N.19 : 09

459 73 3
                                    

"Mereka mengajakku ke taman yang berada dibelakang asmara. Mereka membully ku lagi dengan mencaci-maki ku dengan kata-kata kasar. Kesabaranku telah habis kali ini, aku melawan mereka.
Caraku tidak berhasil, mereka membully ku bertambah parah dan mengancam akan membunuh seluruh siswa berprestasi di asrama ini. Aku sekarang tahu, mereka... iri kepadaku."
-Catatan nomor 2 tahun 2015

"Tiada hari tanpa bully dari mereka. Aku lelah, namun aku harus terus bertahan demi orang tua ku, aku ingin membahagiakan mereka.  Hari itu, tepat pada tanggal 21 mei, sekolah libur. Aku berjalan-jalan disekitar asrama yang luas ini, tak kusangka saat aku melewati lorong nomor 3 aku menemukan mereka sedang... mereka membunuh Rumi, siswa berprestasi di sekolah ku.
Sialnya, mereka melihatku. Mereka...mengejarku."
-Catatan nomor 3 tahun 2015

"Aku tidak bisa apa-apa saat salah satu dari mereka membekap mulutku dan membawaku ke kamar nomor 1 yang berada di lantai 3. Selanjutnya, aku tak tahu lagi, aku terlelap karena mereka telah membiusku."
-Catatan nomor 4 tahun 2015

Satu persatu teka-teki telah mereka temukan, hanya saja nama dalang dibalik semua ini yang mereka belum ketahui.

Omong-omong catatan itu ditemukan oleh Namjoon di lorong toilet yang telah kumuh. Tadi, Namjoon merasa ingin buang air kecil yang akhirnya semua teman-temannya menemaninya untuk mencari toilet, berjaga-jaga agar mereka tidak terpisah.

"Makhluk itu memiliki nasib yang sangat malang," Ujar Jennie yang turut sedih membaca catatan tadi.

"Benar, dia sangat malang." Namjoon menyahut dengan suara yang lirih.

"Sepertinya ada yang janggal," Ujar Jungkook membuat teman-temannya penasaran. Apa maksud perkataan Jungkook?

"Maksudmu?."

"Kalau korban difitnah atas tuduhan pembunuhan, seharusnya si korban saat ini berada didalam jeruji besi. Tapi kenapa siswa atau korban itu malah menjadi makhluk menyeramkan?." Penjelasan Jungkook memasuki nalar teman-temannya. Benar yang dikatan Jungkook, seharusnya korban berada di penjara, bukan malah menjadi makhluk menyeramkan seperti itu.

"Kau benar. Atau mungkin ada catatan mengenai alasan sebenarnya yang belum kita temukan?" Namjoon mencoba menjawab ucapan Jungkook tadi. Membuat teman-temannya mengangguk setuju atas ucapan Namjoon yang ada benarnya.

"Ya, mungkin benar yang kau katakan. Jadi, mari kita pecahkan teka-teki ini dan keluar dari tempat ini!"

-

Mereka kembali menjelajahi asrama kumuh ini. Mencoba mencari jawaban dari teka-teki yang ada ditempat ini. Dimulai dari memasuki ruangan-ruangan kumuh sampai toilet pun mereka masuki demi mencari tahu teka-teki untuk jalan keluar dari sini.

"Kau menemukan sesuatu?" Tanya Jin pada Taehyung yang baru saja keluar dari salah satu ruangan.

"Tidak." Jin dan Taehyung menghembuskan nafasnya lelah.

"Ya sudah. Ayo kita ke Namjoon dan Hoseok saja." Ajak Jin kepada Taehyung.

Ya, mereka dibagi beberapa kelompok untuk menyusuri ruangan-ruangan yang berada di lorong ini saja. Tenang, mereka tidak akan terpisah karena jarak satu sama lain tidak terlalu jauh.

"Apa kau menemukan sesuatu, Joon?"

"Ya."

Mendengar bahwa Namjoon menemukan sesuatu membuat Jin, Taehyung dan Hoseok antusias.

"Benarkah? apa itu?" Tanya Taehyung dengan girang.

"Buku pelajaran." Ucapan Namjoon membuat teman-temannya jengkel. Mereka kira Namjoon menemukan catatan atau kunci, tapi ternyata hanya buku pelajaran.

"Teman-teman, ayo berkumpul kembali!" Teriak Jin tak begitu keras untuk menginstruksi teman-temannya agar menyudahi mencari teka-teki ditempat ini.

Mereka bergerombol kembali, menanyakan satu sama lain tentang barang apa yang mereka temui.

"Ada yang menemukan sesuatu disini?"

Jimin mengangkat tangannya, memperlihatkan sesuatu yang ada ditangannya. Sebuah kotak berisikan foto-foto siswa dan siswi sekolah menengah pertama.

"Jadi, ini adalah bekas asrama anak SMP. Dan, siapa anak ini? kenapa wajahnya nampak tidak jelas sekali." Taehyung menelisik foto-foto itu dengan lamat. Menurutnya, foto-foto ini sangat aneh, kenapa disetiap lembar fotonya selalu ada beberapa siswa yang wajahnya nampak tidak jelas.

"Halah, itu faktor karena fotonya sudah terlalu lama tidak terawat," Ujar Yoongi dengan nada sedikit meninggi.

"Mungkin kau benar, tapi tidak perlu sampai meninggikan suaramu untuk menjelaskan itu." Namjoon menegur Yoongi, ia hanya tidak suka dengan orang yang berbicara menggunakan nada tinggi.

Yoongi menunduk karena merasa bersalah, ia tak sengaja menggunakan nada tinggi. "Maaf, aku tak sengaja."

"Aku menemukan sesuatu juga!" Ujar Jisoo mencoba memecah kecanggungan yang ada.

"Oh benarkah? apa itu?"

"Catatan lagi"

"Bagus. Coba bacakan isinya!"

"Polisi membawaku keruang tahanan pada waktu itu. Aku yang masih remaja hanya bisa menangis meratapi nasib burukku ini. Aku dimasukan kedalam rungan khusus tanpa ada orang dewasa didalamnya. Ya, aku dimasukkan kedalam jeruji besi. Orang tuaku bahkan tak mengetahuinya.

Sebulan berlalu, aku masih berada didalam jeruji besi ini, aku dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Pada hari itu, mereka mengunjungiku. Tidak kusangka bahwa mereka akan menculikku dan membawaku ke asrama yang telah dikosongkan ini. Mereka menikamku hingga aku tewas dengan beberapa luka tusuk pada tubuhku.

Ketika kau menemukan surat ini, percayalah bahwa bangkai atau bahkan tubuhku yang telah menjadi tulang belulang masih berada disini. Aku akan membalas dendamku kepada mereka. Keparat M...."

Sayang sekali, belum Jisoo menyelesaikan bacaannya, namun bagian akhir telah robek.

NUMBER 19Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang