act 8

90 20 0
                                    

“Bagaimana Eve? Kau akan pulang? Ini liburan sekolah terpanjang” ucap Keyla. “Aku yakin kau akan jadi jamur kalau kau tak pulang”

“M, aku tak yakin tentang itu. Aku tak bisa mendapat range di angkatan tahun ini” ucap Eve penuh keluhan.

“Ayolah Eve, ini bukan berarti akan kiamat. Ayahmu pasti akan mengerti. Kau baru di sini” hibur Keyla.

Oh ya? Apa dia akan mengerti? Aku tak yakin, Renaldo itu seorang psikopat. Sampai sekarangpun aku tidak mengerti mengapa aku harus pindah asrama tepat sebelum aku masuk sekolah waktu itu.

Eve dan Keyla mengobrol tentang pembagian rapor mereka tadi. Tapi Eve terlihat tak puas dengan perolehan nilai rapornya. Dia ada di urutan ke seratus empat puluh sembilan dari empat ratus lima puluh siswa di angkatannya. Dan dia sangat tidak puas dengan hal itu. Maka dia memutuskan untuk mengambil les saat liburan musim semi ini. Dia yakin amarah ayahnya akan surut dengan keputusan brilian yang diambilnya.

“Kalau yang kau ucapkan tadi benar, mungkin itu benar” ucap Keyla.

“Maksudmu apa sih? Aku tak mengerti”

“Ya sudahlah, sudah larut. Sebaiknya kita tidur sebelum mendapat teguran dari kepala asrama”

                         ###

Meskipun dia memutuskan hal demikian, Namun dalam hati dia tetap berharap apa yang diucapkan oleh kakaknya waktu itu terbukti. Bahwa Adams akan menjemputnya begitu tahun ajaran berganti. Tapi bahkan sampai sekarang, hari ke lima Eve mengikuti les, kabar bahwa Adams akan menjemputnya tak kunjung datang. Atau ini akan menjadi kejutan?

“Apa benar dia akan datang?” gumam Eve di kelas matematikanya.

“Oh, kalau kau hanya melamun saja tentu jawaban tidak akan datang. Tapi kalau kau memikirkan caranya dan mencoba memecahkannya, pasti akan datang” ucap leadernya.

Eve tergagap dan segera kembali di matematikanya. Gila, pikirnya.

Hingga pada semester berikutnya, Eve berhasil mendapat urutan ke empat puluh sembilan. Merupakan hal yang luar biasa bagi pendatang seperti Eve. Dia maju seratus poin. Dan tentu hal ini menjadi referensi bagi beberapa pengamat pendidikan yang menjadi staf guru di sekolah itu dan sebagian besar persen murid lelaki.

“Bagaimana miss.?” Tanya kepala sekolahnya.

“Emh… ku rasa itu tidak benar. Saya bukan peraih peringkat pertama pada angkatanku. Aku tidak berani menjanjikan apapun” jawab Eve saat dia ditawari untuk bergabung di team olimpiade.

“Tapi kau cukup berbakat di sains”

“Aku tidak yakin soal itu. Aku…”

“Baiklah, bagaimana kalau kau pikirkan dulu? Dan aku akan menunggu jawabannya” ucap kepala sekolah.

Kemudian Eve beranjak. Lagi-lagi pilihan seperti ini. Kenapa sih mereka tak mau menerima jawabanku, itu artinya aku tidak mau. Omel Eve dalam hati.

“Ah, miss.Eve”

Eve menoleh.

“Aku mengharapkan jawabanmu nanti akan memuaskan”

Eve hanya tersenyum. Sial!! Kenapa lagi-lagi seperti ini. Semua jalan seperti pedang bermata dua. Kalau aku tak mendapat urutan itu, ayah yang akan membunuhku. Saat aku hampir mendapatkannya, sekarang malah mereka yang akan membunuhku.

Kemudian dengan terpaksa Eve menerima tawaran itu. Dia bertanggung jawab pada bidang Biologi dan Fisika, sesuai kemampuannya. Sesaat setelah dia bergabung, sekolah itu mengirim delegasinya ke Brazil.

Karuma (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang