“Tumben sekali hari ini kau terlambat David. Tidak biasanya. Padahal sejak kau pacaran dengan senorita Eve Renaldo kau tidak pernah telat. Lalu ada apa dengan hari ini?” sambut Cagallie.
Hari ini David memang datang terlambat, dan dia memasuki kelas tepat setelah bel kelas ke lima. Tapi David hanya berlalu tanpa mempedulikan ucapan Cagallie sama sekali, dia malah melenggang masuk ke kelas tanpa rasa bersalah sedikitpun layaknya orang yang tak pernah berbuat dosa. Dan Cagallie tak melepas kesempatan ini sedikitpun.
“Kenapa? Kau ditolak oleh senorita Eve Renaldo karena kau mengajaknya tidur? Lucu sekali David” bisik Cagallie. Setelah itu Cagallie pergi, tapi dia tahu David akan mengikutinya.
David menarik lengan Cagallie sebelum Cagallie menjauh. “Tunggu, apa yang kau inginkan?” ucap David pelan namun tegas.
Cagallie menyeringai pelan, “tidak banyak”
“Sebanyak apa yang kau ketahui?”
“Sebanyak apa kau akan membayar?” tanya Cagallie balik.
###
PLAK!! Pukulan yang tak asing itu mendarat di pipi Eve tepat saat Eve membuka pintu rumah pagi itu pukul tujuh. Dan pukulan itu didapatnya dari tangan Adams.
“BUKAN BERARTI KAU PULANG PAGI!!” teriak Adams tepat di depan Eve. “Dari mana saja kau? Renaldo dan aku sama sekali tak bisa menghubungi hp-mu. Bahkan kau mematikan hp-mu? Tak bisa dipercaya. Apa yang kau lakukan? Dengan siapa kau tadi malam? Dengan ini kau berhasil membuatku diamuk oleh Renaldo” tapi Eve hanya diam saja. Wajahnya tertunduk tak menentu. Rasa gelisah dan takut membuatnya tak tahu harus berbuat apa dan bicara apa.
“JAWAB AKU!! KAU TIDAK BISU BUKAN?!!” teriak Adams kedua kalinya pagi itu pada Eve.
“Sudahlah Adams, jangan kau terus meneriaki adikmu seperti itu. Nanti dia kabur lagi. Sekarang sudah jam tujuh. Dia akan terlambat sekolah kalau kau menceramahinya” ucap Renaldo amat sabar. Dan itu malah membuat nyali Eve dan Adams menciut. Mereka bisa mencium kemarahan luar biasa pada ucapan Renaldo. “Sudah Eve, kau cepat mandi dan sarapan, lalu berangkatlah sekolah, supirmu sudah menunggu. Kau tak ingin menjadi murid yang suka memboloskan?”
Eve langsung beranjak pelan ke kamarnya.
“Mana jawabanmu Eve?” ucap Renaldo amat pelan dan penuh tekanan.
“Iya ayah,” jawab Eve cepat namun tersendat-sendat. Kemudian Eve cepat-cepat pergi ke kamarnya.
“Dan kau Adams, kau akan ikut supir Eve untuk berangkat sekolah” ucap Renaldo dan masih dengan nada yang sama dengan nada yang terakhir dipakainya.
“Tapi ayah, aku konferensi di hotel pagi ini” keluh Adams.
“Tapi kau akan pergi ke sekolah pagi ini bersama Eve dan akan tetap di sana sampai Eve pulang dan kau baru pulang, dengan supirnya juga” ucap Renaldo dengan tekanan yang semakin meninggi.
“Tapi ayah,”
“Tidak ada lagi bantahan apapun dan kau akan menuruti kata-kataku” ucap Renaldo yang semakin tak bisa menyembunyikan amarahnya.
“Mrs.Renaldo? Halo mrs.Renaldo? Apa Anda mendengar yang saya jelaskan?”
Tiba-tiba Eve tersadar dan bangun dari lamunannya. Dia kemudian menolehkan kepalanya ke atas, asal suara tersebut berasal.
“Halo? Apa Anda sudah bangun?” ucap mr. Clayed dengan seringainya.
“Maaf mr. Clayed. Saya tidak konsentrasi pada penjelasan Anda, maka dari itu bisakah saya meminta ijin untuk ke klinik sebentar?” ucap Eve dengan pelan, dan siapapun pasti dapat mendengar tangis yang terselip diantara kata yang keluar dari mulut Eve.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karuma (END)
Teen FictionMungkin karma itu memang ada, atau mungkin memang tentu saja ada? Lalu kenapa karma harus ada? Memangnya apa itu karma? Apakah karma akan sesakit rasa sakitnya penyebab karma? Atau akan lebih sakit dari itu? ______^^__ Cerita berawal dari permusuhan...