu一Ciel merapal aneka umpatan.
Why the fucking are you asking?!
Iblis jantan ini biasanya tersinggung dengan kalimat cinta atau semacamnya. Terlebih ketika mereka akan berdebat dan saling mendiami kala diantara mereka berani menuding kebenaran akan frasa mengandung perasaan.
Tetapi mengapa Sebastian tiba-tiba bertanya demikian? Apa yang ada dalam pikiran Sebastian saat ini? Bukankah dari awal sang iblis sendiri tidak sudi jatuh hati terhadap manusia sampai mengatakan cinta pun seakan mustahil.
Apa yang terjadi pada iblis cabul ini?
“Saya tidak percaya itu!”
Sebastian tahu tuan mudanya tengah berbohong, terlihat dari rona merah yang jarang ada bertengger di wajah Phantomhive terakhir. Ketidakjujuran itu mulai menjengkelkan bagi Sebastian, dan mulai mengundang kekesalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐏𝐀𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍
Fanfiction原作者 : ©𝐘𝐚𝐧𝐚 𝐓𝐨𝐛𝐨𝐬𝐨 𝐒𝐭𝐚𝐭𝐮𝐬 : !! 𝐃𝐑𝐎𝐏 !! 𝐏𝐚𝐢𝐫𝐢𝐧𝐠 : 𝐒𝐞𝐛𝐚𝐬𝐭𝐢𝐚𝐧 𝐗 𝐂𝐢𝐞𝐥 𝐌𝐚𝐧𝐠𝐚 : 黒執事 𝐊𝐮𝐫𝐨𝐬𝐡𝐢𝐭𝐬𝐮𝐣𝐢 𝐆𝐞𝐧𝐫𝐞 : 𝐅𝐚𝐧𝐟𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 [ 𝐁𝐋 ] 𝐅𝐚𝐧𝐟𝐢𝐜𝐞𝐫 : 𝐏𝐞𝐚𝐜𝐡-𝐬𝐬𝐢 ...