Jangan rela menjadi payung untuk orang
Yang menjadi hujan, intinya jangan
Melindungi orang yang
Menyakitimu.-Alan Dervanna-
°°°
"Huh.. kenapa waktu cepet banget si? Padahal baru aja kemaren libur,sekarang udah masuk lagi." Omel seorang gadis yang sedang melewati anak tangga.
"Heh ngomong Ama sapa Lo?!" Teriak laki-laki dari arah meja makan.
"Ngomong sama pocong." Balasnya sewot
"Adek siapa si Lo?ngeselin banget.!" Ucapnya tak kalah sewot
"Adeknya bang Zidan lah." Zira menarik kursi yang berada di depan Zifan.
Zifan menatap Zira dengan tatapan tajam. Zira hanya mengangkat bahunya bodo amat.
Seolah tak terima dirinya tidak di anggap,Zifan dengan senang hati semakin menjaili adiknya.
"Oke,mulai sekarang Lo gak gue anter ke sekolah." Ancamnya
Zira melirik sekilas pada Zifan. "Yaudah tinggal bilang bang Zidan." Ia malah mengancam balik.
"Sono bilang,Lo kan gak nganggep gue,yaudah ngapain gue repot-repot nganterin Lo?"
"Dih ngambek kaya anak perawan." Zira tertawa melihat kekesalan dari wajah abangnya.
"Awas aja Lo.."
Belum sempat menyelesaikan ucapnya,seorang laki-laki datang dengan pakaian kerjanya.
"Ada apa sih bukanya cepet sarapan, malah ribut-ribut." Ucapnya dengan duduk di sebelah Zira.
Zira tersenyum pada Zifan,dan tentu Zifan melihat itu. Dia sedikit was-was dengan gerak-gerik Zira.
"Bang nanti anterin Zira ya ke sekolah." Zira menghadap pada Zidan
Zidan pun menatap kearah Zira. "Kan Ada Zifan!"
"Oh itu,bang Zifan katanya udah gak mau nganter-nganter Zira lagi." Zira menunduk memainkan kuku-kukunya.
Zidan menatap kearah Zifan. Sudah di pastikan wajah Zifan mendadak menjadi pias.
Sama dengan Zira,ia menatap kearah Zifan. Zira menjulurkan lidahnya, membuat Zifan menatapnya tajam.
"Gak gi.."
"Kenapa?mau ngeles Lo?"ucap Zidan dengan datar tapi penuh penekanan.
"Ck, kenapa Lo senyum-senyum gitu?" Zifan menatap Zira sinis
Zira memajukan bibirnya cemberut,dengan tangan menarik baju Zidan.
"Yaudah gue yang nganterin" Zidan mengusap rambut Zira.
"Dan Lo.." Zidan menatap Zifan "hari ini Lo gak dapet uang jajan."
Mata Zifan membulat,ia ingin protes tapi takut malah makin menjadi-jadi. Awalnya ia yang akan menjaili Zira,tapi kenapa ia juga yang kena,dan adiknya ini sangat-sangat menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARVABAS
Teen Fiction[TIDAK DI LANJUTKAN] {Follow dulu sebelum membaca.} Tentang seorang Arvabas Ferdinand Argam. Akhir-akhir ini namanya melambung tinggi, siapa yang tidak mengenal seorang Arva, terlebih sekarang jabatannya sebagai ketua dari geng Rednek. Menjadi ketu...