Dengan langkah semangat Rosé berjalan menyusuri trotoar untuk sampai di halte bus kemarin. Ia berharap agar dapat bertemu dengan Jungkook di sana.
Rupanya tidak ada Jungkook di halte itu. Beberapa menit menunggu juga tidak kelihatan. Kecewa sekali, jadilah ia harus menunggu sendirian bus yang juga tak kunjung datang padahal hari sudah mendung dan takut jika harus sendirian di halte yang sepi dalam keadaan hujan.
"Aish!" Rosé menggerutu saat kekhawatirannya terjadi. Hujan seketika turun cukup deras. Sudah bus tak kunjung datang, tidak ada Jungkook juga dan sekarang hujan, sialnya lagi ponselnya mati kehabisan daya.
Rosé semakin gelisah karena hujan tak kunjung reda. Bagaimana ia bisa pulang, jarak ke rumahnya masih jauh.
Motor besar hitam tiba-tiba berhenti di halte tersebut. Sepertinya orang itu berhenti untuk berteduh. Rosé mengerutkan dahinya, seragam mereka sama.
'Shit.' Rosé membantin saat pria misterius yang memakai helm fullface membuka helmnya menunjukkan wajah.
Taehyung menghentikan kendaraannya untuk berteduh, ia tidak membawa jas hujan dan hujan semakin deras. Pikirnya hujan tidak akan sederas sekarang.
Saat Taehyung membalikkan tubuhnya ia cukup kaget melihat keberadaan Rosé yang sedang duduk. Jelas sekali kalau cewek itu berpura-pura tak melihatnya, bahkan sudah membuang muka dari nya.
'Mau pulang.'
'Rasanya pingin ngilang aja sekarang.'
'Tuhan... kapan hujan reda.'
Batin Rosé dengan ekspresi memohon menatap langit.
"Aneh," gumam Taehyung melihat ekspresi aneh Rosé dari samping.
Rosé hanya menatap sinis pada Taehyung, lalu menormalkan kembali ekpresinya. Berusaha acuh dengan kehadiran Taehyung sekarang.
"Lo di sini nunggu orang jemput?"
Satu detik, dua detik, tiga detik, sampai sepuluh detik tidak ada jawaban dari Rosé. Rosé masih marah pada Taehyung atas kejadian tadi pagi.
"Normalnya manusia kalo di tanya, jawab."
Rosé menoleh, alisnya terangkat. "Lo ngajak ngobrol gue?"
Taehyung yang awalnya pandangannya ke depan ikut menoleh, alisnya ikut terangkat juga. "Menurut lo?"
Rosé kembali memutar pandangannya lagi ke depan. "Gak usah ngajak ngobrol."
Taehyung terkekeh, "Tinggal jawab aja, gengsi amat."
"Gue nunggu bus," jawab Rosé ketus.
"Tolol, setiap jumat bus jam segini udah gak beroperasi lagi. Terakhir tuh jam dua. Mau lo nunggu sampe malem juga gak akan dateng tuh bus."
Rosé bergeming. Panik dan malu sekali. Kalau perkataan Taehyung benar, lalu ia pulangnya bagaimana. Hari juga sudah semakin sore.
Kini Rosé benar benar bingung bagaimana caranya untuk pulang. Masa iya ia harus berjalan kaki dalam keadaan hujan deras.
"Lo boong kan?"
"Terserah, percaya apa ngga."
Hujan sudah mulai reda. Taehyung mengambil helmnya dan mengritsletingkan jaket hitamnya. Bersiap-siap untuk segera pergi dari halte sebelum hujan kembali turun deras.
Menengok ke arah Rosé sekilas. "Lo gak telepon orang rumah minta jemput? Atau emang mau sampe besok di sini?"
"E-ngga, masalahnya hp gue mati. Nunggu hujan beneran berhenti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiffer
Teen Fiction"Kak Taehyung main gak becus!" Hanya karena teriakan Rosé di stadion, dirinya selalu berurusan dengan sang kapten basket sekolahnya. Suasana hati Rosé menjadi buruk jika Taehyung mulai berbuat ulah dengannya. Untungnya ada Jungkook yang dapat membua...