CHAPTER 18

1.2K 159 18
                                    


Typo bertebaran!



Shim jaeyoon tak mengerti, entah apa yang dilakukannya hingga langkah kakinya malah menuntunnya menuju alun-alun kota malam ini. Bahkan sembari menghela nafas lebih, jaeyoon sama sekali tak melakukan apapun selain duduk disalah satu kursi. Matanya menatap kesana-kemari, dan lagi-lagi ia tak menemukan hal yang menarik selain para pejalan kaki yang melewatinya hampir setengah jam lebih.

membosankan.

Ia masih saja bersandar pada kursi dengan ponsel yang berada digenggamannya. Pikirannya menerawang jauh ke kejadian pagi hari tadi disekolah.

"Masalah lagi, apa sunoo bisa melewati semua ini?"

Tanyanya pelan.

Terakhir kali, saat disekolah pagi tadi. Jaeyoon sempat melihat bagaimana sunoo dan heeseung kembali bersiteru. Bahkan mungkin masalahnya tidak hanya dari heeseung saja. kali ini, seluruh sekolah benar-benar mempermasalahkan tentang video yang tersebar.

Dan jaeyoon yang sebenarnya ingin membantu malah dihentikan oleh Niki yang mencegatnya melangkah lebih jauh lagi. Bocah Jepang itu dengan berani melangkah sedikit berlari dan mencekal tangan heeseung hingga pemuda itu berbalik.

Dalam hati,

Jaeyoon sungguh mengagumi akan keberanian mereka.

"Permisi."

Sebuah suara menginstruksi,

Otomatis Kepala jaeyoon terangkat, obsidian nya mendapati eksistensi seseorang yang berdiri tepat dihadapannya.

"Bisa kita bicara, jaeyoon-ssi?"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Kau tak terlalu terkejut saat melihatku."

Jaeyoon terkekeh sembari melipat tangannya pada meja. Sekarang mereka berada disalah satu cafe yang tak jauh dari jaeyoon menduduki kursi terakhir kali. Lantas pandangan jaeyoon menyisir setiap orang yang juga berada didalam cafe ini. Namun meski begitu, tatapannya jatuh pada seseorang dihadapannya.

"Anda donatur tetap sekolah elit kami." Ujarnya sembari mencodongkan tubuh kedepan, "identitas anda tak mungkin jadi rahasia lagi."

Seseorang itu tersenyum, "kau benar."

"Lalu, ada hal penting apa hingga seseorang yang kaya seperti anda menemui saya Yang hanya murid beasiswa? Bukankah pertemuan ini terlalu biasa?"

Seseorang itu tersenyum sangat kecil,

"Kau putra shim yoora, benar?"

Jaeyoon mengerutkan dahi ketika orang itu menyebutkan nama ibunya.

"Bagaimana anda tau?"

HIDDEN ; step to adulthoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang