03. Asal Usul

36 11 0
                                    

Happy Reading💖

***

"Kamu memang sumber kebahagianku. Lihat, sifat dinginmu mampu membuatku tersenyum hanya dengan jurus sederhana."

***

"Makasi ya udah anterin aku pulang. Kamu pulang gih, bentar lagi magrib."

"Ngusir?"

"Ih kenapa sih kamu mikirnya gitu? Gak dong, Sayangg!"

Leo tidak menjawab. Tangannya merogoh saku celananya lalu mengeluarkan benda kesayangan Neila yang sempat dia nyatakan hilang.

Leo memberi handphone itu pada Neila yang menatapnya tak percaya.

"Itu handphoneku?"

"Menurut lo?"

"AAAA MAKASI SAYANG!!!" Neila berteriak kegirangan. Dia sontak memeluk Leo senang. "Kamu yang nemuin?"

Gue yang ngambil

"Iya, tadi jatuh di jalan," bohong Leo.

"Iih kamu emang yang terbaik deh!!"

"Hm." Leo menjauhkan tubuh Neila yang terus menempel padanya. "Masuk sana!"

"Kamu aja pulang dulu. Aku nanti masuk kalau kamu dah gak keliatan lagi."

"Gue suruh masuk ya masuk."

"Gak mauu!!"

"Masuk!"

"Gak!"

"Masuk."

"WOY GAK BAIK ANAK CEWEK DUA-DUAAN SAMA YANG BUKAN MAHROM!!"

Neila berbalik kesal melihat adik laknatnya berdiri diambang pintu.

"BALIK CEPET!! GUE KUNCI NIH PINTU!"

Neila menghembuskan napasnya kasar. Ia lalu berbalik tersenyum masam pada Leo.

"Aku masuk dulu ya. Kamu di jalan hati-hati." Leo hanya mengangguk sebagai respon.

Neila berjalan kearah rumahnya dengan menghentakkan kakinya kesal. Ketika melewati adiknya dia sengaja menabrak bahunya. Seperti biasa, terjadillah adu debat antara dua saudara itu.

Leo hanya bisa geleng-geleng melihat tingkah kekasihnya juga adiknya. Dia langsung tancap gas pergi meninggalkan kediaman Neila.

***

"Sesuka itu lo sama dia?"

Neila yang sedang asik-asiknya rebahan sambil memutar kembali kebersamaannya dengan Leo, harus hancur karena kedatangan sang adik.

Neila menatap tajam adik durjananya yang asal masuk tanpa mengetuk pintu lebih dulu.

"Lo main masuk kamar gue aja. Gak ada adab ya lo!"

"Loh, salah gitu?" tanyanya polos tanpa dosa. Lalu duduk di meja belajar sang kakak sembari mencari sesuatu.

"Ya salah lah!! Bayangin kalau gue lagi ganti baju gimana hah?!! Untung banget lo liat badan gue!!"

"Dih, apa yang perlu gue liat? Badan kek anak SD aja bangga."

Arthur Nugroho Wijaya. Adik satu-satunya Neila. Hanya beda satu tahun dengannya, ya itulah yang membuat sikap Arthur bersikap tidak sopan pada Neila. Bahkan tak segan memanggilnya dengan nama. Sangat tidak patut dicontoh.

"Nyari apa lo?" Neila memicingkan matanya, curiga melihat Arthur yang terus memcari sesuatu dilaci meja belajarnya.

"Pena," sahutnya singkat.

LeoLaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang