Volume VIII

2.4K 157 42
                                    


_________________

# Equal agreement
_________________


             Derap langkah pelan dan penerang jingga menciptakan siluet tanpa visual nyata, membawa candle holder pengangkut tiga lilin tinggi di tengah. Bibir yang menyerupai tanduk kerbau tak dimiliki kebanyakan laki-laki, menjadi kebanggaan tersendiri.

            Coat tail dipadu outfit formal selaras dengan bayangan lilin, wajah bak Dewa Yunani tak bisa disamakan antara rupawan dan kegelapan. Dipahat dari dasar neraka rapat menyembunyikan jati diri dengan rupanya yang begitu tampan, gagah dan kejam.

               Sebastian Michaelis pada pukul 11.30 hampir tengah malam mengetuk pintu mahoni milik tuan mudanya, tidak perlu jawaban sebab izin berjam-jam yang lalu disetujui langsung.

“Saya masuk, Tuan Muda,” katanya mendorong pintu diiringi majunya tubuh tegap memasuki ruangan familiar.

                Ketika langkah membawa Sebastian menghadap kaki ranjang, dilihatnya sosok anak laki-laki bermahkota biru, disirami cahaya bulan dari ujung rambut hingga ujung kaki tampak bercahaya sayup. Tak ada cacat, Ciel Phantomhive mengumpamai lukisan cantik dari Neverland.

Ujung bibir Sebastian tertarik. “Seharusnya Anda tak mengenakan kelinci di depan serigala ... Anda akan menerima konsekuensinya nanti, Tuan Mudaku,” kata Sebastian diakhiri kekehan.

             Diawal melihat tuan mudanya saja hampir mengakibatkan kerangkeng serigala dalam tubuh Sebastian putus, mata brown mode normal mati diganti the hell eyes setara kobaran api.

                    Ciel tak berkata apa-apa. mata yang biasanya menyihir, kini tersembunyi di balik kain hitam semi merah lembut berbahan lingerie. Namun ia tersenyum polos menanggapi pernyataan Sebastian.

                Mengenakan kemeja putih sebatas siku, di lengannya terpatri rapi dua pasang armband hitam di kedua sisi, dasi kupu-kupu hitam ditemani harness yang mengikat tubuh bagian depan sampai belakang bak sabuk pengekang.

             Bandana kelinci putih mendekati nyata, belum lagi style kebanggaan Ciel Phantomhive ialah stocking garter dan celana formal hitam selutut. Kedua tangannya diikat ke belakang, duduk di tengah ranjang sejajar Sebastian.

“Look at me, little bunny!”

             Telunjuk Sebastian mengambil dagu tuan mudanya, meminta wajah boneka tuan muda Phantomhive menengadah. Menelisik lama pahatan surga itu, termasuk tindik telinga yang berawal dari harga pelelangan £40.00 tiga tahun silam.

“Jangan melihatku begitu ... kau bisa terjatuh, Sebastian.” Meski netra blueberry setia memeluk penutup mata, Ciel seakan mampu menebak tatapan seperti apa yang dihadiahkan Sebastian.

“Lelucon yang bagus, little bunny.” Kini Sebastian melepas tunjangan jemarinya. Laki-laki iblis mulai melepas coat tail diikuti rompi, tersisa kemeja putih dan sebuah dasi hitam menggantung malas.

               Tangan Sebastian perlahan mendorong tubuh mungil itu terjatuh ke belakang menyapa ranjang. Ciel menurut tanpa perlawanan meringankan berat tubuhnya sendiri. Bahkan ketika Sebastian membuatnya berhadapan dengan ranjang.

“Kau langsung makan tanpa memasak?” Ciel bersuara. “Apa kau selapar itu, sialan?” Nada terakhir menyindir dibarengi seringai. 

            Dikira Sebastian telah berada di atas menaungi tubuh mungilnya, mengungkung sejajar tengkuk hingga terasa hawa hangat menguap dari tubuh ke tubuh.

𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐏𝐀𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang