N.19 : 03

552 82 4
                                    

"Halah, itu hanyalah mitos belaka. Zaman canggih seperti ini sudah tidak ada mitos yang harus dipercaya" Jimin berucap dengan semena - mena, membuat salah satu dari mereka murka dan memandang Jimin dengan tatapan nyalang.

"Jimin! jaga ucapanmu!" tegur Yoongi yang kesal melihat tingkah semena - mena kawannya itu.

"Kau, kau percaya dengan mitos itu? haha.. kuno!" Ujar Jimin kepada Yoongi yang membuat amarah Yoongi memuncak.

"Bajingan!" Yoongi mengepalkan tangannya, maju ke depan tepatnya dihadapan Jimin lalu memukul rahang kawannya itu.

Kawan - kawannya yang lain berusaha memisahkan pertengkaran sengit itu, mereka tak ingin ada yang terluka disini.

"Jimin, kalau kau tidak bisa menghormati mitos yang ada disini, lebih baik diam saja" Ujar Jungkook yang ikut geram dengan sikap Jimin.

Jimin tersenyum smirk, ia merasa teramat dipojokkan sekarang.

"Oh ya? oke kalau itu mau kalian" Ujar Jimin lalu berjalan mendahului kawan - kawannya.

"Ah, anak itu. Dia terbawa emosinya sendiri, dasar." Jin menghela nafas, menggelengkan kepalanya heran melihat temannya yang satu itu.

"Sudahlah, lebih baik kita lanjutkan saja perjalanan ini" Usul Namjoon diangguki kawan - kawannya.

Mereka mulai berjalan menelusuri hutan ini kembali, hingga teriakan keras terdengar ditelinga mereka, mereka menghentikan langkahnya, berusaha mencari asal teriakan tersebut.

"Tolong aku!!!" Teriakan itu semakin terdengar jelas saat mereka melewati pohon dengan jurang dibawahnya.

"Suara itu.. seperti suara Jimin" Ujar Jisoo membuat semua mata memandang dirinya.

"Benar, itu seperti suara Jimin. Tapi, dimana dia?" Mata mereka menelusuri disetiap sudut semak - semak dan jurang yang ada, hingga mata Hoseok tak sengaja melihat orang yang menjadi asal suara itu.

"Astaga Jimin" Teriak Hoseok menggelegar membuat kawan - kawannya terkejut.

"Lihat, Jimin tersangkut disana" Hoseok menunjuk arah jurang terdalam, disana ada Jimin yang berpegangan pada akar pohon yang merambat menembus tanah lembab itu.

"Astaga, cepat selamatkan dia" Taehyung dengan cepat memberikan tangannya untuk digapai oleh Jimin.

Jimin dengan usahanya untuk menggapai tangan Taehyung itu membuahkan hasil, tangannya sudah berpegangan dengan tangan Taehyung.

Kawan - kawannya yang lain memegangi badan Taehyung agar pria itu tak ikut tertarik oleh Jimin. Mereka menarik badan Taehyung, sedangkan Taehyung menarik Jimin.

Usaha yang mereka lakukan tak membuahkan hasil, Jimin sama sekali tak ada pergerakan sedikit pun, ia terjebak disana.

Salah satu dari mereka meluaskan pandangan matanya, mencari sesuatu yang pasti menjadi penyebab Jimin terperosok ke dalam jurang.  Dan benar saja, ia melihat angka 19 tertulis dipohon besar seberang.

Teriakan teman - temannya membuat ia terkejut, mereka terperosok jatuh kedalam jurang. Ia sendirian disini, ia masih selamat.

Namun, disana pasti mereka membutuhkan dirinya. Dengan perasaan yakin walau keringat dingin mengucur deras dibadannya, ia ikut melompat kedalam jurang itu. Dan seketika, semuanya hitam, tak terlihat apa - apa selain warna kegelapan.

-

Satu persatu dari mereka mulai membuka matanya, badan yang terasa nyeri membuat mereka meringis sakit seketika.

"Badanku terasa sakit sekali" Keluh Jennie sembari memijat pinggangnya.

"Tak hanya kau, aku pun sama" Ujar Rose dengan ringisan yang tetap terdengar ngilu.

Mereka menyenderkan badannya ke dinding tanpa sadar bahwa mereka telah berada ditempat ini.

"Kau tak apa?" tanya Jungkook kepada Lisa yang sedang membersihkan kotoran dibajunya.

"Ya, aku tak apa" Jawabnya membuat Jungkook menghela nafas lega.

"Tunggu, dimana kita ini?" tanya Namjoon membuat mereka tersadar.

Mereka bangkit dari duduknya, mengitari ruangan berdebu itu dengan perasaan takut.

"Ini seperti rumah yang telah lama ditinggal oleh pemiliknya" Ujar Jungkook sembari membersihkan tangannya dari debu yang menempel.

"Ya, kau benar. Tapi, kenapa kita bisa berada disini?" tanya Jisoo kebingungan disertai keringat dingin dan perasaan takut dibenaknya.

"Jimin telah melanggar larangan yang ada di hutan ini."

NUMBER 19Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang