Jin membangunkan kawannya, ia menemukan sesuatu disini. Sebuah robekan kertas dengan tulisan yang terlihat usang.
"Bangun, hey." Jin menggoyangkan bahu Namjoon yang tengah tertidur pulas disebelahnya.
"Ada apa, Jin. Aku lelah," Ujar Namjoon dengan lesu, ia masih mengantuk.
"Lihat, aku menemukan kertas ini dibawah ranjang." Jin menunjukkan sobekan kertas itu ke Namjoon.
"Woah... ini mungkin salah satu petunjuk jalan keluar dari sini." Jin mengangguk setuju atas ucapan Namjoon.
Merasa terusik dengan suara Jin dan Namjoon, satu persatu dari mereka terbangun. Serentak mereka menoleh kearah kedua orang itu, Jin dan Namjoon.
"Ada apa? kenapa berisik sekali," Ujar Rose yang merasa terusik.
"Aku menemukan ini." Jin menunjukkan kertas tadi ke teman-temannya.
"Coba bacakan tulisannya," Ujar Jisoo memerintah Jin.
Jin mengangguk, lalu membacakan tulisan yang tertulis di kertas usang itu.
"Hari itu, tepatnya pada tanggal 20 mei 2015. Aku memenangkan penghargaan, lagi. Penghargaan dari lomba sains yang aku ikuti, aku mendapatkan beasiswa, itu sangat membantuku yang notabenenya adalah anak dari orang tak mampu. Seperti biasanya pula, mereka memandangiku dengan sengit saat aku naik ke panggung untuk menerima penghargaan. Mereka selalu saja tak menyukaiku, mereka selalu membully ku, bahkan saat aku tak tahu letak salahku dimana."
-Catatan nomor 1 tahun 2015."Fitnah?"
"Mungkin begitu..."
"Ayo keluar dari sini! cari jalan keluar dari teka-teki ini."
Mereka mengangguk serentak lalu bangkit lagi untuk mencari jalan keluar dari tempat ini.
-
"Ruangannya banyak sekali," ujar Jisoo sembari memeluk dirinya sendiri yang merinding.
"Iya"
"Bagaimana cara menemukan jalan keluarnya?" Tanya Rose yang sudah muak dengan tempat ini.
"Sabar. Tidak lama lagi kita akan keluar dari sini," Ujar Jimin menyakinkan teman-temannya.
Mereka terus berjalan, hingga tak menghiraukan sesuatu yang ada dibelakang mereka.
"Kenapa tiba-tiba bau amis?" Tanya Jennie mencoba menanyakan bau yang ia cium ini, bau anyir seperti darah busuk.
"Entah, aku tidak tahu." Hoseok menggendikan bahunya, menolehkan kepalanya untuk mencari sumber bau anyir ini. Hingga ketika ia menoleh kebelakang...
"Ya Tuhan! makhluk itu lagi! LARI!!!"
-
"Apa kalian tidak merasa penasaran dengan apa yang dikatakan makhluk tadi?" Jungkook mencoba memecah keheningan yang ada, mencoba agar teman-temannya tidak terlalu tegang dengan kejadian beberapa waktu lalu. Tadi, mereka dikejar lagi oleh makhluk itu, hingga saat ini mereka tengah berada diruangan sempit ini.
"Makhluk itu seperti mengucapkan suatu nama" Mereka mengangguk atas ucapan Jin.
"Benar. Seperti... Sug-- ah aku lupa." Jisoo mencoba mengingat suatu nama yang diucapkan oleh makhluk tadi. Pasalnya, makhluk itu seperti menyimpan dendam pada salah satu dari mereka, terbukti tatapan makhluk itu pada mereka.
"Atau mungkin salah satu dari kita adalah pelaku yang diceritakan pada catatan itu? tapi... tidak mungkin."
KAMU SEDANG MEMBACA
NUMBER 19
HorrorKetidak percayaan kawan-kawan Lisa terhadap larangan di hutan Sibgu membuat mereka harus merasakan akibatnya. Mereka melanggar pantangan yang seharusnya tak boleh dilakukan saat di hutan Sibgu, yaitu menulis angka 19. "Jangan pernah menulis angka 19...