01. Pasangan Gila

55 14 1
                                    

Happy Reading💙

___

"Kamu itu ditakdirkan untukku. Jadi sejauh mana kamu melangkah, pada akhirnya kita akan bertemu diwaktu yang tepat."

LeoLa

***

"AYANG!!!"

Teriakan melengking itu terdengar menggema di koridor sekolah. Murid-murid disana sudah terbiasa dengan suara teriakan itu selama hampir setahun.

Sedangkan orang yang sadar dipanggil hanya geleng-geleng, berusaha tidak dengar, agar tidak terlalu malu.

"Ih Ayang denger gak aku manggil!!?" rengek gadis imut bertubuh mungil. Wajahnya merengut kesal dengan lelaki dihadapannya yang terlihat seolah tidak menganggapnya ada.

"Apa?" saut lelaki itu malas. Garis wajah tegas nan dingin dengan mata tajam. Wajahnya yang sangat tampan itu membuat mata tak bosan memandang. Apalagi prestasi yang diraihnya sangat membuat bangga SMA Cendana. Dia bukan lelaki pembuat rusuh, juga ketua geng. Dia justru sangat menjauhi dua hal itu.

Itulah yang membuat Neila Kinara Wijaya terpikat, dan terus mendekati lekaki itu sejak SMP. Tiga tahun berjuang bukan hal mudah baginya. Banyak kakak kelas membully-nya, mengatainya seolah tidak ada harga diri. Tapi baginya, cinta itu butuh perjuangan dan proses. Bukan terima jadi!

Perjuangannya pun tak sia-sia. Saat menginjak kelas X, Leovan Vernando Danuarta, sang pujaan hatinya akhirnya menerima cintanya. Keduanya akhirnya berpacaran. Meski sangat senang, satu pertanyaan terus menghantui pikiran Neila. Kenapa tiba-tiba Leo ingin berpacaran dengannya?

Dan juga, sifat keduanya jelas sangat berbeda. Leo yang sangat dingin, kalem, dan juga tidak suka keramaian serta kata sadis yang diucapkan mulutnya itu sangat kontras dengan sifat Neila yang ceria, petakilan alis tidak bisa diam, dimana ada keramaian disitu ada dia.

"Kenapa melamun? Mikirin siapa?"

Neila tersentak, menatap bingung kekasihnya. Bibirnya lalu mengembang hingga menampakkan lesung pipinya.

"Mikirin kamu, Ayang!!"

"Dih!?"

Seketika senyumnya luntur. Jawaban tak senang apakah itu?

"Apa? Mau marah? Gak peduli!" ketusnya.

Tidak peduli dengan jawaban ketus sang kekasih. Neila malah bergelayut manja dilengan kekar Leo.

"Ih Ayang, kenapa sih? Emosi banget kayanya. Aku ada salah ya?"

"Nyadar!"

Kepala Neila yang tadinya mendusel dilengan Leo langsung mendongak menatap Leo tidak percaya.

"Ih serius? Aku ada salah apa? Kenapa gak bilang? Pantesan aja mukamu kaya cewek lagi pms."

Hening. Leo menatap lurus ke depan dengan datar tanpa niat menyahut.

"Ih Sayang, kamu kenapa sih? Bilang dong kalau aku ada salah! Atau gak aku minta maaf deh."

Masih tidak ada sautan dari sang kekasih, membuat Neila semakin was-was. Apalagi salah dirinya? Dua hari lalu Leo marah pada Neila hanya karena kepergok sedang meminjam pulpen dengan teman laki-laki di kelasnya. Posesif sekali Leo!

"Ayang!! Ngomong dong! Mulutmu mendadak bisu, iya? Aku harus apa supaya bisa bikin kamu ngomong lagi?"

Leo menghela napas pelan. "Lupain!" Kakinya berjalan pelan diikuti Neila yang tangannya masih melilit kuat dilengannya.

LeoLaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang