Bab 17 (Sayang)

1K 122 6
                                    

Di Pagi hari yang Cerah Seulgi bangun terlebih dahulu. Ia melihat Istrinya yang masih tertidur di sampingnya.

Bibirnya tersenyum lebar ketika mengingat kejadian pada sore itu. Ia merasa kemaren sore itu adalah sebuah mimpi yang indah yang pernah ia rasakan.

Wanita Pujaannya itu akhirnya bangun ketika Seulgi menyingkirkan rambut yang berada pada dahinya.

"Morning Sayang." Sapa Seulgi dari mulut manisnya.
Sedangkan Irene membelalakan mata nya saat wajah mereka bertemu sangat dekat sekali. Kemudian Irene memundurkan kepalanya agar tidak dekat dengan Suaminya itu.

Tetapi sayang nya itu tidak berhasil. Seulgi justru mendekatkan kembali dirinya ke Wanita Pujaannya itu.

"Kok menjauh sih?"

"Kamu terlalu dekat." Irene mendorong dada Seulgi.

"Kan kita udah biasa seperti ini. Kamu belum terbiasa? Atau....??" Irene membungkam mulutnya Seulgi. Sebelum Ia melanjutkan kata-katanya.

Seulgi melepaskan tangan Irene dari mulutnya. "Kok pake tangan sih?"

Irene menaikkan alisnya, bingung dengan maksud ucapannya tersebut.

"Maksudnya?"

"Maksudnya itu kayak gini."

CUP!

Irene kaget melihat tindakan Suaminya itu mencium bibirnya dengan satu kecupan cepat.

"Kamu apa-apaan? Irene mendorong jauh suaminya itu sedangkan Seulgi tersenyum puas melakukan aksinya itu

"Kok didorong? Bahkan kita sudah melakukan hal yang lebih dari itu."
Wajah Irene memerah seperti tomat, tidak ingin dilihat suami nya Ia menutup seluruh badan nya dengan selimut.

"Kita melakukan sekali lagi yuk?" Pinta Seulgi.

Irene membuka sedikit selimutnya dan berkata "Nggak."

"Kamu jangan pernah nolak ajakan ku Sayang. Aku tahu kamu juga menginginkan nya." Kemudian Seulgi membuka Selimut itu dan mereka akhirnya melanjutkan kegiatan sore itu.















***
Suasana disiang hari itu tiba-tiba menjadi mendung, pertanda bahwa hujan akan turun. Itulah sebabnya Seulgi bermalas-malasan dan hanya bermain game. Irene yang sedang memotong buah pun ikut tertawa melihat Suaminya itu kalah dalam bermain game.

“Wah, kamu menang berapa poin?” Tanya Irene menghampiri Suaminya itu dengan membawa potongan buahnya.

“Kayaknya kamu kalah banyak.” Tambah Irene

“Ini mah, masih awal aja. Masih pemanasan, hehehe iya betul masih pemanasan.” Alasan Seulgi.

“Masa sih? Udah dari tadi loh kamu mainnya masa iya sih pemanasan terus?”

“Inii…. Gamenya sih yang agak bermasalah hari ini, biasanya aku pasti menang terus.”

“Owwwhhhh Game nya…..” Irene mengangguk anggukan kepalanya.

Trrtt.. Trrrtt

Ponsel Irene bergetar, kemudian ia melihat panggilan tersebut dari Sehun dan tanpa diketahui oleh Irene Suaminya itu pun telah melihatnya.

Kemudian Irene mengabaikan panggilan tersebut. Seulgi kemudian bersandar pada sofa, melipat kedua tangannya ke dadanya. Lalu Pria itu melirih ke samping dan menyipitkan matanya menatap Irene dengan tatapan tajam, yang sebenarnya jika dilihat bahwa ia sedang ngambek seperti bayi.

You are my ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang