~•16•~

322 59 40
                                    

~~~•🌼•~~~



"Udah satu jam sejak kamu berhenti menangis Syan, dan kamu masih gak mau cerita?"

"Setidaknya kasih tau saya kamu kenapa?"

Aku masih terdiam, memang air mata ku telah berhenti menetes, tapi rasanya tetap saja sesak

Bayangkan saja sosok yang kalian cintai telah melakukan hal yang tidak seharusnya kepada orang lain?

Hancur kan? Itu yang aku rasakan saat ini

"Syan...."

Tepukan Haziel di kepalaku membuatku menaruh atensi ku sepenuhnya kepadanya

"Kenapa hm?"

"Gue boleh nanya sesuatu sama Lo?"

Haziel mengangguk dengan semangat

"Nanya apa?"

"Terlepas dari semua dugaan Lo tentang gue, Angkasa, dan pacarnya. Menurut Lo, fase tertinggi dari mencintai itu apa?"

Haziel terdiam sejenak, memikirkan jawaban yang tepat untuk dia katakan kepadaku

"Kalau menurut kamu sendiri?"

Ia justru balik bertanya kepadaku

"Mengikhlaskan? Mungkin..."

Melihatku yang menjawab dengan ragu, Haziel menggeser tempat duduknya agar lebih dekat kepadaku, bibirnya tersenyum, seiiring dengan tangannya yang menepuk halus rambutku

"Kalau kamu bertanya sama saya, bukan jawaban itu yang akan saya berikan."

Aku menatap Ziel tidak mengerti, bukankah tadi memang aku sudah lebih dulu bertanya padanya?

"Bagi saya, fase tertinggi dari mencintai adalah berjuang, kalau kamu memang mencintai seseorang, perjuangkan dia, kalau dia tidak memiliki rasa yang sama, buat dia jatuh cinta sama kamu, sampai pada akhirnya seseorang yang kamu cintai memiliki perasaan yang sama untuk kamu."

Jawaban dari Haziel berhasil memukul bagian hatiku yang terdalam

"Tapi, tadi Lo sendiri yang bilang sama gue kalau gue yang harus mundur."

Haziel masih saja terus tersenyum, dengan tangan yang masih setia bertengger di kepalaku

"Tadi kamu nanya pendapat saya terlepas dari semua dugaan saya kan? Tapi Syania, ada satu hal yang ingin saya sampaikan ke kamu, berjuang dan merebut itu berbeda."

Aku sedikit kesal mendengarnya, ini maksudnya Ziel menuduhku merebut Angkasa dari Yira? Sontak saja ku hempaskan tangannya dari kepalaku

"Gue gak pernah merebut apapun dan dari siapapun." Ku alihkan pandanganku ke sebarang arah, harga diriku sedikit terluka karena perkataannya

Haziel mengambil salah satu tanganku dan meletakkannya di antara kedua tangannya

"Saya tau, maaf kalau saya salah paham, tapi kan kamu gak pernah cerita apapun ke saya."

Benar, mungkin Haziel mengatakan semuanya hanya melalui sudut pandangnya, dan aku tau saat ini dia memberikan kode untuk menceritakan semuanya kepadanya

Entah mendapat dorongan dan kepercayaan dari mana, tapi aku menjelaskan semuanya tanpa diminta

Mulai dari awal tumbuhnya rasaku kepada Angkasa, perjodohan kita, sampai fakta tentang Angkasa dan Yira
Benar-benar semuanya

Dan reaksi Haziel? Tentu saja dia terkejut, bahkan dia sampai melepaskan genggamannya

"Maaf, saya gak tau kalau kisah kamu ternyata lebih rumit dari yang saya duga."

RUMIT [PSY•LJN•HYJ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang