CHAPTER 8

1.4K 242 2
                                    




















Sunoo menguap bersamaan dengan langkah kakinya yang mulai melambat. Tangan kanannya merogoh ponsel yang terletak pada saku miliknya. Saat setelah mengantar pulang yujin tadi, ia sekarang langsung ingin bergegas pulang dan merebahkan diri ditempat tidur miliknya. Demi tuhan, mengapa mata nya tak dapat diajak kompromi?

Entah.

Layar ponselnya yang menyala bahkan semakin membuat nya ingin menutup mata. Dan ia sangat-sangat berharap saat ia pulang nanti, ibunya belum datang. Karena sunoo benar-benar masih tak ingin untuk saling membuka suara dengan ibunya.

Semoga.

Ting!!

Notifikasi masuk, sunoo mengernyitkan dahinya. Disana terpampang pesan dari nomor asing yang sempat mengiriminya pesan saat disekolah tadi.

"Apa dia kurang kerjaan mengirimiku pesan tak berguna seperti ini? Aishhh?!!" Sunoo mendumel dalam sesi berjalan nya. Rentetan pesan itu lama-lama membuat sunoo geram. Ia bahkan tak mengerti maksud dari orang itu mengirimi nya pesan aneh seperti itu.

|Seharusnya tak terjadi, tapi semua itu baru saja aku alami. Lain kali kau harus bertanggung jawab soal ini semua, Kim sunoo.

Bertanggung jawab? Hey! Sebentar, Apa ini orang salah kirim pesan?

Sudahlah, sunoo tak perduli.

Satu pesan masuk lagi, aku akan| membunuhmu.

Sunoo langsung menutup ponsel saat setelah membalas pesan tersebut. Langkah kakinya ia percepat, udara malam ini ternyata cukup dingin. Membuatnya semakin mengeratkan jaket. Mata rubahnya hanya tertuju pada jalan setapak didepannya, mengabaikan beberapa penjual makanan yang biasanya akan langsung membuatnya berhenti. Tapi berbeda untuk hari ini. Matanya tak membiarkannya untuk pergi, sial.

Setelah sunoo melanjutkan langkah dan menatap semakin kedepan, matanya malah menangkap presensi seseorang pada tepian jembatan. Makin dekat, sunoo dapat melihat kalau orang itu memanjat tepian sisi lain jembatan. Tunggu, what?! Jangan bilang-

Langkah kaki yang sebenarnya berat untuk diajak bersahabat itu akhirnya terpaksa berlari sekencang-kencangnya. Sunoo bahkan sempat mengumpat karena jarak dirinya dan jembatan masih terbilang cukup jauh, sialan.

"Aku akan membunuhnya karena telah membuatku berlari seperti ini!"

Sunoo berbicara dengan penuh amarah dalam setiap langkahnya. Tapi didetik berikutnya, mata sipitnya malah menangkap seseorang yang juga berlari dari arah berlawanan. Orang itu dengan cepat menarik tangan orang yang sedang berada ditepian jembatan. Mengakibatkan mereka berdua jatuh kebawah dengan keras. Dan adegan tersebut membuat langkah kaki sunoo terhenti.

Syukurlah,

Tapi--

Tunggu.

Bukankah itu?

"Jungwon?"

Dari tempatnya berdiri, sunoo sekarang dapat melihat dengan jelas wajah orang tersebut, itu jungwon. Dan sunoo dibuat kaget lagi untuk kedua kali karena retina nya menangkap presensi lain yang sempat membuatnya mengumpat tanpa henti.

"Bukankah itu...Jay Park?!"

Sunoo kemudian terdiam menatap penuh pertanyaan pada dua manusia didepan sana yang terlihat tengah berusaha berdiri. Dalam benaknya sekarang penuh akan pertanyaan pada satu sisi, yaitu Jay. Seniornya itu mencoba untuk bunuh diri? Benar-benar diluar ekspektasi sunoo saat ini.

HIDDEN ; step to adulthoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang