Bab 2 (Malu)

1.3K 158 8
                                    

Akhirnya bisa Update lagi yorobunnn.
Gw ga mau ada war yaakkk.
Kalau ga suka dengan ceritanya silahkan keluar dari sini.
Kalau suka silahkan baca teroooossss...

Lebih kurangnya gw minta maaf yak.
Maklum baru lulus dari dunia perff'an.
Soooo...... enjoyyyy....
Selamat membacaaaa...





































Setelah satu bulan pernikahanku dengan Seulgi, keadaan Mertuaku itu pun berangsur-angsur membaik.

Meskipun kami sudah menikah, tidak pernah satu kali pun kami melakukan selayaknya suami istri lakukan, bahkan kamar kami saja berbeda.

Aku meminta pada Seulgi untuk membuatkan 2 kamar, satu kamar untuknya dan satu kamar untukku.
Ya ini hanya kami berdua yang tahu, mertua aku itu tidak tahu kalau kami pisah kamar.
Memang benar aku yang mengatakan pada Seulgi untuk tidak memberitahu soal ini pada Orangtuanya.

Walaupun kami sudah menikah, itu tidaklah mengubah sikap dinginku kepada Seulgi.
Aku hanya melakukan kewajibanku sebagai istrinya.
Yaitu membangunkannya setiap pagi, membuatnya sarapan, menyiapkan pakaian kantornya dan lain sebagainya.

Sejak kami menikah, papa Seulgi memintanya untuk bekerja di perusahaannya. (KANG) Nama perusahaannya.
Saat ini ia bekerja sebagai CEO di perusahaannya itu. Dan karena papanya sudah tua hanya mempunyai satu anak, papanya menyerahkan perusahaannya itu kepada anak satu-satunya Kang Seulgi.
Papanya ingin ia menjadi penerusnya menggantikan Mertuaku itu.

Awalnya Seulgi terkejud mengetahui papanya secepat itu mewariskan perusahaannya kepada dia. Bahkan dia kuliah berada di jurusan Olahraga, wajar saja ia tidak terlalu mengerti tentang perusahaan apalagi ia dijadikan langsung sebagai CEO.

Pada akhirnya dia menerima tawaran papanya tersebut karena ia juga harus menafkahi istrinya itu, dan ingin memiliki masa depan yang cerah untuk keluarganya.

Maka dari itu sembari ia mengelola perusahaannya, ia pun berkuliah kembali mengambil jurusan MBA (Magister business administration) berkaitan dengan perusahaannya.












* * *

Hari demi hari berlalu, aku dengan Seulgi tetap sama menjalani hari dengan biasanya.
Bahkan mengobrol saja pun seperlunya.

Hari Minggu, di mana itu adalah harinya Seulgi atau hari liburnya.
Ia akan berolahraga di pagi hari. Ya memang olahraga adalah hobinya, ia sangat menyukai olahraga mau olahraga apa pun itu.
Tidak heran badannya sangat atletis sekali.
Aku sempat kagum dengan badan bidangnya tersebut.

Tetapi hari ini aku tidak melihatnya berolahraga di ruangan khusus Olahraga. Kalaupun dia berolahraga di luar rumah, mengapa sepatu nya tidak ia bawa? Tidak mungkin ia lari dengan tidak memakai sepatu.
Apakah dia berolahraga menggunakan sepeda?
Tetapi sepedanya masih ada di garasi.

Dengan penasaran aku pergi menghampiri kamar pria itu.
Aku sudah mengetuk sekali dua kali tetapi tidak ada jawaban.
Maka aku memberanikan diri untuk membuka pintu kamar Seulgi.

Dengan tidak diduga, aku membelalakan mataku
Saat hendak memasuki kamar seulgi, aku melihat pemandangan yang sangat.......... "aaaaaaaaa.... tidakkkkkk...." teriakku sambil menutup mataku dengan kedua tanganku.

Pada saat itu Seulgi habis selesai mandi dan dia tidak menggunakan handuk untuk menutupi tubuhnya.
Dengan sigap Seulgi langsung mengambil selimut yang ada di samping nya itu untuk menutupi tubuh bagian bawahnya.

"Maaf, aku tadi sudah mengetuk pintu tetapi ga kamu sahut, aku kira kamu masih tidur jadi aku buka pintunya"
Dengan malunya aku menutup kembali pintu kamar Seulgi menggunakan tangan kanan, dan tangan kiriku masih menutup kedua mataku.

You are my ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang