Bab 14 (Sexy)

1K 128 1
                                    

Hari ini Update.
Karena lagi libur kerja. Jadi sebisa mungkin aku ngeluangkan waktu untuk nulis.
Hehehe
Moga kalian tetap setia membaca.
Selamat baca.



Laki-laki monolid itu bangun dari tidurnya. Di sampingnya ia melihat ada seorang wanita yang tidak lain adalah istrinya sendiri.
Irene masih terlelap dalam pelukan Seulgi. Menjadikan lengan Seulgi sebagai tumpuan kepala Irene.

Seulgi memegang pipi Wanita pujaannya itu. Mengusapnya dengan jempol. Ketika melakukan aksi nya itu, Irene menggeliat sedikit. Hal itu membuat Seulgi sedikit terkejud. Ia tidak mau membangunkan Istrinya itu, dan kembali melanjutkan tidurnya.

"Seulgi. Seulgi. Kang Seulgi!!!!"

Tak lama dia memejamkan mata. Terdengar suara seorang wanita yang tidak asing di telinga Seulgi. Irene juga ikut terbangun karena mendengar suara teriakan.

Brag.
Pintu kamar Seulgi terbuka.

"Ma.. Mama." Ujar Seulgi Sontak kaget melihat orang tua nya itu tiba-tiba membuka kasar pintu kamarnya.

Kemudian Mamanya itu melihat bahwa anaknya dan menantunya itu berpelukan. Sontak membuat Mamanya pun menutup mulutnya.

"Upss. Sorry, kalian...."

Belum sempat perkataan mama nya di lanjutkan. Irene dan Seulgi kemudian saling menjauh, dan juga duduk secara bersamaan.

"Eh kok duduk? Lanjut lagi deh, sorry mama ganggu."

"Seulgi!!!" Papa Seulgi datang menyusul dengan wajah yang sangat panik ketika mengetahui anak nya sedang sakit.
Ingin menghampiri anaknya tiba-tiba Mamanya menarik kerah baju papanya itu dari belakang, dan menyeret keluar.

"Jangan ganggu mereka pah kita keluar dulu, mereka belum selesai. Kami nunggu di luar ya?"
Ucapan mama Seulgi itu membuat Rona pipi Irene memerah.

"Mamaaaaaa....... kita nggak ngapa2in." Pekik Seulgi.

Setelah kedua orang tuanya itu meninggalkan mereka. Di dalam ruangan itu tidak ada satu pun suara. Hanyalah mata kedua pasangan itu saling melirik satu dengan yang lainnya
Irene melihat Suaminya itu dan menaruhkan telapak tangannya di dahi Seulgi.

"Kamu sudah baikkan?" Seulgi menjawab dengan anggukan.

"Demam kamu juga sudah turun." Seulgi juga menaruh telapak tangannya di dahinya sendiri. "Iya udah nggak demam lagi." Irene yang melihat Suaminya itu tersenyum kepadanya sedikit menjadi salah tingkah. Karena ia mengingat pengakuan suaminya itu semalam.

"Kamu siap-siap turun. Mama udah nunggu." Ujar Irene dan beranjak dari tempat tidur dan diikuti oleh suaminya itu walaupun kepalanya masih pusing.

***

"Udah Selesai? Cepet amat." Ujar Mamanya itu.

"Mah, kita nggak ngapa2in." Ucap Seulgi malas.

"Iya iya.."

"Mama ngapain ke sini?" Pertanyaan Seulgi membuat mamnya sontak kaget dan langsung memeluk Seulgi karena kedua orang tua ini menjadi lupa tujuannya untuk menjenguk anaknya yang sakit.

"Kamu nggak apa-apa sayang? mama denger dari dokter Kim kamu pingsan."

"Iya mah, kecapean aja."

"Tuh kan, kamu terlalu banyak bekerja. Jadi gini kan. Mama gak mau kamu sampai kenapa-kenapa. Untuk sementara kamu jangan ngantor dulu."

"Loh mah kok gitu? Aku kan cuma.."

"Ssstt.. dengerin omongan mama. Kamu di rumah. Istirahat dulu. Urusan kantor biar mama yang urus."

You are my ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang