// PROLOG

5.8K 395 6
                                    

Tangannya masih berpegang pada pembatas jembatan. Rematannya semakin kuat, sampai urat-urat tangannya terlihat begitu jelas. Mata sembabnya masih terpampang bahwa ia habis menangis. Luka lebam pada bagian sudut bibirnya dan juga bagian lainya terlihat baru, menandakan bahwa ia baru saja dipukuli.

Matanya menengadah menatap keatas langit. Malam ini tak ada bintang yang biasa ia lihat. Juga manusia lain selain dirinya dijembatan ini.

Jam menunjukkan waktu hampir dini hari. Dengan seragam sekolah yang masih melekat pada tubuhnya, ia masih tak ingin beranjak dari tempatnya berdiri.

Remaja sekolah menengah atas itu seakan tak memiliki daya. Raut wajahnya kosong. Matanya mulai beralih pada derasnya sungai dibawah sana.

Menatapnya cukup lama,

Hingga Kakinya mulai menaiki pagar jembatan. Langkah kakinya penuh kehati-hatian hingga ia bisa berdiri tegap disisi lain jembatan yang minim pijakan, tangannya masih berpegang pada pinggiran.

Hatinya mendadak keluh, bimbang tentang apa yang akan ia lakukan adalah sebuah pembenaran. Tapi ia berusaha menepis perasaan takut dan sedihnya. Toh semua tak ada artinya lagi.

Dan detik berikutnya, tangan ringkihnya ia lepaskan pada pegangan. Bersamaan dengan tubuhnya yang perlahan limbung kedepan. Menyapa derasnya arus dan kerasnya batu dibawah sana.

Jake sudah menyerah atas semua..









"Selamat tinggal...."

























Next?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Next?

HIDDEN ; step to adulthoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang