~•17•~

349 58 10
                                    

~~~•🌼•~~~


[Author POV]

Pagi-pagi sekali Angkasa sudah berada di depan rumah Syania, dia ingin meminta maaf dan menjelaskan semuanya, ia tidak mau Syania salah memahami tindakannya

Belum sempat Angkasa membuka pintu, mama Syania lebih dulu menampakkan dirinya di depan Angkasa

"Selamat pagi Tante, Syania nya ada?"

Berbeda dengan biasanya, tatapan mata mama Syania terlihat tidak ramah, tetapi makhluk yang sangat tidak peka bernama Angkasa tentu tidak akan menyadari hal itu

"Enggak, Syania gak ada dirumah."

"Kalau boleh tau, kemana ya Tante?"

"Buat apa kamu tau?"

Angkasa sedikit tersentak dengan balasan sinis mama Syania, papa Syania yang tiba-tiba datang membuat mama Syania pergi meninggalkan mereka berdua

"Duduk dulu, om pengen ngobrol."

Papa Syania menyuruh Angkasa untuk duduk di teras depan

"Kamu sudah sarapan? Pagi sekali datang kesini."

"Sudah om."

Balas Angkasa berusaha mengurangi kegugupannya, dia tidak pernah berhadapan dengan papa Syania berdua saja

"Syania itu anak om satu-satunya, dia galak banget kamu udah tau kan?"

Angkasa mengangguk seadanya

"Selain galak Syania itu misterius menurut om, beneran deh om gak ngarang ini."

Angkasa bingung, ini calon papa mertua nya mau berbicara tentang apa?? Kenapa banyak sekali kata pengantar nya

"Dia itu gak pernah mau cerita apapun, tiba-tiba nangis itupun tetep gak mau ngaku kalau nangis, kadang suka tiba-tiba senyum sendiri, om suka ngeri sendiri kalau ngintip in dia di kamarnya."

Papa Syania bergedik ngeri sambil membayangkan perilaku Syania

"Tapi ada satu hal yang om sadari, semenjak dua tahun lalu? Lebih tepatnya setelah dia masuk SMA dia sedikit lebih berubah, seperti lebih hidup, dia banyak tersenyum, dan om penasaran kenapa dia kaya gitu?"

Papa Syania menjeda sejenak, kemudian mengalihkan pandangannya ke Angkasa

"Dan kamu tau itu karena siapa? Karena kamu."

"Entah kamu sadar atau tidak, Syania sudah menyukai kamu sejak awal SMA, dia memang tidak pernah bercerita, tapi tanpa perlu mengucap kata orang tua pasti akan tau apa yang dirasakan anaknya."

Angkasa menundukkan pandangannya, sekarang ia menjadi merasa bersalah

"Om sama Tante senang banget waktu orang tua kamu menawarkan tentang perjodohan kalian, itu tandanya anak om bisa menemukan bahagia."

"Tapi ternyata om salah, Syania justru banyak terlihat murung, dia kembali menutup diri."

"Om tidak tau apa masalah di antara kalian, tapi semalam, untuk pertama kalinya, Syania menangis dipelukan om, dia tidak berbicara apa-apa tapi dia meminta satu hal."

Angkasa mendapatkan firasat buruk

"Dia minta agar perjodohan kalian dibatalkan, padahal sebelum itu om sama orang tua kamu sudah membahas tanggal pertunangan kalian."

Angkasa merasa sangat bersalah saat menemukan sorot kekecewaan di mata papa Syania

"Angkasa, om sangat percaya kalau kamu bisa menjaga Syania, boleh om minta satu hal sama kamu?"

RUMIT [PSY•LJN•HYJ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang