Bab 8 (Bimbang)

836 125 0
                                    

Mentari pagi telah bersinar dengan terang, membuat cahayanya masuk ke dalam kamar. Benar sekali hari ini cuacanya sangatlah cerah. Terlintas awan putih yang terpampang indah di atas langit. Suara kicauan burung-burung pun ikut meramaikan suasana pagi yang cerah ini.
Irene bangun dan membuka jendela kamarnya. Ia menghirup udara luar dalam-dalam hingga memenuhi rongga perutnya. Kemudian ia mengehembuskan nafasnya perlahan-lahan. "Waahhh Segarnya..." Sambil menaikan tangannya.

Tiba-tiba ia pun teringat akan suaminya. Ia harus membangunkan dan menyiapkan pakaian kantornya seperti biasanya.
Ketika ia membuka pintu. Ia tidak melihat keberadaan sang suami di ruangan tersebut.

Kemudian ia turun ke bawah, untuk menyiapkan sarapan untuk sang suami. Irene menaikkan alisnya saat melihat bahwa suaminya itu duduk di meja makan bahkan sudah berpakaian dengan rapi untuk berangkat ke kantor.
'Sejak kapan dia sudah bisa bangun sendiri? Apalagi sepagi ini?'

Irene turun perlahan dari tangga dan menghampiri Seulgi yang menyantap makanan dengan lahap dan terburu-buru.
"Kamu.....?" Belum sempat Irene berbicara Seulgi terburu-buru pergi terlebih dahulu.

"Ma,, Pa,, aku berangkat kerja dulu ya,, ada meeting penting yang tertunda kemarin." Pamit Seulgi kepada orang tua nya, mengabaikan sang Istri.

"Iya hati-hati,,, jangan buru-buru,, ehh itu dasi kamu belum bener,, sini dibenerin dulu"

"Ntar aja di kantor aku benerin ma,," teriak Seulgi sambil jalan terburu-buru.

"Emang bisa pasang dasi sendiri?? Dasar anak ini.." Sang mama pun menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sang anak.

Irene terdiam sejenak memikirkan mengapa Seulgi seperti menghindari nya?
Bahkan ia mengabaikannya hari ini.

"Hyun?? Hyun??" Panggil Mamer.

"Ah iya ma,, maaf."

"Kamu kenapa sih kok akhir-akhir ini sering ngelamun? Kamu ada masalah? Masalah di kantor? Sini cerita sama mama"

"Ga kok mah,,, ga ada masalah apa-apa,, biasanya pagi-pagi Hyun suka ngelamin hehehe."

"Jangan di biasain sayang, nanti kesambet loh."

"Iya ma, maaf"

"Iya udah kamu sarapan dulu, mama udah buatin kamu sarapan."

"Hyun jadi ga enak ma, mama terus yang buat sarapan buat Hyun."

"Sayang,,, kamu kan anak mama juga, lagian mama cuma sebentar kok di sini. Kan ga terus-terusan mama buatin sarapan untuk kalian."

"Tapi,, tetap aja ma.."

Karena melihat sang menantu hampir menitikkan air mata, akhir nya ia menarik Irene untuk duduk di meja makan.
"Udah kamu jangan bawel,, sekarang duduk dan sarapan. Nanti kamu telat masuk kantornya."
















***
'apa aku sudah keterlaluan sama dia ya?'
Seulgi benar-benar tidak bisa fokus dengan meeting nya, ia terus melamun dan melamun.

"Pak?? Pak??" Panggil salah satu karyawannya.

"Kenapa?" Lamunannya terpecah.

"Proyek yang sedang kita kerjakan..." Tiba-tiba ponselnya berdering. Seulgi menggerakkan tangannya, bertanda stop sehingga menghentikan karyawannya berbicara.

"Kenapa?"

"Lu di mana?"

"Rapat."

You are my ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang