25. Saengil chukka hamnida, Judith

1.3K 125 10
                                    





Baby Han 25. Saengil chukka hamnida, Judith


26 weeks pregnancy; Mikaela pov.



"Besok adalah hari ulang tahun Noona."





Sebuah kalimat singkat dari Minwo yang membuatku bersemangat, bahkan menghabiskan setengah malamku dalam pelukannya tanpa menutup mata. Otakku travelling ke mana-mana; kue tart warna merah dengan dasar putih atau red velvet ... oh God, banyak yang telah kudaftar dalam otakku. Percikan dalam dadaku seakan memanas, mirip kembang api yang disulut. Aku bahagia, bahkan jika hanya memikirkan senyumnya ketika memberi kejutan sebuah makan malam romantis dengan lingerie transparan.

Tanpa sadar bibirku mengulas senyum. Kubawa wajahku menatapnya yang tengah tertidur pulas.

Matanya yang terpejam tampak indah, mirip bawang merah yang dibelah dua. Hidungnya yang mancung, pipinya yang tirus, hanya dengan menatapi garis rahangnya yang tegas aku menjadi lengah dan menyentuh pipiku yang chubby. Ujung jariku menusuk perlahan pipi bulatku lalu beralih menyentuh miliknya.

Wanitaku ... bahkan saat terlelap dia terlihat sangat cantik; garis rahangnya yang tegas menggambarkan jiwa dominannya. Bibirnya tidak tipis, tidak juga terlalu tebal, kurasa sangat pas jika mengecup bibirku.

Dan ... rambutnya yang halus--bagian dari tubuhnya yang selalu membelai anganku saat tergerai. Kadang terbayang olehku jika dia menguncir bagian poni lalu membiarkan yang lain tergerai, pasti akan sangat indah. Bayangkan! Angin yang semilir membelai lembut rambut panjangnya yang tergerai, dan andai dia tahu bahwa aku senang menatapnya dengan teliti, bahkan saat rambut-rambut yang baru tumbuh tertiup angin lalu menari dengan bebasnya hingga menarik beberapa helai yang lain untuk menerpa wajah ayunya. Tuhan ... dia adalah milikku.

Kadang juga terpikir saat kami berjalan berdua untuk membeli donat. Donat?

Ah-kenapa aku tiba-tiba menginginkannya, yang membuat perutku bersuara. Ini menjengkelkan, saat anganku masih nyaman mengulas kecantikannya, baby menggangguku. Perlahan kubebaskan diriku dari pelukannya untuk beringsut dan beranjak pergi ke bawah.

Berjalan perlahan menuruni tangga menuju ruang bawah, jelas dalam lemari es tidak ada makanan yang kumaksud. Segera kuraih jaket tebal untuk membungkus tubuh berisiku yang hanya terlindungi oleh CD dan bathrobe. Baju ternyaman saat berada di rumah.

Ujung jariku telah menekan bel pintu rumahku. Meski tahu kode pintu untuk masuk, tapi karena saat ini telah ditempati oleh Minwo dan Gauri maka aku harus menghormati mereka. Sesaat kemudian pintu terbuka. Tampak Minwo dengan wajah bantal menyambutku, dia pasti sangat terganggu.

"Mikaela, Sayang! Apa yang--" Kalimat Minwo terjeda karena aku dengan cepat menarik piyama yang dia kenakan untuk sebuah rengekan.

"Aku mau donat sekarang!" pintaku lirih.

Minwo menjatuhkan rahangnya tak percaya, "Tapi ini jam 1 pagi, Kae! Bagaimana kalau besok pagi?" bujuknya. Tangannya meraih tubuhku untuk mengajakku masuk, tapi aku menolak.

"Aku mau makan itu sekarang, rasa matcha dengan taburan cokelat bubuk sebagai topping. Ah-aku mau ... sekarang!" Air mataku telah menggantung. Tidak sepantasnya Minwo mengatakan itu padaku dan Baby Han.

Baby Han (GxG) - 🔞 END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang