Bab 15 - Accusation

62 3 4
                                    

Lian Hua, Guan, dan nyonya Lian masih berduka atas kepergiaan jenderal Lian yang terlalu tiba-tiba, mereka bahkan masih berusaha menenangkan diri dan mencerna apa yang terjadi, ketika tiba-tiba prajurit kerajaan yang dibawah pimpinan perdana menteri Lu Ding Wei datang ke rumah mereka dan menggeledah setiap sudut rumah tanpa penjelasan apa pun.

"Apa yang kalian lakukan?!" tanya nyonya Lian dengan marah. Dia berusaha menghentikan salah satu prajurit yang hendak masuk ke kamarnya, namun prajurit itu mendorong nyonya Lian hingga membuat wanita itu terjatuh.

Melihat apa yang dilakukan oleh salah satu prajurit tersebut, Lian Hua yang berada dalam dekapan Guan meronta dan berlari menerjang prajurit tersebut, berusaha memukulnya untuk membalas perbuatannya pada ibunya.

"Lian Hua!" Guan bergegas menarik Lian Hua kembali ke dalam pelukannya. Gadis itu kembali menangis terisak. Sementara Li Wei tak bisa melakukan apa pun selain berusaha menenangkan nyonya mereka yang juga masih dalam kondisi terpukul.

"Periksa semua tempat di rumah ini! Mereka pasti menyembunyikannya di suatu tempat!" Lu Ding Wei memberikan perintah. Para prajurit tersebut menurut, mereka menggeledah setiap bagian rumah hingga menggali ke bagian bawah rumah dan menyisir sekeliling halaman.

"Apa yang kalian lakukan di rumah kami?" tanya Guan. Setelah kepergian jenderal Lian, dia merasa bertanggung jawab sebagai kepala keluarga karena menjadi anak sulung.

Lu Ding Wei tersenyum culas. Pria itu berjalan mendekati Guan dan Lian Hua yang menatapnya penuh kebencian. "Apa kau tidak tahu bahwa jenderal Lian dicurigai sebagai penyerang putra mahkota dan pangeran Jian?"

Mendengar kalimat itu, mereka terkejut. Sesuatu yang tidak akan pernah bisa mereka bayangkan. Bahkan sama sekali tidak terbesit sedikit pun bahwa ayah mereka akan dicurigai sebagai pengkhianat negara ini.

"Tidak mungkin!" teriak nyonya Lian dengan marah. "Suamiku tidak akan pernah melakukan hal kotor seperti itu! Jika pun ada yang mengkhianati raja dan negara ini, itu adalah kau perdana menteri!" raung nyonya Lian keras.

Lian Hua dan Guan semakin terpukul dengan tudingan itu. Mereka mengarahkan pandangan ke setiap sudut rumah yang sudah porak-poranda oleh ulah para prajurit kerajaan.

"Perdana menteri, kami menemukan surat ini dikubur di samping rumah." Seorang prajurit memberikan selembar kain putih yang ditulis dengan darah binatang kepada Lu Ding Wei. Guan, Lian Hua, Li Wei, dan nyonya Lian tertegun melihat surat itu.

"Tidak mungkin!" Nyonya Lian tidak percaya dengan apa yang ditemukan oleh prajurit itu. Dia sangat yakin bahwa suaminya tidak mungkin melakukan pengkhianatan pada raja yang sudah dia layani sejak muda.

"Pasti ada seseorang yang menjebak keluarga kami!" sahut Guan. Dia menatap Lu Ding Wei tajam. "Keluarga kami tidak akan pernah melakukan hal kotor seperti ini!" tegas Guan dengan sorot mata bersungguh-sungguh.

Lu Ding Wei hanya tersenyum tipis. Dia melipat surat berdarah tersebut lalu menyimpannya di balik jubahnya. "Kita sudah menemukan apa yang kita cari, mari pergi dari sini dan laporkan pada Yang Mulia raja." Lu Ding Wei memberikan perintah pada para prajurit. Mereka semua bergegas meninggalkan rumah kediaman keluar Lian setelah memorak-porandakan seluruh isi rumah tersebut.

"Tidak mungkin," bisik Lian Huan dengan lirih. Dia tidak bisa melakukan apa pun. Dia hanya bisa menatap nanar ibunya yang kini menangis histeris serta Guan yang terlihat begitu terpukul oleh kejadian ini.

••••••

Berita pemberontakan yang dilakukan oleh jenderal Lian dan tiga pejabat yang lain cepat menyebar ke seluruh negeri. Beberapa orang menyuarakan ketidakpercayaan mereka atas tuduhan yang diterima oleh jenderal Lian dan keluarganya.

The Crown Royal PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang