3. Hanya mimpi 🔞

17.7K 373 13
                                    




Baby Han 3. Hanya mimpi



Mikaela POV.

"Kau ingin muntah lagi?" Nona Judith bertanya.

"Maaf, Nona. Ti-tidak!" Kata-kataku mungkin tidak terlalu jelas karena mulutku masih kubekap.

"Apa yang bisa kulakukan untuk membantumu? Apakah kita ke rumah sakit saja?" Dia bertanya.

"Ti-tidak. Hanya--" Aku mencicit. Mengatakan yang kumau hanya akan menjadikanku seorang kurang ajar, aku hanya seorang karyawan biasa dengan rasa ingin yang terlalu aneh untuk seorang sepertinya. Dia bahkan tidak tahu bahwa semua ini karena hormon kehamilanku.

"Katakan!" Dia meminta.

"Uhm ... tidak jadi." Aku merasa canggung, di sisi lain juga sangat membutuhkan bau tubuhnya. Benar ..., hanya dia dan aroma parfum yang dipakainya.

"Kae!" Dia menatapku lekat ketika mengatakannya dengan memberi tekanan pada ucapannya.

Aku masih berdiri dengan keras kepalaku dan bertahan dalam kecanggungan. Namun, sepertinya sosok di dalam rahimku tidak menerima itu, seolah bergejolak kurasakan sesuatu mengaduk perutku--memaksa keluar, bahkan air liur telah mengumpul di tenggorokanku. Aku menelan ludah kasar, sensasi rasa yang mencekat ini sungguh menyiksa, sangat sulit menahan rasa mual yang tidak tahu tempat dan situasi. Tidak dapat lagi kutahan. 

"Aroma parfum Anda. Aku akan merasa lebih baik dengan aroma tersebut--yang beradu dengan bau tubuh Anda. " Aku berkata.

"Maka lakukan!" Dia menyuruhku. Tidak ada kalimat setelah itu, hanya tatapan mata yang kutangkap sebagai rasa penasaran. Itu wajar, aku memahaminya. 

Aku bahkan tidak sedang menggenggam alasan untuk mauku ini.

Serabutan jari-jariku melepas sabuk pengaman untuk berusaha beranjak dari tempatku. Susah payah kubawa tubuh ringkihku dengan perasaan tak karuan yang masih menyeruak memenuhi dadaku, untuk bergerak menaiki dan duduk di atas pangkuannya. 

Hanya dengan menatap belahan dadanya yang tersingkap otakku dengan nakalnya telah berjalan menjauhi nalarku. Oh, kenapa di saat Baby menginginkan bau tubuhnya hasratku sedikit tercubit.

Kubiarkan diriku menyerah dengan mendekat untuk memangkas jarak di antara kami. Aku bahkan tak sungkan lagi memeluknya untuk kemudian mengubur wajahku di perpotongan lehernya.

Kurasakan tubuhnya berjengit, wajar jika dia terkejut atas sikap kurang ajarku. Namun, rasa mauku menjadikanku seorang egois dan memilih mengabaikan setiap respon tubuhnya.

Aku juga bisa merasakan bahwa dia tengah menekan napasnya. Dapat kurasakan Judith menelan ludah kasar.

"Huhhh ... ahhhmmm ... maaf, Nona!" Mulutku hanya mampu mengatakan sekenanya, sementara hidungku sibuk mengendus dan menghirup dalam-dalam aroma tubuhnya untuk beberapa saat. 

Sumpah, aku tidak memiliki alasan untuk ini. Tapi, aroma darinya yang tertangkap oleh hidungku membuatku membeku beberapa detik seolah aku adalah seorang yang sakau dan menemukan zat yang memberiku rasa nyaman. 

Baby Han (GxG) - 🔞 END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang