1. I Do

841 77 60
                                    

Harusnya hari ini adalah hari yang indah buat Maya Valeria Pallar. Tapi, mendengar perkataan Pingkan tadi pagi tentang malam pertama, bagi Val cuma berarti satu: Dunianya hancur lebur!

Jadi, saat semua penduduk Herts bersorak-sorai menyambutnya keluar dari tandu, Val menangis di balik penutup wajah. Kalau ada celaka 13, dia sudah kena celaka 15 karena menikahi bekas suami sepupunya, Virla, demi kehormatan keluarga besar mereka. Pallar. Lebih celaka lagi, Pangeran ini konon sangat dingin dan bengis. Apa itu yang membuat Virla selingkuh?

Tentu saja Val mungkin bisa belajar mencintai pangeran seperti kata Pingkan. Tapi, rasanya tidak mungkin mencintai seorang penguasa yang menganggap perempuan hanya pajangan semata, kan?

Val mengintip dari tutup wajahnya. Ini adalah penduduk yang sama, yang dia tinggalkan sepuluh tahun lalu, yang tidak pernah menyukai perubahan. Mereka membenci semua yang namanya perubahan zaman. Inilah wajah penduduk pulau yang bangga akan keterbelakangan mereka.

Bagi mereka, harta dan nama baik keluarga adalah segala-galanya. Jadi, jangan heran kalau di tengah alun-alun kota masih ada tiang gantungan. Siapa saja yang berani menghina keluarga lain, terurama keluarga kerajaan, harus digantung, atau dipukul sampai mati. Gila, kan? Peraturan abad berapa itu!

Mata ganti mata, gigi ganti gigi. Mungkin itu juga penyebab Virla kabur dari pulau. Ah! Sudahlah! Virla benar-benar keterlaluan!

Nasib mereka memang sama. Menjadi putri dari keluarga bangsawan di Herts, berarti harus siap diboyong ke istana untuk jadi pajangan kerajaan kapanpun mereka minta.

Sebenarnya bagi keluarga Val, ini adalah kebanggan terbesar memiliki putri yang bisa menjadi ratu kerajaan. Tapi tidak bagi Val. Dia berhasil ke luar pulau dan bersekolah di kota besar dengan tekhnologi dan peradaban yang lebih maju agar terlepas dari kungkungan peraturan pulau ini, namun harus kembali demi memperbaiki nama keluarga besar mereka. Jadi seharusnya, menikah tidak ada dalam kamusnya.

Kalau saja Virla, sepupunya itu tidak berselingkuh dan kabur dari Herts bersama kekasih gelapnya, mungkin Val tidak akan pernah menjadi ratu. Tapi, sepupunya itu bahkan tak peduli bila keluarganya dipukuli batu sampai mati, meski kelakuan Virla juga bisa menyeret orang tua Val untuk dikucilkan. Sepupu macam apa itu!

"Kita sudah sampai," ucap para pengawal yang mengusung tandu. Sebenarnya Val cukup risih dibopong seperti ini. Bagaimana kalau kaki salah satu dari prajurit yang mengangkatnya keselo? Bagaimana kalau tersandung dan jatuh?

Dia juga pasti akan jatuh!
Apalagi pakaian yang dikenakannya ini sudah berlapis-lapis. Di bagian dalam, dia mengenakan pakaian terusan pas badan berleher rendah dan pundak terbuka, yang menunjukkan lehernya yang jenjang dan lekuk tubuh mungilnya yang indah. Tapi di bagian luar, dia mengenakan pakaian kebesaran seperti bed cover tebalnya, dengan panjang yang bisa mengepel lantai.

Setelah para pengawal itu meninggalkannya, Val sadar, kini hanya ada dia dan si Pangeran yang belum pernah dia lihat. Bagaimana kalau pangeran itu tua, jelek, galak, atau bahkan genit, gatel, dan kurang ajar?

Tapi semua yang dia pikirkan lenyap saat seseorang membalikkan tubuhnya, dan dia harus berlutut di hadapan pangeran. Dia masih menunduk saat Pangeran mengulurkan tangannya. Jantung Val berdebar kencang dan tangannya gemetar saat pangeran membuka penutup wajahnya.

Apakah dia bermimpi? Pangeran itu sama sekali tidak terlihat tua!
Memang benar, sorot mata yang tajam, dan rahang yang keras, alis tebal, hidung mancung, dan bibir yang penuh. Tubuhnya tinggi, dan kulitnya putih bersih. Tapi yang paling membuat Val terpana adalah pembawaannya yang tidak memancarkan wibawa seorang pangeran, tapi dia jelas-jelas seorang model seksi.

"Silakan berdiri," ucapnya sambil menggandeng tangan Val.

"Aku ... maaf, kakiku sulit digerakkan." Wajah Val memerah. Gaunnya yang super ketat itu sudah mengikat tubuhnya, membuatnya tak sanggup berdiri.

Pengantin Idaman Sang SultanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang