Seorang gadis dengan rambut acak-acakan,baju kusut, sekaligus muka masam. Ia berjalan menelusuri sudut-sudut rumahnya. Menurut sejarahnya baru kali ini ia mendapat berbagai kesialan. Iya dia Zira,tentu saja kalian tau kesialan apa pada Zira! Dari pagi hingga pada sore hari ia tidak dibuat tenang sedikitpun.
Disekolah ia hanya bisa pasrah dengan nasibnya,dari awal masuk sampai pulang tidak ada hentinya setiap siswa menyebut namanya. Apa harus segitunya? sudahlah cukup, dia cuma berangkat bareng. huh tau gini ia beneran pacaran aja. Eh kenapa jadi ngawur? Lagian kenapa serempong ini.
Pulang sekolah juga. Kenapa nasibnya masih berlanjut? Zifan,abangnya dia benar-benar tidak menjemput Zira. Arva sempet mengajaknya pulang bareng,tapi Zira ingin menyudahi masalahnya dengan dia. Arva ngotot untuk Zira pulang dengannya,dan Zira juga kekeh Tidak mau berurusan dengannya lagi. Dengan akhirnya Zira tidak pulang dengan Arva,dia naik taxi.
Tapi itu masih berlanjut gays,di tengah-tengahnya perjalanan, ada sebuah motor sport merah menghalangi jalannya. Zira yakin itu bukan motor Arva,dia tau motor Arva hitam bukan merah.
Seorang lelaki berbadan kekar dengan pakaian serta hitam turun dari motornya,dia menghampiri Zira, laki-laki itu berhasil membawa Zira keluar dari mobil dengan paksa. Tentu saja Zira takut. Zira tidak mengenal laki-laki itu,dia setia memakai helm nya.Tapi untunglah ia selamat atas bantuan Arva. Dia yakin Arva pasti mengikutinya.
Dan alhasil Zira pulang dengannya,ia sempat dapet sedikit ceramah dari laki-laki itu,tapi entah kenapa Zira hanya bisa menunduk tanpa membalas ucapannya. Ah hari ini rasanya dunia sedang tidak berpihak padanya.°°°
"Heh bos Lo kenapa?dari tadi ngelamun Mulu?bangkrut Lo?" Ucap Iqbal yang berada di depan Arva.
Arva hanya menatap sekilas,pikirannya hanya ada bayang-bayang perempuan itu.
"Kenapa?" Tanya Alan, dia tau pasti ada sesuatu dengan Arva,dia sudah bersahabat dengan Arva sejak menginjak sekolah menengah (SMP),jadi pasti dia tau segalanya tentang Arva.
Beda hal nya dengan dua curut itu,Arva mengenal Iqbal dan Edwin pas mereka memasuki sekolah SMA."Halah beda lagi kalo Alan yang nanya,langsung di jawab." Ucap Edwin sinis.
"Tadi pulang sekolah..."
Flashback on
Setelah bel pulang bunyi,seluruh siswa berhamburan keluar kelas.
Setibanya Arva di parkiran,ia sudah siap dengan motornya. Saat ia akan melaju, tatapan Arva teralihkan dengan manik mata hitam yang tak asing dengannya. Wanita itu,wanita itu yang berhasil membuyarkan pikirannya hari ini.Arva turun dari motornya,dia melangkah menghampiri perempuan itu.
"Ayo gue antar pulang." Ajaknya.
Zira hanya diam, terus memperhatikan Arva,dia mengerutkan keningnya,apa orang itu tidak puas menjadikannya bahan omongan,dan lihatlah dia kembali menjadi topik utama. Ya walaupun ucapan mereka tidak banyak yang menyakiti hatinya,tapi yang jadi masalah,dia murid baru,dan dia Tidak sepenuhnya mengenal Arva.
"Kenapa diem?"tanyanya lagi
"Gak,gue pulang sendiri aja." Tolak Zira
"Gue udah janji sama Abang Lo bakal nganter pulang."
"Gue bisa sendiri." Zira melangkahkan kaki nya keluar gerbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARVABAS
Teen Fiction[TIDAK DI LANJUTKAN] {Follow dulu sebelum membaca.} Tentang seorang Arvabas Ferdinand Argam. Akhir-akhir ini namanya melambung tinggi, siapa yang tidak mengenal seorang Arva, terlebih sekarang jabatannya sebagai ketua dari geng Rednek. Menjadi ketu...