"chaeyoung.. sabar! chaeng!" sekuat tenaga Tzuyu mengejar Chaeyoung yang sudah ngebut mendahuluinya.
Motor antik Tzuyu tak mampu lebih cepat dari milik Chaeyoung. Meski Tzuyu optimis Chaeyoung akan menunggunya. Karena bagaimana pun sahabatnya itu tidak tahu tujuan sebenarnya
Sementara Chaeyoung yang sudah memberang. Tak sedikitpun menghiraukan Tzuyu yang mengejarnya.
"chaeng!!!" dengan menekan klakson terus-terusan. Akhirnya Chaeyoung mau memperlambat laju motornya dan menepi.
Tzuyu menghampiri segera, "chaeng mau kemana?" tanyanya tertatih-tatih
"gatau, kemana emang?" jawab Chaeyoung cuek.
Tzuyu hanya bisa bersabar dan menelan ludahnya.
"lo kan gatau dia dimana?"
"ya makanya gue ngikut lo"
"ya lo jangan ngebut dong" protes Tzuyu.
Meskipun sedang terbakar amarah, Chaeyoung menurut pada Tzuyu. Ia tak mau menjadi kekanak-kanakan dan mengamuk di tengah jalan
"gue tau dia tinggal dimana" ucap Tzuyu
Chaeyoung semakin membara. Dia meminta Tzuyu untuk segera menunjukan tempat di mana mantan Mina itu tinggal. Entah apa yang akan mereka lakukan.
--
Derap langkah dua pemuda itu semakin keras terdengar menaiki tangga sebuah bangun tua yang ditinggali banyak mahasiswa. Chaeyoung dan Tzuyu mencari-cari kamar seseorang yang disebut sebagai mantan Mina.
Mereka terburu-buru, lebih tepatnya Chaeyoung, dan Tzuyu mengikut di belakangnya.
"ndut, kamar yang namanya jeongyeon mana?" tanya Chaeyoung kepada salah seorang penghuni yang sudah ia kenal lama.
"lantai paling atas, kamar paling kiri, kenapa chaeng?"
"gapapa" Chaeyoung langsung meninggalkan orang tersebut disusul Tzuyu yang mulai panik takut sahabatnya melakukan hal yang tidak diinginkan.
"chaeng! chaeng.. sabar atuh" susah payah Tzuyu meraih lengan Chaeyoung untuk menghentikan perbuatan sahabatnya.
Chaeyoung yang sudah kesetanan tidak akan peduli pada siapapun. Setelah sampai di depan pintu yang dituju. Ia cukup sopan untuk mengetuk pintu sekuat tenaga.
Meski tak ada respon, Chaeyoung tak menyerah, ia yakin ada seseorang di dalam sana. Dan benar, tak berselang lama, orang yang dicari oleh Chaeyoung muncul.
Jeongyeon, mantan Mina berdiri di depan Chaeyoung dengan wajah bingungnya, sementara Chaeyoung mengatur napasnya.
"ada apa ni-"
Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, sebuah tinju melayang dan pas mengenai wajah Jeongyeon. Kini ia tersungkur di dalam kamarnya.
Chaeyoung menindih, menghantam tak habis-habis wajah Jeongyeon.
"chaeng udah chaeng!!" teriak Tzuyu mencoba memisahkan. Namun, Chaeyoung sudah lepas dari kontrolnya.
"stop!! akh! apaan si!" Jeongyeon mengeram, menghindar, dan tak cukup mampu melawan Chaeyoung yang memukul bak kesetanan.
Darah mengalir dari mulut dan hidung Jeongyeon, sedangkan matanya mulai memerah, dan wajahnya babak belur.
Chaeyoung berhenti, berdiri perlahan sembari mengatur napas. Dadanya naik turun dan keringat bercucuran. Tzuyu tak berhasil menghentikan sahabatnya, karena apa boleh buat, Tzuyu tak cukup kuat.
"lo kalo mau jadi brengsek, jangan ajak-ajak mina ya anjing!!"
Jeongyeon terkapar lemas, bahkan untuk berdiri ia tak mampu, apalagi mendengarkan celoteh Chaeyoung. Pemuda itu tersulut emosi yang tak tertahankan. Siapa pula yang tidak marah jika kekasihnya masih berhubungan dengan 'mantan', dan dalam hal ini bukan sekadar bertukar pesan, tetapi berhubungan lain yang jauh lebih intim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let It Blue (michaeng)
FanfictionSo, wrap me in plastic and make me shine. We can make a dollhouse, follow your design maaf, konten agak sensitif, genben Let's build a dog out of sticks and twine I can call you master, you can call me mine