PROLOG

1.2K 69 16
                                    

Masalahnya sekarang hanyalah hati. Kalau gerakan dunia sudah berbalik, jarum jam bergerak ke kiri, apa yang kau harapkan lagi?

Mungkin matahari akan terbit di barat dan tenggelam di timur. Lalu, kita tidak menua, tapi bertambah muda. Apakah kau sanggup bertahan kembali ke rahim ibu?

Awal dari segala sesuatu adalah hati, dan akhir dari semua ini juga hati. Karena dalam hati manusia semua tercipta, dan dalam hati manusia semua berakhir.

Tapi suara di balik gorden itu memecah kesunyain dan kedamaian pagi.

"Apa? Dia mau tidur denganku?" teriak Val tepat di muka Pingkan, sahabat satu-satunya di negara antah-berantah ini.  

"Pssst ... pelankan sedikit suaramu! Kaget sih boleh, tapi nggak usah teriak-teriak di muka orang, dong! Kita bukan di Indonesia lagi. Mereka semua bisa bahasa Indonesia, kalau suaramu terdengar, kamu bisa ditangkap karena melawan perintah Pangeran," Pingkan menatap tajam. "Lagian salahmu sendiri, kenapa nekat pulang ke Herth. Sekarang kamu sendiri yang terjebak harus menikah dengannya."

"Huh! Kalau bukan karena Virla, aku sudah kuliah di Jerman sekarang! Bukannya jadi gundik pangeran gila itu!" Val masih menggerutu panjang pendek. Dia mondar-mandir mencari jalan keluar. Walau bagaimanapun, dia sudah setuju untuk menikah dengan pangeran itu, dan malam nanti adalah malam pertamanya.

"Hah! Najis banget aku harus tidur dengan cowok itu! Dia mantan sepupuku, masa nggak cukup kami berbagi warisan, tapi masih harus berbagi suami!" serunya lagi.

Pingkan mengangkat bahu. "Kali ini aku nggak punya ide apa-apa buat membantumu. Tinggal tidur aja apa susahnya, sih?" 

Val yang mondar mandir seperti setrikaan itu tiba-tiba berhenti dan tertawa.

"Aku punya ide brilian!" teriaknya. "Bantu aku!"

Pengantin Idaman Sang SultanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang