CHAPTER 14

1.1K 172 7
                                    
















Ya! Kim sunoo, apa jungwon baik-baik saja? Bagaimana dengan lukanya?"

Kim sunoo menghela nafas dan memutar bola matanya malas setelah mendengar park jeongwoo berbicara diseberang sana. Jika tahu topik itu yang akan dibicarakan, ia takkan mau mengangkat panggilan video dari pemuda park tersebut. Lagipula kalau bicara mengenai yang-jungwon, sunoo rasa bocah itu sudah lebih baik dari sebelumnya. Bahkan anak itu sempat-sempatnya masih berbicara soal masalah sunoo dan dirinya dimasa lalu.

Menggelikan.

"Kim sunoo, kau mendengarku tidak sih?"

Dengan langkah pelan Kim sunoo duduk di ranjang dan bersandar, "telingaku masih berfungsi dengan baik, park." Mata sunoo menatap pada panggilan video dihadapannya.

"Kalau begitu jawab" park jeongwoo menggerutu diseberang sana.

"Anak itu baik-baik saja, kurasa."

Mendengar penuturan Kim sunoo yang seakan tak perduli membuat park jeongwoo lama-lama mulai jengah. Dan ayolah, mereka berdua berada diruangan Yang sama. Tidakkah terlalu muda menjawab pertanyaan yang begitu simpel itu. Dan jika dilihat lebih jeli, park jeongwoo merasa kalau sunoo tengah sendirian saat ini.

"Kau sendirian, dimana Niki dan jungwon?" Park jeongwoo lagi-lagi bertanya.

Kim sunoo menguap, menjeda waktu untuk menjawab, "mereka belum kembali."

Dalam hati, sebenarnya Kim sunoo juga bertanya-tanya, kenapa dua manusia itu belum kembali. Bahkan jam di dinding menunjukkan bahwa waktu hampir mencapai tengah malam. Bukankah sudah saat nya kembali ke kamar masing-masing. Tapi jungwon dan Niki masih belum menunjukkan batang hidungnya.

Tapi disisi lain hal itu lebih baik saat mereka tak kunjung kembali. Kim sunoo tak harus merasa canggung pun tak harus merasa dongkol jika harus berdekatan atau bahkan hanya berada di radius empat meter dari jungwon berada.

Hari lebih menyenangkan jika jungwon tidak ada,

Mungkin.

"Kau tak ingin mencari mereka?"

Kim sunoo disadarkan lagi oleh jeongwoo yang kembali bertanya, "tidak, mereka bukan bocah berumur sepuluh tahun yang jika tak kembali harus segera dicari, kan?" Nada suara sunoo penuh dengan penekanan disetiap kata.

"Ya ya, terserah padamu saja. Dan Oh ya! Besok jangan coba-coba melarikan diri lagi dari kegiatan, kau mengerti?!" Jeongwoo setengah tersulut saat mengatakan hal itu. Dan Kim sunoo hanya menatap lalu terkekeh.

"Kalau aku tidak mau?"

"Aku akan mengadukanmu pada guru."

Sunoo menyerah, "iya baiklah, dasar kulit hitam."

"Siapa yang kau sebut kulit hitam hah?!" Park jeongwoo mengeraskan suaranya.

Sunoo tertawa, "tentu saja kau, siapa lagi."

"Kau tau, aku sangat membencimu."

"Aku juga sangat mencintaimu." Sunoo segera menutup panggilan video tersebut lalu melemparkan ponselnya kesembarang arah, dan jangan lupakan bahwa ia masih saja tertawa. Park jeongwoo sungguh sangat membuatnya terhibur.

"Membenciku katanya? Lihat saja, besok akan aku buat dia menarik kata-katanya."

Sunoo lalu merebahkan diri lalu menutup mata. Tapi belum semenit ia menutup mata, ia dikagetkan dengan suara pintu yang terbuka. Segera ia membuka mata dan duduk kembali dalam keadaan setengah kaget.

HIDDEN ; step to adulthoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang