5. kebetulan?

1.4K 271 22
                                    

Sabtu adalah hari paling menyenangkan sedunia bagi sebagian orang, termasuk Rosé. Karena libur Rosé bisa berleha-leha di atas ranjangnya sembari melanjutkan menonton series netflix yang sempat terjeda-jeda dengan kesibukkannya di sekolah.

"Dek!" seru kakaknya— Alice di ambang pintu.

"Apasih. Dibilangin ketuk pintu dulu!" protes Rosé.

"Ah lama lo. Mandi sana ikut gue ke butik."

"Males ah.." ujar Rosé membenarkan kembali posisi tidurnya.

"Cepet mandi atau lo nanti gak ada baju di nikahan gue!" Ancaman yang sama berkali kali.

"Ngancem mulu heran," decak Rosé mulai bangkit dari ranjangnya, terpaksa.

Setelah dia siap dengan tampilannya, Rosé baru keluar dari kamar. Rumahnya kini cukup ramai dari biasanya. Kalau mau ada acara memang begitu ya, rumah jadi ramai berkali-kali lipat untuk menyiapkannya.

Rosé pergi bersama kakak dan ibunya. Ketiganya pergi ke butik untuk mengecek gaun sebelum hari-h.

"Kata mamah ini udah bagus Kak," ujar Clare memperhatikan setiap detail gaun yang dikenakan anak sulungnya.

Alice sumringah melihat dirinya di pantulan cermin. Memang terlihat bagus. Rosé dan ibunya juga terlihat menyukai gaun nya.

"Gimana dek?" tanya Alice bergaya centil.

"Bagus, tapi kayaknya lebih bagus kalo gue yang pake." Alice mencebik menatap Rosé sinis.

"Ya makannya kalo mau make gaun kayak gue, nikah dong. Gimana lo mau nikah punya pacar aja nggak," balas Alice.

Rosé mencibir, sudah lah ia tidak pernah berhasil menang berdebat dengan kakaknya itu. Menentukan gaun saja ternyata lama dan sangat membosankan, sedari tadi Rosé hanya bisa duduk sambil menundukkan kepalanya memainkan ponsel. Karena pegal terus melirik ponsel Rosé berkeliling melihat-lihat gaun cantik yang terpajang di butik.

Tiba-tiba ponselnyanya terus mendapati pesan masuk beruntun, ponselnya terus berdering tak mau diam. Beberapa detik merasakan bak seorang artis terkenal yang tak pernah padam ponselnya dari interaksi fams di sosmed. Namun ini Rosé, mana mungkin seperti itu. Rosé mengawali dari chat paling banyak, yaitu sahabatnya—Lalisa. Agak gila melihatnya mengirim pesan 30+ dalam dua detik.

Rosé mulai membaca pesan dari Lisa, semakin lama wajahnya mengerung, matanya ditajamkan dan ponselnya semakin di dekatkan pada matanya. Di akhir pesan barulah Rosé menganga. Ia sangat terkejut saat melihat sebuat tweet yang melihatkan dirinya dan Taehyung kemarin. Saat cowok itu mengantar sampai rumah.

Pantas isi room chat-nya diserbu teman-temannya untuk menanyakan perihal tersebut. Bahkan grup angkatannya sedang ramai membahas hal itu sampai ditag beberapa kali.

Haruskah rumor pertamanya di sekolah harus bersama Taehyung. Tidak ada gitu yang lebih bagus dari itu. Rosé jadi jengkel sekali.

Ini lagi, beberapa anak-anak sekolah Denandra menyangka jika Rosé dan Taehyung terlibat backstreet. Walau Rosé sudah menyangkal tuduhan mereka pada beberapa teman dekatnya, tetap saja mereka lebih percaya dengan rumor aneh itu.

"Ya kali gue backstreet sama dia," gerutu Rosé kembali ketempat Clare dan Alice.

Rosé mematikan ponselnya berpura-pura seakan ia tidak peduli dengan kabar itu. Biar kan saja orang orang berasumsi.

Setelah cukup lama di butik Rosé tidak langsung pulang ke rumah bersama kakak dan ibunya. Ia pergi sendiri ke mall yang kebetulan ada di seberang butik. Ia berencana mau ke beauty bar langganan untuk menipedi lalu bercreambath juga. Semacam me time, stress juga kalau di rumah hanya bisa memegang ponsel yang isinya pertanyaan tak penting.

KifferTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang