Janjian kali ini, Rosé mengajak Jungkook menonton bioskop. Dia sudah memesan film horor terbaru kemarin sore disela acara pernikahan kakaknya. Padahal Rosé itu parnoan sekali dan penakut, demi Jungkook dia rela memberanikan diri menonton film horor pertama kali di bioskop.
Cinta itu memang buta guys..
Mereka memasuki studio sesuai jam yang dipilih. Keduanya duduk bersebelahan, dengan posisi Rosé didekat dinding studio. Sengaja memesan paling pojok agar bisa ... ciuman.
Becanda, Rosé tidak cabul kok. Dia milih dipojok agar bisa menengok ke dinding kala film mulai bertambah seram.
Setelah iklan-iklan yang diputar diawal, film pun dimulai. Haduh, itu yang namanya jantung gak bisa berhenti berdugun-dugun. Baru intro saja Rosé sudah tutup mata.
Sampai di tengah film Rosé masih enggan membuka mata. Sekali-kali dia sempat mengintip sih, tetapi apesnya pas ia intip bertepan sekali saat setannya nongol. Makin-makin lah Rosé merapatkan matanya.
Namun, Rosé membuka lagi matanya ketika merasakan jemarinya yang digenggam. Dia menengok pada Jungkook yang juga sedang menengok padanya.
"Kalo takut kita keluar aja."
Rosé tidak langsung menjawab, melainkan salting dulu. Aduh, seharusnya dari awal Jungkook menggenggam tangannya. Ada untung juga nonton film horor kalo begini jadinya kan.
"Gapapa lanjut aja."
Jungkook pun mengangguk. Kembali menengok ke depan ke arah layar. Akan tetapi tangannya itu masih tetap menggenggam jari-jemari Rosé.
Sementara Rosé, jangan ditanya bagaimana situasinya. Dia tetap menutup mata, tetapi dengan senyuman kali ini. Nyaman sekali bergenggaman tangan dengan Jungkook.
Film yanh berdurasi dua jam itu akhirnya selesai. Lampu studio menyala dan setiap orang mulai meninggalkan kursinya.
Karena masih ramai orang yang turun, Rosé dan Jungkook masih menunggu di kursinya.
"Tadi filmnya seru ya," ucap Rosé mengada-ngada.
Jungkook terkekeh sedetik kemudian tawanya lepas. "Rosé dari awal gue ngeliat lo tutup mata sepanjang cerita."
Rosé tersenyum malu, ternyata Jungkook menyadarinya.
"Makasih udah mau nemenin gue nonton Rosé."
Suara lembut Jungkook yang menyapu halus telinga Rosé semakin membuat perempuan itu tergila-gila dengan laki-laki di sampingnya. Apalagi dengan jarak yang cukup dekat, ketampanannya itu semakin detail di mata Rosé.
Sumpah, Jungkook hari ini sangat tampan mengalahkan Ayah Mason yang selalu dibanggakannya menjadi pria paling tampan sedunia.
Di sela kekaguman Rosé dengan paras paripurna Jungkook. Muncul tekad jika Rosé harus menyatakan perasaannya sekarang juga. Otaknya seperti terus memberi sinyal agar mulutnya terbuka.
"Jungkook, gue mau jujur."
"Jujur apa?"
Rosé menggigit bibirnya.
"Gue suka sama lo."
"Rosé gue-"
Drrtt..
Dering ponsel Jungkook menginterupsi ucapannya.
Kala Jungkook mengangkat teleponnya, Rosé malah memainkan jemarinya gelisah. Ada penyesalan dilubuk hatinya sesudah mengungkapkan isi hati sebenarnya pada Jungkook.
"Rosé lo mau ikut gue atau..." Jungkook menjeda ucapannya, "Ayo Rosé lo ikut gue."
Jungkook tidak mungkin meninggalkan Rosé sendirian.
Keduanyapun keluar dari dalam studio. Rosé membuntuti Jungkook sampai ke parkiran dan ikut masuk ke dalam mobilnya.
"Kita mau ke mana?"
"Ke bandara, jemput nenek. Tadi ibu gue call harus cepet jemput. Maaf ganggu kegiatan kita."
"Eh gapapa lah, ayo cepetan Kook nanti nenek lo nunggu lama."
Sampai di bandara, Rosé juga Jungkook menunggu di luar gate sembari melihat setiap orang yang keluar satu persatu. Rosé yang belum bertemu atau melihat perawakan nenek Jungkook hanya menduga-duga setiap kali melihat wanita paruh baya.
"Kook itu bukan?"
"Bukan."
Jungkook kembali memperhatikan area sekitarnya, tetapi seketika tatapannya terkunci pada satu arah, menatap seseorang yang tengah menatapnya juga dari jauh. Badannya seperti membeku, telinganya juga menjadi tuli.
"Kook? lo gapapa?" tanya Rosé menepuk pundak Jungkook. Jungkook tidak menyahut saat ia panggil tadi.
"Jungkook." ucapan Rosé tersela oleh gadis yang menghampiri mereka.
"Kak aku kangen."
Rosé membeo saat melihat gadis berponi memeluk Jungkook tanpa izin.
Rosé berpikir itu sodara yang lain, seperti saat dinikahan Alice.
"Yeri? bukannya-"
"Iya Kak ini kejutan yang dibuat aku, Ibu, sama Kak Jiho, hehe. Maaf in ya dibohongi, nenek masih di Bogor," ucapnya menyengir kuda. "Tapi beneran deh aku kangen banget," ucapnya lagi kembali memeluk Jungkook.
"Yer." Jungkook berusaha melepaskan pelukan, ingat jika masih ada Rosé.
Pandangan Rosé dan Yeri bertemu, Rosé menampakkan senyuman yang juga dibalas senyuman. Untungnya adik Jungkook yang ini tidak seperti kembarannya kemarin, batin Rosé.
"Halo, temennya Kak Jungkook ya?? aku juga panggilnya kakak berarti ya, nama kakak siapa?"
Rosé menerima uluran tangan Yeri. Ramah, cantik, dan lembut Rosé senang. "Gue Rosé."
"Wah Kak Rosé bagus banget namanya," ucap Yeri membuat Rosé merasa tersanjung.
"By the way aku Yeri Kak, salam kenal."
"Oh Yeri salam kenal juga, Jungkook lo ternyata punya adik secantik ini."
Tidak ada jawaban dari Jungkook melainkan tawaan dari Yeri. "Hahaha kak Rosé bisa aja, aku pacar kak Jungkook kak."
.
.
.
To be continued.
ini alesan Jiho dichap sebelumnya 😄
see u next chap...

KAMU SEDANG MEMBACA
Kiffer
Teen Fiction"Kak Taehyung main gak becus!" Hanya karena teriakan Rosé di stadion, dirinya selalu berurusan dengan sang kapten basket sekolahnya. Suasana hati Rosé menjadi buruk jika Taehyung mulai berbuat ulah dengannya. Untungnya ada Jungkook yang dapat membua...